Tubuh dan Darah Kristus |
Cahayakristus7.blogspot.com - Jakarta - Pada hari ini Gereja Katolik sejagat memperingati Hari Tubuh dan darah Kristus. Bacaan-bacaan Liturgi menampilkan bagaimana Musa memberitahu bangsa Israel segala Firman Tuhan dan mereka mendirikan Mezbah untuk kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu untuk kurban keselamatan kepada Tuhan. Selanjutnya, Musa menyiramkan sebagian darah pada mezbah dan Kitab Perjanjian dibacakan (Kel. 24:3-8). Setelah itu kita mendengarkan bacaan kedua yang menjelaskan pada kita bahwa Kristus sendiri sebagai imam Agung mempersembahkan diri, tubuh dan darahNya (bdk Ibr. 9:11-15). Kemudian kita mendengarkan bacaan Injil yang mengisahkan bagaimana Yesus melaksanakan perjamuan terakhir bersama para muridNya (Mrk. 14:12-16.22-26).
Kita sebagai mempelai Kristus tentu sangat mengimani kurban Kristus yang paripurna itu dalam Ekaristi. Maka setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita renungkan.
Pertama, sebagaimana secara jasmani kita membutuhkan makanan dan minuman demikian pula secara rohani kita membutuhkan makanan dan minuman yaitu Tubuh dan darah Kristus yang diberikan kepada kita dalam Ekaristi (bdk. Luk. 22:19, Mat. 26:26, Mrk. 14:22). Maka setiap kali kita mengikuti Ekaristi perlu menyiapkan diri agar pantas menyambut santapan Rohani, Tubuh dan Darah Kristus. Jika dalam suatu pesta duniawi saja kita perlu persiapan untuk menghadirinya. Apalagi pesta surgawi yang diwariskan Kristus kepada kita. Kita dapat memulai persiapan itu dengan datang tepat waktu ketika mengikuti Misa, ikut berpartisipasi aktif dalam misa misalnya bernyanyi, dan mengikuti sakramen pengakuan dosa.
Kedua, Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup Kristiani (Lumen Gentium 11, KGK 1324). Kristus memberikan diri seutuhnya demi keselamatan dunia, sehingga roti dan anggur telah dikonsekrasi, sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus (bdk. 1 Kor. 11:23-29, Yoh. 6:25-58). Ketika imam selesai mendaraskan doa konsekrasi “Inilah Tubuh-Ku” dan “Inilah darah-Ku”, Tuhan mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah-Nya (transubstansiasi), di mana substansi dari roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus (lih. KGK 1376).
Ketiga, Kita diutus menjadi Roti dan Anggur yang dipecahkan dan dibagikan. Kita sebagai umat beriman diutus oleh Kristus untuk menjadi roti dan anggur yang dipecahkan dan dibagi. Kita diutus untuk berkurban demi kebahagiaan dan kebaikan sesama, demi membela kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat. Sebagaimana Kristus mempersembahkan diri seutuhnya bagi keselamatan manusia, demikian pula hendaknya kita berkurban mulai dari keluarga, komunitas hingga masyarakat luas. Dengan demikian kita telah memberi kesaksian tentang Kristus yang kita iman. Oscar Romero, Mother Teresa, Romo Y.B. Mangunwijaya, dan lain sebagainya telah memberikan teladan bagi kita bagaimana menjadi pengikut Kristus yang Ekaristi.
Selamat Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.
Silvester Detianus Gea
Penulis telah menyelesaikan Strata 1, di Universitas Atma Jaya-Jakarta, Program Studi Ilmu Pendidikan Teologi (sekarang Pendidikan Keagamaan Katolik).
Penulis telah menyelesaikan Strata 1, di Universitas Atma Jaya-Jakarta, Program Studi Ilmu Pendidikan Teologi (sekarang Pendidikan Keagamaan Katolik).
EmoticonEmoticon