Dimana atau apakah Bunda Maria pernah dimakamkan tidak diketahui
dengan pasti. Paus Pius XII menyatakan pada 1 November 1950 di
Munificentissimus Deus dogma bahwa: "...setelah menyelesaikan tugasnya
di dunia, Perawan Maria diangkat jiwa dan raga ke dalam kemuliaan
surga". Jadi baik pandangan bahwa Bunda Maria pernah dimakamkan atau
langsung diangkat ke surga dapat diterima.Yesus berkata: "..... Aku akan
datang kembali dan membawa kamu ketempat-Ku, supaya di tempat di mana
Aku berada, kamu pun berada" (Yoh. 14: 3).
Wahyu bab 12 merupakan gambaran keberadaan Maria di surga dan
pengangkatannya ke surga merupakan pula gambaran masa depan kebangkitan
yang menanti murid murid Yesus yang setia. Kepercayaan pengangkatan
Maria ke surga bukanlah hal baru, dokumen Liber Requiei Mariae (Buku
perihal beristirahatnya Maria) dari abad 3 atau 4 menegaskan hal ini,
juga uskup St. Melito de Sardis. Ada yang mempercayai Maria wafat di
Ephesus tempat ia berdiam di masa tua bersama Yohanes, namun tradisi dan
tulisan apokrif terdahulu menyatakan Yerusalem sebagai tempatnya.
Tradisi menyatakan bahwa semua rasul, kecuali Thomas yang baru hadir 3
hari kemudian dari India, hadir saat Bunda Maria wafat. Ketika seorang
Yahudi mencoba menghalangi pemakaman dengan memegang erat keranda, kedua
tangan ini lepas dari tubuhnya. Tangan ini baru melekat kembali berkat
doa permohonan para rasul serta pertobatannya. Dalam tulisan "Kepergian Maria" (The Passing of Mary) yang dianggap berasal dari Jusuf dari
Arimathea, Rasul Thomas dianggap satu-satunya saksi pengangkatan Maria
ke surga dan Maria menjatuhkan tali ikat pinggangnya dari langit sebagai
bukti. Ketika atas permintaan Thomas makam Bunda Maria dibuka, ternyata
makam ini kosong.
St. Birgitta menyatakan bahwa saat kunjungannya di gereja Gethsemani,
Bunda Maria menampakkan diri padanya dan menyatakan kebangkitan dan
pengangkatannya ke surga pada hari ke-3. Gereja Makam Maria di Yerusalem
tersembunyi dibawah tanah yang ditinggikan di lembah Kidron dekat
Gereja Segala Bangsa dan Taman Gethsemani. Gereja bundar diatas makam
Maria yang ditemukan sekitar 455 mula-mula dibangun Mauritius Tiberius
(582 - 602) namun dihancurkan orang Persia tahun 614. Gereja ini
dibangun kembali dan seorang peziarah Armenia Arculf pada tahun 680
mencatat bahwa gereja ini terdiri dari dua tingkat. Di tingkat atas ada 4
altar dan bagian bawah mempunyai altar pada ujung timur dan makam Maria
di sebelah kanan. Namun prajurit Perang Salib hanya menemukannya
sebagai reruntuhan dan membangunnya kembali tahun 1130 ditambah biara Benediktin dengan kolom-kolom Gothik awal, fresco merah atas hijau dan 3
menara untuk melindunginya Ratu Yerusalem Melisande (1131-1153)
dimakamkan 1161 di menara ini.
Saat kekalahan Perang Salib tahun 1187, Sultan Saladin menghancurkan
seluruh bangunan gereja atas. Biarawan Fransiskan memelihara dan
merestorasinya hingga diambil alih Orthodox Yunani tahun 1757. Umat
Islam sebenarnya menghormati makam Maria, karena nabi Muhamad melihat
sinar memancar dari makam ini saat Isra Mi raj Mekkah ke Yerusalem dan khalifah Umar juga berdoa di Gethsemani.
Sebuah mihrab (Arab) menghadap
Mekkah untuk tempat sholat dipahat di tembok batu sebelah selatan. Kini,
turun beberapa tangga dari jalan, yang tersisa dari gereja atas
hanyalah lapangan dengan portal sekitar tahun 1130 dan gerbang lengkung
ditunjang 8 kolom marmer. Turun 7 tangga kedalam terdapat 48 anak tangga
lebar dimana kini terdapat makam Ratu Melisande. Anak tangga ke- 20
menuju gereja bawah yang sebagian besar gua dalam batu dan
memperlihatkan pertukangan Byzantin asli abad 5 serta berbentuk salib
dengan palang tidak sama. Di pusat palang sebelah timur, panjang 52 kaki
lebar 50 kaki terdapat makam abad pertama kosong Bunda Maria. Pada sisi
menghadap pintu barat 3 lubang dibuat di batu makam untuk memungkinkan
melihat isi dalamnya.
http://www.parokimbk.or.id/warta-minggu/serba-serbi/15-08-2010-makam-dan-pengangkatan-bunda-maria-ke-surga/
Editor: Silvester Detianus Gea
EmoticonEmoticon