MENGUAK INJIL-INJIL RAHASIA

Menguak Injil-Injil Rahasia
Tulisan ini boleh dikatakan merupakan ringkasan/resensi dari buku ‘Menguak Injil-injil Rahasia’ yang ditulis oleh Romo Deshi Ramadhani, diterbitkan oleh Penerbit Kanisius, tahun 2007.

Kitab Suci orang Kristen yang  biasa disebut Alkitab adalah kebenaran mutlak bagi orang Kristen. Ia merupakan suatu identitas yang melekat pada umat ini. Hubungan antara orang Kristen dan Alkitab itu adalah seperti antara umat Islam dengan Al Quran, Negara Indonesia dengan mata uang Rupiah, atau antara Negara Indonesia dengan bahasa Indonesia. Dengan kata lain keduanya tak terpisahkan. Apalagi bagi umat Kristen, sepertinya, Alkitab merupakan DNA yang mengandung kode genetik dirinya.

Memang pada sekitar abad ke-4 sangat marak dengan ditemukannya banyak sekali injil-injil atau tulisan-tulisan suci yang lain dari yang diakui oleh jemaat Kristen. Dengan itu berkembang pula bidat-bidat dengan ajaran-ajarannya yang sesat, yang mau menumpang nama Kristen. Situasi ini mirip sekali sebuah negara yang sedang dibanjiri dengan uang palsu. Tentu saja tujuan dari semua itu adalah untuk mencegah orang luar untuk masuk memeluk iman Kristen yang benar, dan juga untuk membingungkan umat Kristen dan menghancurkan pesan suci. Situasi tersebut kemudian dapat dikendalikan dengan melalui penegasan para Bapa Gereja mengenai kanon Alkitab yang benar. Antara lain melalui Konsili Nicea yang terkenal itu.

Gereja Katolik atas kuasa Paus Roma telah mengkanonkan Kitab Suci.
Di bawah kepemimpinan Paus ke-37, St. Damasus I (366-384), dengan kuasa infallible (tidak dapat salah), Paus Roma menentukan kitab-kitab yang dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci dan membuang beberapa kitab untuk tidak dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci. Demikianlah umat Kristen menjadi yakin bahwa Alkitabnya yang digunakan sekarang sesuai dengan iman Gereja perdana.

Jangan terkejut! Demikianlah fakta sejarah. Ada RATUSAN Injil. Hanya 4 yang diakui oleh GEREJA. Mengapa?
Daftar kitab-kitab yang DITERIMA oleh Paus St. Damasus I untuk dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci antara lain :
Injil Matius
Injil Markus
Injil Lukas
Injil Yohanes
- Kisah Para Rasul
- Surat Paulus kepada jemaat di Roma
- Surat Paulus kepada jemaat di Korintus 1
- Surat Paulus kepada jemaat di Korintus 2
- Surat Paulus kepada jemaat di Galatia
- Surat Paulus kepada jemaat di Efesus
- Surat Paulus kepada jemaat di Filipi
- Surat Paulus kepada jemaat di Kolose
- Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika 1
- Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika 2
- Surat Paulus kepada Timotius 1
- Surat Paulus kepada Timotius 2
- Surat Paulus kepada Titus
- Surat Paulus kepada Filemon
- Surat kepada orang Ibrani
- Surat Yakobus
- Surat Petrus 1
- Surat Petrus 2
- Surat Yohanes 1
- Surat Yohanes 2
- Surat Yohanes 3
- Surat Yudas
- Wahyu kepada Yohanes

Selain injil-injil kanonik yang tercantum dalam alkitab Perjanjian Baru seperti Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, sebetulnya terdapat lebih dari 300 Injil yang berbeda yang tersebar di masing-masing Gereja tanpa diketahui siapa penulisnya. Ada banyak injil dan surat-surat yang dimusnahkan dan dibakar oleh gereja perdana. Gereja Katolik melarang keras para jemaat mengetahui dan membaca injil-injil tersebut karena tidak sesuai dengan iman katolik sebagai gereja perdana. 

Daftar kitab-kitab yang DITOLAK oleh Paus St. Damasus I untuk dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci antara lain :
Injil Thomas
Injil Maria Magdalena
Injil Masa Kecil Yesus menurut Thomas
Injil Masa Kecil Yesus menurut Yakobus
Injil Petrus
Injil Bartolomeus
Injil Nikodemus
Injil Nazorean
Injil kaum Ebionit
Injil Filipus
Injil Ibrani
Injil Andreas
Injil Apelles
Injil Barnabas
Injil Basilides
Injil Bardesanes
Injil Eva
Injil Fayum
Injil Yakobus Kecil
Injil Yudas Iskariot
Injil Marcion
Injil Mani
Injil Maria
Injil Matias
Injil Thaddeus
Injil Titan
Injil Pseudo-Matius
Injil Rahasia Markus
Injil Valentinus
Injil Scythianus
Injil Hesychius
Injil Encratites
Injil Cerinthus
Injil Dua Belas
Injil Empat Wilayah Surgawi
Injil Hidup
Injil Kesempurnaan
Injil Kebenaran
Injil orang-orang Mesir
- Kisah Petrus dan Kedua belas Rasul
- Kisah Andreas
- Kisah Yohanes
- Kisah Thomas
- Kisah Paulus
- Dialog Sang Penyelamat
- Peribahasa Yesus
- Ajaran Yesus Kristus
- Ajaran Duabelas Rasul
- Rahasia dari Yohanes
- Konstitusi Kerasulan
- Keturunan Maria
- Pertanyaan dari Maria
- Apokrifa Yakobus
- Apokrifa Yohanes
- Khotbah Petrus
- Surat Abgar
- Surat Barnabas
- Surat Clement
- Surat Clement kepada jemaat di Korintus 1
- Surat Clement kepada jemaat di Korintus 2
- Surat Clement untuk kegadisan
- Surat Clement kepada Yakobus
- Surat Ignatius
- Surat Paulus kepada jemaat di Leodicea dan Alexandria
- Wahyu kepada Paulus
- Wahyu kepada Yakobus 1
- Wahyu kepada Yakobus 2
- Wahyu kepada Petrus

Kitab-kitab tersebut ditolak karena tidak sesuai dengan Tradisi Suci dan Magisterium Gereja Katolik. Dengan infalibilitas Paus Roma maka kitab-kitab tersebut dinyatakan sebagai bidaah (sesat) dan tidak layak untuk dibaca oleh umat kristen gereja perdana. Menarik bahwa orang-orang Kristen non-Katolik tidak menolak atau mempertanyakan otoritas dan karya Paus St. Damasus I ini. Dengan kata lain, mereka menerima bahwa Paus St. Damasus I adalah infallible (tidak dapat salah) dalam menentukan kitab-kitab dalam Kanon Kitab Suci.

Inilah dasar bahwa Magisterium Gereja Katolik kebal terhadap kesalahan (infalibilitas).
"Ciri tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di Roma, kepala dewan para Uskup, berdasarkan tugas beliau, bila selaku gembala dan guru tertinggi segenap umat beriman, yang meneguhkan saudara-saudara beliau dalam iman, menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif. Sifat tidak dapat sesat, yang dijanjikan kepada Gereja, ada pula pada Badan para Uskup, bila melaksanakan wewenang tertinggi untuk mengajar bersama dengan pengganti Petrus" (LG 25) terutama dalam konsili ekumenis. Apabila Gereja melalui Wewenang Mengajar tertingginya "menyampaikan sesuatu untuk diimani sebagai diwahyukan oleh Allah" (DV 10) dan sebagai ajaran Kristus, maka umat beriman harus "menerima ketetapan-ketetapan itu dengan ketaatan iman" (LG 25). Infallibilitas ini sama luasnya seperti warisan wahyu ilahi."
~ Katekismus Gereja Katolik 891
"Kebal Salah dari magisterium para gembala mencakup segala unsur ajaran, juga ajaran kesusilaan yang mutlak perlu untuk mempertahankan, menjelaskan, dan melaksanakan kebenaran-kebenaran iman yang menyelamatkan."
~ Katekismus Gereja Katolik 2051

Tidak ada Kitab Suci tanpa Gereja Katolik 
"Dalam tradisi apostolik Gereja menentukan, kitab-kitab mana yang harus dicantumkan dalam daftar kitab-kitab suci. Daftar yang lengkap ini dinamakan "Kanon" Kitab Suci. Sesuai dengan itu Perjanjian Lama terdiri dari 46 (45, kalau Yeremia dan Lagu-lagu Ratapan digabungkan) dan Perjanjian Baru terdiri atas 27 kitab. Perjanjian Lama: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-Hakim, Rut, dua buku Samuel, dua buku Raja-Raja, dua buku Tawarikh, Esra dan Nehemia, Tobit, Yudit, Ester, dua buku Makabe, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan, Yesus Sirakh, Yesaya, Yeremia, Ratapan, Barukh, Yeheskiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.Perjanjian Baru: Injil menurut Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, Kisah para Rasul, surat-surat Paulus: kepada umat di Roma, surat pertama dan kedua kepada umat Korintus, kepada umat di Galatia, kepada umat di Efesus, kepada umat di Filipi, kepada umat di Kolose, surat pertama dan kedua kepada umat di Tesalonika, surat pertama dan kedua kepada Timotius, surat kepada Titus, surat kepada Filemon, surat kepada orang Ibrani, surat. Yakobus, surat pertama dan kedua Petrus, surat pertama, kedua, dan ketiga Yohanes, surat Yudas, dan Wahyu kepada Yohanes."
~ Katekismus Gereja Katolik 120
Dari berbagai penjelasan di atas, kita lalu sampai pada kesimpulan logis bahwa: "Tidak ada Kitab Suci tanpa Gereja Katolik". Gereja Katoliklah yang mengadakan Kitab Suci, yang sekarang malah diklaim oleh banyak orang sebagai miliknya, dan lebih parah lagi jika mereka berani mengatakan bahwa mereka lebih benar dan lebih tahu tentang Kitab Suci daripada Gereja Katolik. Ini sungguh sebuah lawak yang tidak lucu.

Mengapa banyak sekali injil dan tulisan-tulisan yang DITOLAK oleh Gereja Katolik?
Menurut Pastor Deshi Ramadhani, SJ, kebanyakan dari tulisan-tulisan itu mengandung ajaran Gnostisisme, yang sangat bertentangan dengan ajaran Yesus Kristus. Bahkan juga dari uraian beliau tampaknya ada kemiripan antara Gnostisisme dengan ajaran New Age. Dan yang jelas, mereka bertentangan dengan semua agama samawi. Mari kita bedah kesesatan injil-injil tersebut satu persatu.

Injil Filipus
Injil Filipus melihat sakramen baptisan yang dilakukan kekristenan tidaklah benar. Baptisan yang sesungguhnya diperlukan adalah baptisan spiritual. Hal tersebut berkaitan juga dalam menentukan mana orang Kristen yang 'benar' dengan yang 'tidak benar'. Injil Filipus menyatakan: Banyak orang akan turun ke dalam air dan muncul ke permukaan kembali tanpa menerima apapun, namun mereka masih mengaku diri sebagai orang Kristen. Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik menekankan pentingnya sakramen baptis sebagai sarana keselamatan.

Di dalam kepercayaan Kristen, Yesus dipercaya lahir dari perawan Maria, namun di dalam InjilFilipus kepercayaan tersebut ditolak. Di dalam Injil Filipus dikatakan: "Tuhan tidak akan pernah berkata, 'Bapaku yang ada di dalam sorga', kecuali dia memiliki bapa di tempat lain. Dia hanya akan berkata, 'Bapaku'."

Ajaran penciptaan yang ditampilkan di dalam Injil Filipus sangat dipengaruhi pemikiran Gnostik. Dikatakan di dalam injil tersebut:
"Dunia ada karena sebuah kekeliruan. Karena dia yang menciptakannya ingin menciptakannya sebagai yang abadi dan tidak bisa mati. Ia tidak berhasil memenuhi dambaannya. Karena dunia tidak pernah abadi; dan juga, karena itu, ia yang membuat dunia juga tidak pernah abadi..."
Di sini terkandung ajaran Gnostik tentang dua allah, yang benar dan yang jahat, dan allah pencipta dunia adalah allah yang jahat.
Di dalam injil ini terdapat pandangan khas Gnostik tentang keterpilihan sebagian orang saja. Orang-orang yang dianggap sebagai orang benar adalah orang-orang yang mengetahui kebenaran, yakni para pengikut Gnostik. Hal tersebut dinyatakan melalui:
"Ada banyak hewan di dunia yang berwujud manusia. Ketika Allah mengidentifikasi mereka, kepada babi ia akan memberikan buah ek, kepada hewan ternak ia akan melemparkan gandum, dedak, dan rumput, dan kepada anjing-anjing ia akan melemparkan tulang. Kepada para budak, ia hanya akan memberi pelajaran-pelajaran dasar, namun kepada anak-anak ia akan memberi keseluruhan pelajaran."
Di sini, orang-orang Kristen disimbolkan sebagai budak-budak yang menerima pelajaran Allah dengan tidak lengkap. Para pengikut Gnostik disebut sebagai anak-anak yang telah menerima seluruh kebenaran.

Injil Basilides
Juga ada tulisan Basilides, seorang bidat yang hidup pada abad ke-2, yang menentang ajaran yang mengatakan bahwa Yesus telah menderita disalib. Menurut Basilides, Yesus  menyerahkan salibnya kepada Simon dari Kirene dan dengan suatu cara Yesus berhasil mengelabui mata semua orang ketika Yesus meminjamkan bentuk raganya kepada Simon. Pada saat penyaliban Yesus memandang kejadian itu sambil tertawa. Menurut Deshi Ramadhani kisah-kisah seperti ini juga ada dalam tulisan-tulisan yang lain yang bersifat Gnostik, seperti misalnya injil Filipus seperti yang disebutkan di atas.

Injil Masa Kecil Yesus menurut Thomas
Dalam kitab-kitab Injil yang diakui sejak semula, kehidupan Yesus Kristus pada masa kecil tidaklah banyak dicatat. Bahkan sejak umur 12 tahun sampai umur 30 tahun tidak ada catatan sama sekali mengenai kehidupan Yesus Kristus. Dalam injil-injil tertentu  ada banyak diceritakan kehidupan Yesus pada waktu masih kecil. Inilah yang disebut injil-injil Masa Kecil. Tetapi injil-injil itu mengandung banyak cerita yang terasa seperti dibuat-buat dan berlebih-lebihan, sehingga mirip dengan cerita-cerita dongeng.

Sebagai contoh dalam injil Masa Kecil menurut Thomas, diceritakan bahwa pada waktu masih kanak-kanak Yesus membuat 12 burung pipit dari tanah liat, dan kemudian ia menghidupkan burung-burung itu. Dalam injil ini ada kesan bahwa Yesus pada waktu kecil nakal, tidak mempunyai belas kasihan, ugal-ugalan, dan suka  membuat mukjizat sesuka hatinya. Misalnya ada dikisahkan seorang anak berlari dan menabrak bahunya, kemudian karena marah ia mengutuk anak tersebut, dan anak itupun jatuh dan mati.

Juga ada kisah semacam ini: Seorang anak terjatuh dari atap rumah dan mati, dan kemudian Yesus dituduh mendorongnya. Kemudian Yesus membangkitkan anak itu dari kematian  dan bertanya kepadanya apakah ia yang mendorongnya hingga jatuh mati. Juga ada mukjizat-mukjizat lain seperti membuat seorang anak menjadi kering, membawa air dengan jubahnya, dan lain sebagainya. 

Injil Masa Kecil Yesus menurut Pseudo-Matius
Ada orang yang mencatat salah satu dari injil-injil Gnostik itu menceritakan Yesus sudah bisa berbicara pada waktu masih bayi! Kisah yang lain menceritakan bagaimana Yesus pada waktu masih bayi selama perjalanan ke Mesir bersama orang tuanya tiba di sebuah gua. Tiba-tiba munculah banyak naga dari dalam gua itu. Maka Yesus yang masih bayi itu turun dari pangkuan ibunya dan berdiri. Kemudian naga-naga itu menyembah Yesus, dan sambil tetap menyembah merekapun mundur menjauhi mereka. Yesus yang masih bayi itu memerintahkan naga-naga itu untuk tidak melukai siapapun. Dan ia yang masih bayi itu berkata-kata dengan lancar kepada ayah ibunya. Ada juga kisah Yesus mengubah anak-anak menjadi kambing-kambing!

Dalam injil-injil yang diakui jemaat (kanonik), Yesus Kristus tidak pernah sembarangan membuat mukjizat. Ia membuat mukjizat seperlunya saja dan semata-mata hanya berdasarkan perintah Allah saja, bukan hanya atas izin Allah, apalagi dari kehendaknya sendiri. 

Dalam injil-injil yang ditolak itu sepertinya Yesus membuat mukjizat sesuka hatinya tanpa tujuan yang jelas sehingga terasa seperti dongeng yang dibuat-buat. Pendeknya injil-injil yang ditolak tersebut memang memiliki ‘rasa’ dan ‘aroma’ yang asing bagi kepekaan jemaat.

Injil Thomas
Dalam injil Thomas dikisahkan perkataan Yesus bahwa perempuan akan masuk surga jika ia menjadi laki-laki. Di sini kentara sekali ada persoalan serius mengenai gender. Perempuan diremehkan dengan mengatakan hanya laki-laki saja yang akan masuk surga!
114. Simon Petrus berkata kepada mereka, "Suruh Maria meninggalkan kita, karena perempuan tidak pantas mendapatkan kehidupan." Yesus berkata, "Lihatlah, aku akan membimbingnya untuk menjadikannya laki-laki, sehingga ia pun dapat menjadi roh yang hidup seperti kalian laki-laki. Karena setiap perempuan yang menjadikan dirinya laki-laki akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Ucapan 114 dalam Injil Tomas menggambarkan Yesus yang menolak kaum perempuan, dan karenanya, bersifat apokrif. Namun, harus diingat bahwa yang digambarkan mengatakan bahwa kaum perempuan tidak layak adalah Petrus, bukan Yesus, dan bahwa Yesuslah yang menegaskan bahwa Maria Magdalena, seorang perempuan, mempunyai hak untuk menerima ajaran-ajaran rohani.

Injil Tomas TIDAK dimasukkan ke dalam kanon Perjanjian Baru karena:
  • Isinya dianggap sesat.
  • Dianggap tidak otentik.
  • Tidak dikenal oleh para penyusun Kanon.
  • Dianggap dikalahkan oleh Injil-injil Naratif.
  • Tergolong dalam suatu cabang kekristenan yang berada di luar lingkaran Atanasius dari Alexandria yang dominan.
  • Penekanannya pada spiritualitas pribadi di luar Gereja dianggap anatema bagi kepentingan agama yang terorganisasi.

Injil Yakobus
Menggambarkan kelahiran dan masa kecil Maria serta perkawinannya dengan Yusuf. Bagian yang cukup panjang pasal 17-20 beralih fokus ke kelahiran Yesus, tidak lagi terpusat pada figur Maria sendiri (yang dikisahkan dalam pasal 1-16), sehingga bisa jadi bagian ini pun suatu tambahan editorial belakangan. Tetapi bagian tentang kelahiran Yesus ini juga memuat sebuah tema penting tentang diri Maria juga, karena di dalamnya dikisahkan tentang keperawanan Maria yang tak hilang kendatipun dia baru saja memperanakkan bayi Yesus, sebagaimana telah diuji oleh bidan Salome yang memasukkan jarinya ke dalam vagina Maria untuk memeriksa selaput daranya yang ternyata tetap utuh (19:18-20:2).

Kelahiran Maria digambarkan dalam dokumen ini sebagai suatu kelahiran yang suci dan ajaib, kelahiran yang terjadi karena Tuhan Allah menghendakinya. Anna, ibu Maria, digambarkan menyatakan dirinya sudah mengandung begitu baru bertemu dengan Yoakhim, ayahnya, yang, setelah sekian waktu berlalu, baru kembali dari pengasingan dirinya di padang gurun (4:1, 3, 9). Maria dikandung tanpa hubungan seksual sebelumnya antara Yoakhim dan Anna.

Selanjutnya ketika Maria dibesarkan, dalam tiga tahun pertama kehidupannya kesucian dirinya dijaga betul oleh kedua orangtuanya, termasuk juga kesucian semua makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Maria diberi tempat khusus yang disucikan sebagai kamar tidurnya. Pada usia satu tahun, dia menerima berkat dari para imam. Ketika dia diserahkan ke bait suci Tuhan pada waktu dia sudah berusia tiga tahun, Maria tinggal di situ di Ruang Maha Kudus dengan diberi makan oleh seorang malaikat Tuhan (PJ 13:7; 15:10), sampai dia memasuki usia dua belas tahun. Setelah berusia dua belas tahun, karena sudah mulai menstruasi, Maria harus meninggalkan bait suci Tuhan, dan mulai hidup di bawah naungan dan perlindungan Yusuf sebagai walinya, sementara Yusuf sendiri adalah seorang lelaki tua yang sudah menjadi duda dengan memiliki sekian putera dari isterinya sebelum dia bertemu dengan Maria dan menjadi wali perawan ini.

Sejauh ini konsep Imakulata menurut Injil Yakobus sesuai dengan Iman Katolik, tetapi dengan menyatakan bahwa Yusuf sudah memiliki beberapa putera sebelum bertemu dengan Maria, Injil Yakobus secara tak langsung menegaskan bahwa Bunda Maria dan Yusuf sama sekali tidak mendapatkan seorang anakpun. Ini sangat bertentangan dogma Gereja Katolik yang memandang saudara-saudara yang dimiliki Yesus (baik saudara lelaki maupun saudara perempuan) bukanlah saudara-saudara kandung Yesus, melainkan saudara-saudara sepupunya, menurut Injil Yakobus saudara-saudara lelaki yang dimiliki Yesus adalah saudara-saudara tiri, anak-anak Yusuf dari isteri terdahulunya.

Injil Maria Magdalena

Injil Maria Magdalena
Injil Maria Magdalena banyak membahas tentang tiga hal:
  1. Kematian sebagai akibat dari Demiurgos
  2. Kenaikan Yesus
  3. Kenaikan jiwa dalam pandangan gnostik
Ketiga tema utama tersebut diajarkan melalui percakapan antara murid-murid Yesus dan Maria Magdalena yang ditampilkan sebagai pemberi jawab atas pertanyaan murid-murid. Sebagian besar kitab ini juga menggambarkan diskusi antara Yesus yang bangkit dengan Maria Magdalena tentang kehidupan setelah kematian.

Tidak ada yang spesial dari kitab ini. Jumlah halaman yang ditemukan yang terlalu sedikit membuat para sarjana kesulitan mengetahui penekanan maupun konsistensi teologi dari kitab ini. Secara umum apa yang ditampilkan sangat mirip dengan tulisan-tulisan gnostik yang lain. Bagaimanapun, ada satu bagian yang mengundang kontroversi para sarjana.

Injil Maria 17:10 - 18:2
Tetapi Andreas menjawab dan berkata kepada saudara-saudara, “katakan apa yang ingin kalian katakan tentang apa yang telah ia (Maria Magdalena) katakan. Aku setidaknya tidak percaya kalau Juru Selamat mengatakan seperti itu, karena ajaran-ajaran itu jelas merupakan hal yang aneh”. Petrus menjawab dan mengatakan hal yang sama.
Ia menanyakan mereka tentang Juru Selamat: “apakah Ia sungguh-sungguh berbicara dengan seorang wanita tanpa pengetahuan kita dan tidak secara publik?
Akankah kita berpaling dan semua mendengarkan dia (Maria Magdalena)?
Apakah Ia lebih memilih dia daripada kita?”
Lalu Maria meratap dan berkata kepada Petrus, “Saudaraku Petrus, apa yang engkau pikirkan?
Apakah engkau berpikir bahwa aku sendiri telah memikirkan hal ini atau aku sedang berdusta tentang Juru Selamat?”
Lewi menjawab dan berkata kepada Petrus, “Petrus, engkau selalu temperamental. Sekarang aku melihat engkau menentang seorang wanita seperti musuh. Tetapi jika Juru Selamat membuat dia layak, akankah engkau sungguh-sungguh menolaknya?
Juru Selamat tentu mengenal dia sangat baik. Itulah sebabnya Ia mengasihi dia lebih daripada kita. Sebaliknya, biarlah kita malu dan memakai Manusia sempurna, berpisah sebagaimana Ia memerintahkan kita dan memberitakan Injil, tidak meletakkan hukum atau peraturan lain selain apa yang Juru Selamat katakan.

Teks di atas menyiratkan posisi Maria Magdalena yang lebih istimewa dibandingkan para rasul lain. Kontroversi seputar teks ini menjadi semakin mencuat seiring dengan penafsiran para sarjana liberal yang mengatakan bahwa untuk menyerang dominasi Maria Magdalena, Gereja Katolik (secara khusus Paus Gregorius I, tahun 591 M) kemudian menampilkan Maria Magdalena sebagai pelacur. Mereka berpendapat bahwa Gereja Katolik melakukan itu sebagai sentimen gender dan perebutan kekuasaan gereja.

Sebagaimana dalam tulisan Gnostik lainnya, kitab ini juga memiliki ungkapan-ungkapan yang simbolis dan misterius, tidak terkecuali Injil Maria Magdalena 17:10-18:21. Teks ini menggambarkan pertentangan antara Gereja Katolik (diwakili oleh Petrus) dan aliran minoritas lain (diwakili tokoh wanita Maria Magdalena). Seperti kebanyakan konsep gnostik, yang dianggap lebih hebat adalah sebagian kecil orang yang mendapatkan wahyu khusus secara rahasia.

Pemunculan Maria Magdalena sebagai orang yang terkemuka dalam kitab ini diduga para sarjana berhubungan dengan sebuah sekte Kristen yang dulu mungkin didirikan oleh atau memuja Maria Magdalena. Sekte ini mengekspresikan pemujaan tersebut dalam konsep gnostik. Kemungkinan besar hal ini berkaitan dengan konsep gnostik yang mengagungkan “hikmat” (sophia) yang ditampilkan sebagai figur feminin. Teks di atas juga tidak boleh diartikan sebagai indikasi adanya perebutan jabatan gerejawi. Kaum Gnostik menganggap diri sebagai penerima pengetahuan yang rahasia dari Kristus, sedangkan pengetahuan ini bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik yang menekankan penerusan  tradisi dari saksi mata.

Injil Petrus
Injil Petrus menyoroti peristiwa seputar pengadilan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Yang lain, misalnya ”Kisah Pilatus”, bagian dari ”Injil Nikodemus”, mengisahkan orang-orang yang terkait dengan peristiwa tersebut. Karena berisi keterangan yang tidak benar dan tokoh yang fiktif, teks-teks ini tidak dapat dipercaya. ”Injil Petrus” berupaya menggambarkan Pontius Pilatus sebagai sosok yang baik dan menceritakan kebangkitan Yesus secara berlebihan.

Injil Nikodemus
Injil ini merupakan injil "belas kasihan" yang isi pokoknya adalah laporan resmi pengasulnya Pilatus yang sebenarnya merupakan satu dari dua bagian Injil. Bagian yang kedua adalah Turunnya Kristus ke Neraka yang di dalamnya Yusuf dari Arimatea menggambarkan masuknya Kristus yang dahsyat ke Hades, membebaskan orang mati, dan penangkapan Iblis. Di antara dokumen-dokumen dan surat-surat yang dilampirkan dalam injil adalah Paradosis yaitu laporan penyerahan Yesus kepada orang Yahudi yang dilakukan oleh Pilatus. Injil Nikodemus merupakan salah satu dokumen yang paling dramatis dan menyentuh di awal kekristenan.

Injil Kebenaran
Injil Kebenaran yang terdapat dalam koleksi manuskrip Nag Hammadi, memberikan kesan bahwa berbagai gagasan Gnostik yang mistis berasal dari Yesus. Seorang pakar menyatakan bahwa injilini menggambarkan Yesus sebagai ”guru dan penyingkap hikmat serta pengetahuan, bukan juru selamat yang mati demi dosa dunia”. Hal ini bertentangan dengan iman katolik dimana  mengajarkan bahwa Yesus benar-benar mati sebagai korban untuk dosa dunia. (Matius 20:28; 26:28; 1 Yohanes 2:1, 2) Jelaslah, tujuan injil Gnostik adalah melemahkan, bukannya menguatkan iman. (Kisah 20:30).

Injil Yudas

Injil Yudas 
Dalam ”Injil Yudas”, Yesus menertawakan murid-muridnya yang kurang berpengetahuan. Hanya Yudas yang benar-benar mengerti keinginan Yesus. Jadi, Yesus secara pribadi memberi tahu Yudas ”rahasia-rahasia kerajaan”. Injil tersebut juga mengungkap bahwa Yudas sebenarnya pahlawan, rasul yang paling memahami Yesus, dan bahwa ia membantu kematian Yesus karena permintaan Yesus sendiri.

Injil Yudas menyatakan bahwa para rasul Yesus yang terkenal tidak memahami ajaran Yesus dan bahwa ada suatu ajaran rahasia dari Yesus yang hanya dimengerti segelintir orang pilihan. Injil itu diawali dengan kata-kata, ”Pernyataan rahasia yang diucapkan oleh Yesus dalam pembicaraan dengan Yudas Iskariot, selama delapan hari, tiga hari sebelum ia merayakan Paskah.”

Saat pembicaraan antara Yesus dengan Yudas, dikatakan bahwa Yudas Iskariot adalah murid yang dipercaya Yesus dan diberikan pengetahuan rahasia tersebut, serta mendapatkan perintah dari Yesus untuk menyerahkan Yesus supaya disalibkan. Murid-murid yang lain dipandang sebagai orang-orang yang salah memahami siapa Yesus, berbeda dengan Yudas yang mendapat pengetahuan rahasia dari Yesus tentang kefanaan raga dan kebakaan jiwa. Melalui peristiwa penyaliban, Yesus dapat terbebas dari tubuh ragawi yang fana dan jiwanya dapat kembali ke alam spiritual yang kekal bersama Allah, dan hal itu dimungkinkan melalui peran Yudas, sang murid istimewa. Hal ini sangat bertentangan dengan iman Gereja Katolik, dimana Yesus disalibkan untuk menebus dosa umat manusia.

Injil Barnabas

Injil Barnabas
Dalam Injil Barnabas diungkapkan tentang akan datangnya Rasul bernama Muhammad SAW, setelah Nabi Isa. Berikut ini isi Injil Barnabas yang menyebut tentang Nabi Muhammad :
"Yesus menjawab: `Nama sang Mesias adalah yang terpuji, karena Allah sendiri telah memberikan nama itu ketika Ia menciptakan jiwanya, dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: "Nantikanlah Muhammad; demi engkau, Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan begitu banyak makhluk, yang akan Aku serahkan kepadamu sebagai hadiah, sedemikian rupa sehingga barangsiapa memberkai engkau, dia akan diberkati, dan barangsiapa mengutuk engkau, ia akan dikutuk. Ketika Aku mengutus engkau ke dalam dunia, Aku akan mengutus engkau sebagai utusan keselamatan-Ku dan kata-katamu akan menjadi kenyataan, sedemikian rupa sehingga meskipun langit dan bumi akan gagal, imanmu tidak akan pernah gagal." Muhammad adalah namanya yang diberkati.' Kemudian khalayak itu mengangkat suara mereka, lalu berkata, `O Allah, utuslah kepada kami utusan-Mu: O Yang Terpuji, datanglah segera demi perdamaian dunia!'" (Barnabas 97:9-10)
Menurut salah satu versi dari Injil Barnabas:
'Kemudian imam itu berkata: "Dengan nama apakah Mesias itu akan dipanggil?" {Yesus menjawab} "Muhammad adalah namanya yang diberkati" ' (ps. 97).

Menurut salah satu versi dari Injil Barnabas, Yesus menyangkal bahwa dialah sang Mesias itu, dan mengklaim bahwa Mesias akan datang dari kalangan keturunan Ismael (yakni, Arab):
"Pada saat itu Yesus berkata: 'Engkau menipu dirimu sendiri; karena Daud di dalam Roh menyebutnya Tuan, dan dengan demikian berkata: "Allah berkata kepada tuanku, duduklah di sebelah kananku, sampai musuh-musuhmu kutaruh di bawah kakimu lawan-lawanmu pijakan kakimu. Allah akan mengirimkan tongkatmu sehingga engkau berkuasa di antara lawan-lawanmu." Bila utusan Allah yang engkau sebut Mesias adalah anak Daud, bagaimana mungkin Daud menyebutnya tuan? Percayalah padaku, karena sesungguhnya aku berkata kepadamu, bahwa janji itu telah dibuat dalam diri Ismael, bukan Ishak.'" (Barnabas 43:10)

Menurut Injil Barnabas, Yesus meramalkan dan menolak penyembahan dirinya sebagai Allah:
dan setelah mengatakan hal ini, Yesus memukul wajahnya dengan kedua tangannya, dan kemudian menutupi tanah dengan kepalanya, sambil berkata: "Terkutuklah barangsiapa yang memasukkan ke dalam ucapan-ucapanku bahwa aku adalah anak Allah"

dan setelah berkata demikian Yesus keluar dari Bait Allah. Dan rakyat mengagungkannya, karena mereka membawa semua orang yang sakit yang dapat mereka kumpulkan, dan Yesus setelah berdoa memulihkan kesehatan mereka: oleh karena itu, pada hari itu di Yerusalem tentara-tentara Romawi, melalui pekerjaan Setan, mulai menghasut rakyat, sambil berkata Yesus adalah Allah Israel, yang telah datang untuk melawat umat-Nya." (69:6)

Yesus menjawab: "Dan engkau; menurut engkau siapakah aku?" Petrus menjawab: "Engkau adalah Kristus, anak Allah". Lalu Yesus menjadi marah, dan dengan murka Yesus menegurnya sambil berkata: "Pergilah daripadaku, karena engkau adalah iblis yang berusaha membuat aku berdosa."

Yesus berkata lagi: "Aku mengaku di hadapan surga, dan meminta kesaksian dari semua yang hidup di muka bumi, bahwa aku adalah seorang asing bagi semua orang yang telah berkata tentang aku, yakni, bahwa aku lebih daripada seorang manusia biasa. Karena aku, yang lahir dari seorang perempuan, takluk kepada penghakiman Allah; yang hidup di sini seperti semua orang lainnya, sama-sama dapat mengalami penderitaan yang sama." (94:1)

Kemudian imam itu menjawab, dengan gubernur dan raja: "Jangan sesali dirimu, O Yesus, yang kudus dari Allah, karena pada masa kita pemisahan ini tidak akan ada lagi, karena kami akan menulis kepada senat Romawi yang suci dengan cara yang sedemikian bijaksana sehingga dengan dekrit kaisar tak seorangpun akan menyebut engkau Allah atau anak Allah." Kemudian Yesus berkata: "Kata-katamu tidak menghibur aku, karena ketika engkau mengharapkan terang, kegelapanlah yang akan datang; tetapi penghiburanku terdapat dalam kedatangan sang Utusan, yang akan menghancurkan setiap pandangan yang salah tentang aku, dan imannya akan menyebar dan akan menguasai seluruh dunia, karena demikianlah yang telah Allah janjikan kepada Abraham bapak kita." (97:1)

Semua sarjanawan kristen setuju bahwa injil Barnabas bukanlah kitab yang ditulis berdasarkan kebenaran, karena jelas kitab barnabas bukanlah berasal dari penulis atupun seorang yang berasal dari jemaat mula-mula dan jarak waktu penulisan kitab dan injil lainnya yang sangat jauh sedangkan injil barnabas baru ada di abad 16 dan ditulis oleh seorang moor Ibrahim al-Taybili di Tunisia yang notabennya ialah seorang muslim sehingga dapat dipastikan injil barnabas bukanlah sebuah kitab yang memuat konteks kebenaran jemaat mula-mula (palsu).

Injil-injil semacam itu akhirnya ditolak oleh Gereja Katolik karena tidak jelas siapa penulisnya, dan tidak dapat ditelusuri sampai dengan jaman para Rasul dan para saksi mata. Dan juga kisah-kisah itu terasa mengada-ada dan berlebihan.

St. Barnabas
Ikon St. Barnabas
Surat Barnabas
Surat Barnabas adalah sebuah traktat Kristen pseudonim yang ditulis di Aleksandria pada akhir abad pertama Masehi. Karangan ini berasal dari orang-orang Kristen Aleksandria yang berkebudayaan Yunani. Surat ini mencela nilai ketaatan harfiah terhadap hukum-hukum ritual Yahudi. Karya yang seluruhnya dalam bahasa Yunani ini terdapat pada Kodeks Sinaitikus. Untuk beberapa kalangan Kristen, karya ini tampaknya sangat mendekati batas kanon Perjanjian Baru meskipun tidak pernah benar-benar diterima. Dalam Surat Barnabas ini diusahakan untuk menunjukkan bahwa Perjanjian Lama hanya punya arti apabila dimengerti dari sudut pandangan Injil. Surat Barnabas merupakan kitab yang disebutkan banyak sekali pendeta gereja awal termasuk oleh Eusebius, Origenes, dan Jerome. Ada pendapat bahwa Surat Barnabas ini ditemukan dalam Suriah Sinaitik, versi Alkitab abad ke-4 CE. Meskipun tidak dikatakan dengan tegas, Surat Barnabas ini jelas-jelas menentang doketisme dan gnostis. Ignatius, Polikarpus bersama dengan Surat Barnabas melawan gnostis tetapi tidak berhasil mengalahkan gnosis.

Injil Marcion
Marcion adalah seorang uskup dalam gereja mula-mula di kota Sinope. Salah satu pemikirannya yang banyak memicu perdebatan adalah pemisahan radikal antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Teologi yang diajarkannya menganggap Allah dalam Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama di Alkitab Kristen) lebih rendah tingkatannya daripada Allah dalam Injil (Perjanjian Baru), karenanya Marsion menganggap bahwa Perjanjian Lama yang diwakili oleh Taurat tidak dapat disandingkan dengan Injil. Ajarannya diikuti oleh sejumlah orang dan disebut aliran Marsionisme. Ajaran ini ditentang oleh bapa-bapa gereja (antara lain Ireneus dalam karyanya "Melawan Ajaran Sesat") dan ia di-ekskomunikasi oleh Gereja Katolik Roma. Penolakannya atas kitab-kitab yang dianggap bagian Kitab Suci dalam gereja mula-mula menyebabkan gereja memulai penetapan kanon Alkitab.

Injil Kaum Ebionit
Ebionisme adalah sebuah sekte yang muncul di dalam komunitas orang-orang Kristen Yahudi. Muncul sekitar abad pertama atau pada awal kekristenan dan pengikutnya disebut kaum "Ebionit".Ebionit merupakan sekte di kalangan orang Kristen Yahudi yang muncul pada awal kekristenan. Kata "ebionit" berasal dari bahasa Ibrani, artinya miskin. Sekte ini berkembang di sebelah timur sungai Yordan. Ebionit mengajarkan bahwa Yesus hanyalah anak Maria dan Yusuf, yang pada waktu pembaptisan diangkat menjadi putera Allah dan dipersatukan dengan 'Kristus abadi', yang lebih tinggi dari malaikat agung, tetapi Yesus bukan Allah.

Menurut mereka, Kristus telah menjelma beberapa kali di dalam diri tokoh-tokoh seperti Adam. Hal ini menyebabkan pandangan mereka tentang Yesus hanyalah sebatas guru dan bukan penyelamat.Kelompok Ebionit menekankan bahwa hukum Taurat masih berlaku. Mereka mempertahankan hukum Sabat, pembasuhan sebelum berdoa, peraturan tentang makanan haram, dan melakukan sunat. Injil yang dipakainya hanyalah Injil Matius (tanpa bab 1 dan 2), yang mereka sebut sebagai injil ebionit atau 'injil menurut umat Ibrani'. Mereka menolak surat-surat Paulus dan menekankan hidup askese yang berat.
Mengapa Gereja Katolik memusnahkan injil-injil palsu? 
Demikianlah kita melihat dua arti dalam kata apokrif. Pertama, bagi mereka yang mengakui kebenaran tulisan-tulisan tersebut, apokrif memiliki arti positif. Artinya, tulisan-tulisan tersebut tersembunyi bagi orang kebanyakan, karena tulisan-tulisan ini berisi bahan yang terlalu dalam, terlalu sulit untuk dipahami oleh orang biasa. Kedua, sebaliknya, bagi mereka yang tidak mengakui kebenaran tulisan-tulisan tersebut, apokrif memiliki arti negatif. Artinya, tulisan-tulisan ini disembunyikan karena isinya memang dinilai sesat (heretis), palsu, tidak sesuai dengan ajaran Gereja yang resmi (Gereja Katolik).

Meskipun demikian, sejarah juga mencatat bahwa ada banyak tulisan yang dinilai sesat. Jemaat dilarang untuk membaca, menyimpan, atau menyebar-luaskan tulisan-tulisan semacam itu. Tulisan-tulisan ini dinyatakan tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Dalam arti inilah kita sekarang bisa berbicara tentang injil apokrif sebagai "injil yang disembunyikan" atau "injil yang dilarang" atau lebih tegas lagi "injil sesat". Maka meskipun arti kata apokrif sendiri pada dasarnya netral, kata tersebut menjadi berarti "sesat" atau" tidak resmi" ketika digunakan untuk menunjuk pada tulisan-tulisan yang dilarang oleh pemimpin Gereja.

Pada akhir abad kedua, St. Ireneus dari Lyon menulis bahwa orang-orang Kristen yang murtad memiliki ”sejumlah besar tulisan yang apokrif dan palsu”, termasuk injil-injil yang ”dikarang-karang oleh mereka sendiri, untuk membuat bingung orang-orang bodoh”. Karena itu, injil apokrifa akhirnya dianggap berbahaya untuk dibaca atau bahkan untuk dimiliki.

Dalam konteks perang melawan ajaran-ajaran sesat semacam inilah Gereja Katolik juga menyita banyak tulisan yang dinilai sesat. Banyak dokumen dirampas dan dibakar. Bahkan mereka yang masih menyimpannya bisa diseret ke pengadilan karena telah melakukan tindakan yang digolongkan sebagai sebuah tindak kriminal.

Dalam situasi semacam itu, mungkin, seorang rahib dari biara Santo Pakomius (292-349 M), melarikan buku-buku papirus yang dilarang tersebut dan menyembunyikannya di Nag Hammadi. Kondisi yang sangat kering dan tempat yang sangat tersembunyi itu memungkinkan buku-buku terlarang itu bertahan meskipun telah terkubur selama kurang lebih 1600 tahun.

Apakah kitab-kitab yang dikanonkan oleh Gereja Katolik adalah sudah pasti benar?
Di tengah kekacauan dan kebingungan tersebut, ada satu hal dasar yang penting untuk diperhatikan. Kriteria usia sebuah tulisan menjadi sebuah kriteria sangat penting untuk menentukan apakah tulisan itu bisa diterima sebagai tulisan iman atau tidak. Dengan demikian, tulisan-tulisan lain yang disusun selama abad pertama akan dipandang lebih memiliki wibawa atau otoritas daripada tulisan-tulisan yang disusun selama abad kedua. Dalam tulisan-tulisan yang lebih awal tersebut terlihatlah sebuah kriteria yang menentukan, yakni bahwa sebuah dokumen memang ditulis dengan maksud untuk menumbuhkan iman pembaca. Hal inilah yang ditegaskan dalam Yohanes 20:31, "semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya."

Dalam perjalanan sejarah, tulisan-tulisan itu melewati proses yang kurang lebih alamiah di dalam penggunaannya di kalangan Gereja perdana. Melalui pertemuan-pertemuan iman atau dalam perayaan-perayaan liturgis, orang mulai tahap demi tahap bisa membedakan mana tulisan-tulisan yang dirasa lebih cocok untuk iman mereka ketika itu, dan mana yang tidak. Proses seleksi tulisan-tulisan secara alamiah ini berjalan seiring juga dengan proses seleksi yang dilakukan oleh Paus Roma sebagai pemimpin Gereja perdana. Paus St. Damasus I dengan kuasa infallible (tidak dapat sesat dalam pengajaran iman dan moral) berperan untuk menilai tulisan-tulisan yang beredar itu sebagai tulisan yang benar sesuai dengan Iman Katolik atau tidak.

Ini adalah dasar bahwa Kitab Suci yang telah dikanonkan dijamin dari kesalahan (infalibilitas).
"Allah adalah penyebab Kitab Suci: Ia mengilhami pengarang-pengarang manusia: Ia bekerja dalam mereka dan melalui mereka. Dengan demikian Ia menjamin, bahwa buku-buku mereka mengajarkan kebenaran keselamatan tanpa kekeliruan."
~ Katekismus Gereja Katolik 136
Karena itu, perjuangan untuk memasukkan sebuah kitab/Surat dalam Kitab Suci sungguh memakan waktu dan pertimbangan yang matang dari sisi pewahyuan dan isinya yang mendukung perkembangan iman umat, seperti misalnya; Kitab Wahyu. Kitab ini awalnya tidak diterima oleh umat kristen perdana. Tapi hanya karena keputusan dari Paus Roma (bersifat infallible / tidak dapat salah) yang mempertimbangkan bahwa isi kitab ini dapat membantu umat dalam mengenal dan mengimani Allah, maka akhirnya Kitab Wahyu dimasukkan dalam Kitab Suci seperti sekarang ini. Kuasa Paus untuk menentukan ini berdasar pada Mat 28:20; "Ajarilah mereka tentang segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan, lihatlah, Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman." (kamu di sini adalah para rasul dibawa komando Petrus sebagai pemimpin resmi yang diangkat oleh Yesus).

Tulisan yang dialami sebagai tulisan yang sesuai dengan iman katolik akan terus digunakan, disalin, dan disebarluaskan. Sebaliknya, tulisan yang dirasa membingungkan atau menyesatkan, ditambah dengan pernyataan-pernyataan tegas dari para Bapa Gereja yang melawan kesesatan tulisan tersebut, akhirnya tidak lagi digunakan. Karena dirasa tidak begitu berguna, mungkin kemudian tidak disimpan dengan baik, tidak disalin, tidak disebarluaskan, atau bahkan dengan sengaja dibakar dan dimusnahkan. Meskipun demikian, pada kenyataannya, tidak semua tulisan tersebut telah sama sekali musnah ditelan sejarah. Sejumlah teks kuno tersebut akhirnya sampai juga kepada kita.

https://jakartaberdoa.wordpress.com/2010/12/03/kitab-nikodemus/
http://id.wikipedia.org/wiki/Marsion
http://id.wikipedia.org/wiki/Ebionisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Barnabas
http://www.bersatulahdalamgerejakatolik.com/2015/02/menguak-injil-injil-rahasia.html

11 comments

Jika para penulis Injil apokrif punya 'kelemahan'(isinya tdk msuk akal)sy anggap wajar karena manusia punya keterbatasan lalu tidak ikut dikanonisasi. Bgmn Yesus yg lapar,ketakutan,tdk tau musim buah Ara,tdk tau kiamat,disunat dsb. Bs diterima menjadi TUHAN. Harusnya ditolak dong,biar adil.

Seharusnya Injil Injil awal itu di telaah lebih dalam bukannya di musnahkan untuk mencari kebenaran bukankan di Injil Injil itu juga ada dalam alqur'an

For muslim: jika Paulus dan yg lainnya memalsukan ayat Alkitab atau perkataan TUHAN YESUS, maka rasul Yohanes yaitu yg masih hidup sampe umur 90+ akan membahas kesesatannya dan menentangnya, tapi gk ada toh????
Klo mengenai injil2 Apokrif ini, emg tidak 100% KEBENARAN, hrus di uji dulu sama seperti menguji roh-roh, byk yg diilhami oleh Iblis/para setan..

Yohanes dan barnabas berselisih dengan Saulus dandanemisahkan diri.
Itu juga seharusnya diteliti.
Ajaran saulus itu mengapa sampai berselisih pada 12 murid utama yesus. Sementara Bable sekarang didominasi oleh Saulus yg datang belakangan dandanengaku sebagai Rasul.

Menurut saya bahwa pendiri agama Kristen adalah Paulus. Karena dasar-dasar kekristenan berada di tangannya. Yesus mewajibkan umatnya untuk melakukan hukum Taurat agar masuk ke sorga namun Paulus mengatakan hukum Taurat tidak perlu lagi dilakukan. Yesus tidak pernah melarang wanita menjadi guru dan pemimpin namun Paulus melarang wanita menjadi guru dan pemimpin. Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dia akan mati disalib untuk menebus dosa namun Paulus mengatakan bahwa kematian Yesus disalib adalah untuk menebus dosa. Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dosa Adam diwariskan kepada keturunannya namun Paulus mengatakan sebaliknya. Yesus menyebarkan ajarannya hanya untuk bangsa Israil. Beliau juga melarang murid-muridnya untuk mengajar orang-orang di luar bangsa Israil.
Paulus mewajibkan kepada wanita agar ketika berdoa memakai tutup kepala. Bagi penentang perintah ini maka harus memotong rambut kepalanya. Akan tetapi perintah Yesus ini ditentang oleh ratusan juta wanita Kristen. Yesus mengaku tak dapat berbuat apa-apa bagi dirinya sendiri namun Pualus menyebut bahwa Yesus maha kuasa.Jadi mana yang benar?
Andaikan kekristenan tak ada Paulus maka sudah dipastikan ajaran Kristen hampir 90 persen sama dengan ajaran Taurat dan kitab para nabi.
Yang jelas kehadiran Paulus tidak dinubuatkan oleh para nabi sebelumnya.

Kasihan sebenarnya orang orang yg slalu mempersalahkan rasul paulus, di bilang pendiri gereja Kristen lah, penipulah dan banyak tuduhan yg negatif disemat kan ke rasul Paulus dgn catatan orang orang tersebut justru tdk pernah membacaatau kata kasarnya cm mendengar dr org org yg pd dasarnya memang pendusta. Shrsnya sblm anda atau siapapun menilai rasul Paulus shrsnya anda membaca sejarahnya dl, br anda bisa menggambil kesimpulan. pertanyaannya, apa untungnya buat rasul Paulus mendirikan agama Kristen, utk mencari harta(kekayaan) kah? Mencari popularitas (biar bisa memuaskan nafsu syahwatnya)? Atau mencari tahta(biar bisa berkuasa)? Nyatanya tdk satu pun tdk, justru rasul Paulus rela menderita sampai mati di pancung demi mempertahankan imannya. Ingat kawan mulut yg akan menghakim kita. Dasar dasar kekristenan yg di jabarkan oleh rasul Paulus tdk ada yg melenceng dan salah, semua bersumber dari kitab suci. Dan setiap kata yg di ucapkan rasul Paulus kalo memang itu dr kata katanya sendiri, rasul Paulus jujur berkata kalo itu kata kata dia,dan itu tdk memaksa, tapi kalo dijalani baik, tdk di jalani jg ga apa apa. dan kalo kata nkata yg terinsfirasi dr roh Kudus ia secara tegas mengatakan itu kebenaran. Saran saya ke temen temen yg suka menjust rasul Paulus, coba anda pelajari sejarahnya dl di perjanjian baru di kitab para rasul dan di surat surat paulus.stlah anda pelajari anda bisa menilai dia sperti apa?? Mulai dr mslh sunat, puasa dan ke tuhanan Yesus sampai mslh hukum taurat yg di jelaskan Rasul Paulus tdk ada yg menyalahi dan sesuai dgn apa yg di ajarkan oleh kitab suci dan rasul rasul lainnya.kalo ada kesalah pahaman antar rasul paulus dan para rasul khususnya Petrus ada penjelasannya di kitab kisah para rasul.

It is what it is. Semua orang boleh punya persepsi. Rasul Paulus boleh, santo Petrus boleh, dan kalian semua juga boleh.

nyimak aja

PENASARAN... ANDA INI LEBIH PERCAYA AJARAN PARA MURID YESUS ATAU DOGMA GEREJA???

Untung sy muslim andai kristen bingung 7 klling, yg muslin kitab cuma 1 versi aja bljar dari smp smpi punya cucu, arti sama tpi penafsiran yg banyak bagaikan mencari jarum dats jerami, makanya agama itu dicari kbnarannya dgn ijin Tuhan dan kita berdoa pasti jalan kebenaran akan ditunjukkan


EmoticonEmoticon