Gereja Kuno Di Bawah Iznik Turki Ditemukan



Gereja Kuno Di Bawah Danau Iznik Ditemukan

Cahayakristus7.blogspot.com- Jakarta - Sebelum kemunculan Islam, Turki bukanlah “Negara seribu kubah.” Wilayah Anatolia dikuasai oleh Kekaisaran Byzantium atau Romawi Timur dan menjadi salah satu pusat peradaban kekristenan, selain Roma, Yerusalem, Antiokhia, dan Alexandria, sehingga dapat dikatakan “Negara seribu Salib.” Salah satu gereja kuno yang pernah ada akhir-akhir ini ditemukan oleh arkeolog. Reruntuhan gereja kuno tersebut dibangun pada tahun 390 Masehi seperti dilansir dari Live Science. Lokasi gereja itu tersembunyi di bawah Danau Iznik, yang berjarak sekitar 140 kilometer dari Istanbul. 

Gereja ini ditemukan tahun 2014 oleh Mustafa Sahin, seorang kepala departemen arkeologi Bursa Uludag University. Ia menemukan setelah mempelajari foto-foto udara daerah Danau Iznik yang dimiliki petugas Surveyor pemerintah. “Ketika pertama kali melihat gambar udara danau, saya sangat terkejut untuk melihat struktur bangunan gereja begitu jelas terpampang,” ujar Mustafa kepada Live Science. Padahal saya melakukan survei lapangan di Iznik sejak 2006 dan saya belum pernah menemukan struktur indah seperti itu,” lanjut dia. Reruntuhan gereja berada tiga meter di bawah air danau dan berjarak sekitar 50 meter dari pesisir Danau Iznik. Arkeolog menduga gereja tersebut memiliki gaya Romawi, basilika yang dibangun di pesisir danau pada tahun 390 Masehi. Sebelumnya Iznik dikenal dengan nama Nicea, sedangkan Istanbul dikenal dengan nama Konstantinopel. 





Gereja kuno itu diperkirakan tenggelam pada tahun 740 Masehi, ketika terjadi gempa bumi. Mustafa Sahin dan Alinur Aktas, Walikkota Bursa, berencana untuk menjadikan situs gereja sebagai museum bawah air pertama di Turki. Semua temua situs gereja akan dipamerkan dalam museum tersebut, seperti dilansir dari Daily Sabah.  Selain itu, Museum juga memberikan fasilitas kepada pengunjunga untuk menyelam, menjelajahi situs gereja siang dan malam. Selain itu dilengkapi dengan menara setinggi 20 meter agar pengunjung bisa melihat reruntuhan gereja dari pesisir danau.  
Sejak 2015, Mustafa Sahin dan tim telah menggali situs gereja itu. Danau dipenuhi oleh ganggang sehingga mengganggu penglihatan para penyelam dalam melakukan penggalian. Oleh sebab itu tim arkeolog menggunakan alat penyedot untuk membawa hasil galian ke pesisir danau. Setelah itu mereka melakukan pencarian artefak dengan cara mengayak hasil galian.  Mustafa Sahin mengatakan bahwa mereka telah menemukan kuburan yang terletak di bawah altar. Selain itu ditemukan pula koin-koin kuno dari zaman kekuasaan Kaisar Romawi Valens (364 M hingga 378 M). Selanjutnya, ditemukan juga koin dari masa kekuasaan Kaisar Valentinus II (375 M hingga 392 M). Berdasarkan penemuan itu, tim Arkeolog menyimpulkan bahwa gereja dibangun setelah tahun 390 Masehi. Gereja diduga didedikasikan kepada St. Neophytos, yang dieksekusi oleh Kaisar Diocletian pada tahun 303 Masehi.



Selain temuan gereja, Mustafa Sahin menjelaskan bahwa ada temuan kuil pagan. Menurutnya, gereja itu dibangun di atas kuil pagan yang menyembah Dewa Apollo dan dewa Matahari. Berdasarkan catatan sejarah, Kaisar Commodus (180 Masehi-192 Masehi), pernah membangun kuil penyembahan Apollo di Nicea yang terletak tidak jauh dari benteng kota pada masa itu. 











Pastor itu Pendeta atau Pendeta itu Pastor?

Pastor itu Pendeta atau Pendeta itu Pastor?

cahayakristus7.blogspot.com- Jakarta - Saya terbangun dan melihat inbox. Ada salah seorang sahabat bertanya soal tulisan dari Seword yang kontroversial atau tidak bisa diterima secara kebiasaan di Indonesia. Ya membutuhkan wawasan yang lebih untuk seorang penulis. Hal ini terutama saya sampaikan kepada penulis Seword.

Benarkah Pastor pemimpin agama Katolik dan pendeta pemimpin agama Protestan? Dalam konteks Indonesia saya berani mengatakan Ya, benar.

Tulisan dari Seword mengatakan bahwa kata Pastor ada sejak jaman Hindu/Budha. Sama sekali tidak tepat. Istilah pastor tidak ada dijaman agama Hindu/Budha. Yang ada istilah pendeta/pandita. Sedangkan kata pastor berasal dari bahasa Inggris yang artinya gembala.

Sederhana, di Indonesia biasanya diasumsikan bahwa kata pastor dipakai untuk pemuka agama Katolik, sementara pendeta untuk pemuka agama protestan. Hal ini sudah menjadi kebiasaan, sehingga akan aneh bagi banyak orang jika ada pendeta dipanggil pastor atau pastor dipanggil pendeta.

Berbeda dengan negara lain, misalnya Malaysia menggunakan kata pastor untuk pemuka agama Protestan, sedangkan Paderi untuk pemuka agama Katolik. Malahan dalam konteks Malaysia tidak ada yang aneh jika pendeta (Konteks Indonesia) dipanggil pastor (konteks Malaysia).

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata pendeta pada mulanya berasal dari agama Hindu yang kemudian dipakai untuk pemuka agama Protestan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pemakaian kata Pastor dalam Kristen Protestan terutama di Indonesia adalah sebuah kemajuan kembali kepada makna awal.

So, karna kita tinggal di Indonesia maka harus mengikuti kaidah penamaan pemimpin umat tiap agama, agar masyarakat tidak bingung. Pastor untuk pemimpin agama Katolik dan pendeta untuk pemimpin agama Protestan.


Ajaran Sesat Doketisme


Ajaran Sesat Doketisme

cahayakristus7.blogspot.com- Jakarta- Doketisme berasal dari bahasa Yunani dokein yang artinya tampak atau kelihatan. Alian tersebut muncul pada pertengahan hingga akhir abad kedua masehi. Aliran ini menganggap bahwa Yesus hanya kelihatan saja seperti manusia, tetapi bukan manusia sejati. Menurut penganutnya Yesus di dalam segala aspek hanya ilusi. Meskipun kelihatan seperti manusia, namun ia hanya seolah-olah menjadi manusia. Dengan demikian Yesus dipandang tidak memiliki tubuh insani dan ia hanya roh yang menunjukkan diri-Nya kepada manusia. Mereka berpandangan bahwa juruselamat tidak mungkin menderita. Oleh sebab itu mereka menganggap penderitaan Yesus hanya dongeng. Selain itu, Yesus menderita di atas kayu salib hanyalah tampaknya. Sebab Yesus tidak mungkin merasakan penderitaan.

Bantahan Alkitab dan Bapa Gereja
Setidaknya ada 3 kriteria antikristus menurut1 Yohanes 2:18-27, yaitu menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, menyangkal Bapa dan Anak dan, menyangkal bahwa Yesus pernah datang sebagai manusia. Selain itu, St. Policarpus (69 Masehi) berkata, “ Barangsiapa tidak mengakui bahwa Kristus telah datang dalam daging, maka ia adalah antikristus; dan barangsiapa tidak mengakui rahasia salib, maka ia adalah jahat dan ia yang berpegang pada firman Tuhan menurut keinginannya sendiri. Barangsiapa berkata bahwa tidak ada kebangkitan dan penghakiman, maka ia adalah anak sulung iblis. “ Dengan demikian ajaran Doketisme bertentangan dengan iman Kristiani yang diajarkan oleh Para Rasul turun-temurun.
Referensi  
D.F. Wright, “Docetism,” in Ralph P. Martin and Peter H. Davids (eds.), Dictionary of the Later New Testament and Its Developments (Downers Grove, Illinois: IVP, 1997), 306-309.J.G. Davies, “The Origins of Docetism,” in F.L. Cross (ed.), Studia Patristica VI (Berlin: Akademie Verlag, 1962), 13-55. 
Adolph Harnack, History of Dogma, trans. Neil Buchanan (7 vols.; Eugene, Oregon: Wipf and Stock Publishers, 1997), 1.260. 
J.N.D. Kelly, Early Christian Doctrines (5th ed.; New York: Harper and Row, 1978), 141.

Penulis: Silvester Detianus Gea