Banyak orang non-Kristen menuduh bahwa Injil telah
dipalsukan. Meskipun ketika anda meminta mereka menunjukkan Injil asli tidak
mampu. Mereka selalu menggunakan model debat ngotot dan bukan debat akademik.
Tudahan semacam itu tentu saja tidak mempunyai dasar dan data. Seperti pepatah
mengatakan ‘tong kosong nyaring bunyinya.’ Oleh sebab itu umat beriman
sebaiknya menjawab dengan santai dan berbobot. Gereja Katolik tidak kekurangan
data bahkan data yang paling kuno sekalipun. Maka pada kesempatan ini tim
JalaPress mencoba menjawab secara santai tuduhan tersebut. Berikut ulasannya:
Pertama, tanyakan kepada penuduh darimana sumber data yang
mengatakan Injil yang kita pakai saat ini sudah palsu. Setelah ia tunjukkan
data yang ia punya, coba Tanya tahun berapa data tersebut ada dan ditulis. Jika
data itu ditulis ratusan tahun setelah Injil, maka dapat dipastikan bahwa itu
HOAX.
Kedua, perlu ditunjukkan data-data dari abad pertama hingga
abad kedua untuk membantah tuduhan konyol mereka.
1.
St. Irenaeus (180).[1]
St. Irenaeus dalam
bukunya yang berjudul Against the Heresies, buku III, bab 1, 1 mengatakan,
“Kita telah mengetahui bukan dari siapapun tentang rencana keselamatan kita
kecuali dari mereka yang melaluinya Injil telah diturunkan kepada kita, yang
pada suatu saat mereka ajarkan di hadapan public, dan yang kemudian, sesuai
dengan kehendak Tuhan, diturunkan kepada kita di dalam Kitab Suci, untuk
menjadi dasar dan tonggak dari iman kita…Sebab setelah Tuhan kita bangkit dari
mati diberikan kuasa dari atas, ketika Roh Kudus turun atas para rasul dan
dipenuhi oleh semua karunia-Nya, dan mempunyai pengetahuan yang sempurna:
mereka berangkat menuju ujung-ujung bumi, mengajarkan kabar gembira yang
diberikan oleh Tuhan kepada kita…Matius…menulis Injil untuk diterbitkan di
antara orang Yahudi di dalam bahasa mereka, sementara Petrus dan Paulus
berkhotbah dan mendirikan Gereja di Roma…Markus, murid dan penerjemah Petrus,
juga meneruskan kepada kita sevara tertulis, apa yang biasanya dikhotbahkan
oleh Petrus. Dan Lukas, rekan sekerja Paulus, juga menyusun Injil yang biasanya
dikhotbahkan oleh Paulus. Selanjutnya Yohanes, murid Tuhan Yesus…juga menyusun Injil
ketika tinggal di Efesus, Asia Minor.”[2]
[1. We have learned from none others the plan of our salvation, than from those through
whom the Gospel has come down to us, which they did at one time
proclaim in public, and, at a later period, by the will of God, handed down to us in
the Scriptures, to be the ground and pillar of our faith. For it is unlawful to assert
that they preached before they possessed perfect knowledge, as some do even
venture to say, boasting themselves as improvers of the apostles. For, after our Lord rose
from the dead, [the apostles] were invested with power
from on high when the Holy
Spirit came
down [upon them], were filled from all [His gifts], and had perfect knowledge: they departed to the ends
of the earth, preaching the glad tidings of the good things [sent] from God
to us, and proclaiming the peace of heaven to men, who indeed do all equally
and individually possess the Gospel of God. Matthew also issued a
written Gospel among the Hebrews in their own dialect, while Peter
and Paul were preaching at Rome, and laying the foundations
of the Church. After their departure, Mark, the disciple and interpreter of
Peter, did also hand down to us in writing what had been preached by Peter.
Luke also, the companion of Paul, recorded in a book
the Gospel preached by him. Afterwards, John, the disciple of the Lord, who also
had leaned upon His breast, did himself publish a Gospel during his residence
at Ephesus in Asia.]
2.
Origen (185-254)[3]
Origen
(185-254) tentang asal usul Injil, dalam In Matthew mengatakan bahwa, “Injil
pertama kali ditulis oleh Matius, seorang pemungut cukai/publican yang kemudian
menjadi Rasul Yesus Kristus. Ia menulis Injil untuk umat Yahudi dalam bahasa
Ibrani. Injil kedua ditulis oleh Markus, seorang juru tulis St. Petrus, yang
telah diangkat sebagai anak (bdk. 1 Pet. 5:13). Injil ketiga ditulis oleh Lukas
untuk umat non-Yahudi yang dibawakan oleh Rasul Paulus, dan setelah itu, Injil
Yohanes. [Concerning the four Gospels which alone are uncontroverted
in the Church of God under heaven, I have learned by tradition that
the Gospel according to Matthew, who was at one time a publican and afterwards an Apostle
of Jesus Christ, was written first; and that he composed it in the Hebrew
tongue and published it for the converts from Judaism. The second written was that
according to Mark, who wrote it according to the instruction of Peter, who, in
his General Epistle, acknowledged him as a son, saying, The church that is
in Babylon, elect together with you, salutes you; and so does Mark my
son.1 Peter 5:13 And third, was that according
to Luke, the Gospel commended byPaul, which he composed for the converts
from the Gentiles. Last of all, that according to John.].
Berdasarkan
beberapa data di atas, dapat diketahui bahwa Injil pertama ditulis sekitar 8-15
tahun setelah kenaikan Yesus ke surga (antara tahun 38-45 AD). Sementara itu,
Injil yang ditulis oleh Markus dan Lukas diperkirakan pada antara tahun 64-67
dan Injil Yohanes antara tahun 90-100.
Ketiga, Rasul Paulus tidak mungkin memalsukan Injil, kok
bisa?
1.
Banyak saksi yang telah menerima
pengajaran dari Injil Matius dan Markus, sehingga apa yang ditulis dalam Injil
Lukas (rekan Paulus) dapat dicek kebenarannya.
2.
Jika benar telah dipalsukan, maka
tentu ada data tertulis yang menolak pemalsuan itu, karena banyak saksi mata
yang masih hidup, yang menerima pengajaran dari Yesus dan para rasul. Sebagai
contoh, penolakan terhadap ajaran sesat Gnostik, Manikheisme, Arianisme,
Montanisme, Ebionit, Collyridianisme yang muncul pada abad-abad awal hingga
abad ketiga masih ada datanya. Sekiranya Rasul Paulus memalsukan Injil tentu
ada data dari orang-orang yang memprotes tindakan Paulus. Nyatanya tidak ada
data sama sekali, selain ucapan kosong dan tanpa data.
Keempat, membuktikan keontentikan
Injil. Bagaimana caranya?
1. Seseorang harus menemukan jangka
waktu ketika karya itu dituliskan sampai manuskrip pertama ditemukan. Jika
jangka waktunya pendek, maka semakin sedikit kemungkinan kesalahan dari kisah
yang sesungguhnya.
2. seseorang harus menemukan berapa
banyak manuskrip original yang masih ada. Semakin banyak manuskrip yang ada
tentang kisah kejadian yang sama, terutama jika dilakukan pada waktu yang sama,
tetapi pada lokasi yang berbeda, maka akan menambah nilai integritas dan
ke-otentikan dokumen.
3.
Fakta bahwa manuskrip Injil ditemukan sekitar 30 tahun setelah kejadian dan
terdapat 5000 manuskrip asli dalam bahasa Yunani. Selain itu, ada sekitar
20.000 bahasa non-Yunani yang masih eksis.
4.
Keontetikan Injil juga dapat dibuktikan dari tulisan Bapa Gereja. Sekiranya
Rasul Paulus memalsukan tentulah para Bapa Gereja yang mengutip ‘Injil
Asli’ akan memprotes tindakan itu.
Nyatanya Injil yang dituduh dipalsukan malah paling banyak dikutip oleh Bapa
Gereja sejak abad pertama. St. Klemens (tahun 95) telah mengutip ayat-ayat
Injil, Kisah para rasul, Roma, 1 Korintus, Efesus, Titus, Ibrani dan 1 Petrus.
Sementara itu, St. Ignatius ( tahun 115) juga telah mengutip ayat-ayat Injil
Matius, Yohanes, Roma, 1dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, 1 & 2
Timotius dan Titus.
Kelima, darimana sumber tuduhan bahwa Rasul Paulus
memalsukan Injil?.
Tuduhan bahwa Rasul Paulus memalsukan Injil berasal dari
kaum skeptik bernama Bart Erhman dalam buku yang berjudul Misquoting Jesus dan para tokoh liberal dalam the Jesus Seminar.
Mereka ini pengarang-pengarang di siang bolong yang karangannya kebablasan.
Kiranya jelas, tuduhan bahwa Injil dipalsukan oleh Paulus adalah HOAX dan
DONGENG SEBELUM TIDUR orang-orang yang kurang wawasan.
Tambahan untuk disimak:
https://www.youtube.com/watch?v=66ZVrMt0Vww
Penulis: Silvester Detianus Gea
Referensi
[1] St.
Irenaeus adalah murid dari St. Policarpus, Uskup Smirna dan Policarpus seorang
murid dari Rasul Yohanes.
EmoticonEmoticon