Maria Elizabeth Indrijabudi, Malang. [Penanya]
Pertama, ketika dikatakan bahwa Nabi Elia meramalkan tiga tahun kelaparan (1 Raj. 18:1), bahwa Josia memerintah selama 31 tahun (2 Raj. 22:2), bahwa Betany terletak tiga kilometer dari Yerusalem, angka-angka ini menunjukkan kuantitas, bukan simbol. Kalimat-kalimat ini tidak membingungkan teetapi bisa dimengerti apa adanya. Inilah arti pertama penggunaaan angka.
Kedua, angka juga mempunyai arti simbolis, yang berarti tidak sekedar merujuk kepada kuantitas, tetapi menyampaikan pesan lain yang melampaui kuantitas atau jumlah. Bangsa Semit seringkali menggunakan angka dengan arti simbolis untuk menyampaikan gagasan, pesan atau kode tertentu.
Angka tujuh adalah contoh yang paling terkenal diantara semua simbol. Angka tujuh berarti kesempurnaan. Ketika Yesus menyuruh Petrus memaafkan tujuh puluh kali tujuh kali, berarti memaafkan harus dilakukan sampai sempurna, taka da batasan. Angka tujuh merujuk kepada kesempurnaan dan digunakan baik untuk yang baik maupun yang jahat. Mengusir tjuh roh jahat dari Magdalena berarti menyembuhkan penyakit atau dosa yang sempurna kejahatannya.
Karena merujuk kepada kesempurnaan, angka tujuh seringkali dikatakan dalam hal-hal yang berkaitan dengan Allah. Kitab Wahyu menggunakan angka tujuh ini sebanyak 54 kali untuk secara simbolis merujuk kepada kenyataan ilahi, misal tujuh Gereja di Asia, tujuh roh pada Takhta Allah, tujuh terompet, tjuh tempat lilin, tujuh tanduk, tujuh mata Domba, tujuh Guntur, tujuh penyakit sampar, tujuh cangkir yang tertumpah. Angka tujuh ini adalah simbol kesempurnaan, dan salah jika dimaknai sebagai kuantitas.
Contoh lain angka 12, yang berarti terpilih atau pilihan. Kita berbicara tentang 12 suku Israel, meskipun kenyataannya terdapat lebih dari 12. Ungkapan ini menunjukkan bahwa mereka adalah suku pilihan Allah. Dalam Perjanjian Lama, para nabi dikelompokkan menjadi 12 dalam arti ini. Yesus mempunyai 12 rasul, meskipun terdapat lebih dari jumlah itu. Bahkan ketika Yudas berkhianat dan tidak lagi termasuk dalam bilangan mereka, para rasul yang tersisa tetap disebut 12 rasul, artinya mereka yang terpilih. Yesus menyatakan bahwa Dia mempunyai 12 pasukan malaikat (Mat. 26:53). Kitab Wahyu berbicara tentang 12 permata yang menghiasi mahkota Sang Wanita, 12 pintu Yerusalem, 12 Malaikat dan 12 buah dari pohon kehidupan.
Ketiga, angka-angka dalam Kitab Suci juga bisa mempunyai arti Gematris, yang khas (+budaya Ibrani dan Yunani. Gematris merujuk kepada jumlah yang tersusun nilai-nilai dari alphabet yang digunakan. Misal huruf a bernilai 1, huruf b bernilai 2, dan seterusnya. Maka, jumlah nilai itu mempunyai makna baru. Misal dalam Kej. 14:14 angka 318 bukanlah kuantitas atau simbolis, melainkan gematris. Angka ini diperoleh jika kita menjumlahkan nilai-nilai huruf Ibrani dari nama Eliezar, yaitu ahli waris Abraham, yaitu E (=1)+L (=30)+I (=10)+E (=70)+L(=7)+R(=200)=318. Angka ini berarti bahwa Abraham maju perang bersama seluruh ahli waris, yaitu bahwa seluruh keturunannya akan selalu lebih besar daripada musuh mereka.
Angka 666 (Why 13:18) juga adalah angka gematris Kaisar Nero dalam bahasa Ibrani, yaitu N (=50)+R (=200)+W (=6)+I (=50)+Z (=100)+S (=60)+R (=200)=666. Jadi bilangan 666 itu menunjuk kepada Kaisar Nero. Contoh lain, dalam Kitab Bilangan dikatakan bahwa orang Israel yang meninggalkan Mesir berjumlah 603.550 orang laki-laki dan belum termasuk wanita, orang lanjut usia dan anak-anak. Jika semua dihitung, maka diperkirakan sekitar tiga juta orang keluar dari Mesir. Padahal pada saat itu, jumlah orang Israel tidak pernah sebanyak itu. Angka itu diperoleh secara gematris dari ungkapan “seluruh keturunan Israel” dalam bahasa Ibrani dan jumlah nilainya ialah 603.550.
Konsultasi Iman “Majalah Hidup-Mingguan Katolik, 25 tahun ke 70- 19 Juni 2016” hlm. 14, oleh Petrus Maria Handoko CM, Imam Kongregasi Misi, Doktor Teologi Dogmatik Universitas Gregoriana Roma.
EmoticonEmoticon