Gereja perdana mengimani bahwa peristiwa Paskah berkaitan dengan misteri Inkarnasi/kelahiran. Oleh sebab itu, teks bacaan liturgi Natal pada perayaan Misa siang, mengutip Prolog Injil Yohanes (1: 1-18) “ Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah…”. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya…terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia…Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita”.
Perikop itu menceritakan tentang Firman Allah yang menjadi manusia. Nabi Yesaya menubuatkan “kedatangan pembawa berita yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat”(Bacaan Pertama Yes. 52:7-10) dan (Bacaan Kedua Ibrani 1:1-6). Pada Misa Malam Natal sangat jelas relasi misteri Paskah dengan liturgi Natal yaitu “Yesus Kristus telah menyerahkan diri-Nya bagi keselamat manusia (Tim. 2:14).” Gereja mengungkapkan iman lewat liturgi perayaan Natal dan mencapai puncaknya pada perayaan Paskah. St. Augustinus berkata : “ Saudara-saudari, marilah kita bersukacita. Hari ini Kudus, bukan karena matahari yang kelihatan, melainkan karena Kelahiran Dia, yang adalah Pencipta tak kelihatan dari matahari” .
Bila ditelusuri perayaan Natal di dalam Gereja, tidak dirayakan secara serentak. Gereja Barat merayakan pada tanggal 25 Desember, sebagian Gereja Timur merayakan pada tanggal 6 Januari. Hal itu terjadi karena perbedaan Kalender yang dipakai. Gereja yang merayakan Natal pada tanggal 25 Desember memakai Kalender Gregorian (Masehi), sementara yang merayakan Natal pada tanggal 6 Januari memakai Kalender Julian. Meskipun terdapat perbedaan karena pemakaian kalender, namun mempunyai makna yang sama.
Injil Lukas mencatat bahwa Zakharia dari rombongan Abia terpilih menjadi imam yang membakar ukupan di dalam Bait Suci. Keturunan Harun dibagi dalam dua puluh empat rombongan (bdk. 1 Taw. 24). Dua puluh empat rombongan bertugas menyelenggarakan ibadah dalam suatu rotasi sepanjang tahun. Apabila telusuri kapan rombongan Abia terpilih untuk setiap tahunnya, maka dapat ditemukan bahwa kandungan Elisabet telah memasuki usia enam bulan, ketika Malaikat Gabriel mengunjungi Maria (bdk. Luk. 1:26).
Selain itu, menurut Talmud, penghacuran Bait Allah terjadi tahun 587 sebelum Masehi, oleh raja Nebukadnezar, kala itu rombongan Yoyarib mendapat tugas sebagai imam. Apabila rombongan Yoyarib bertugas pada tanggal 9 bulan Ab (sejajar dengan 18 Juli), dicocokkan dengan urutan rombongan anak-anak Harun (1 Taw. 24) dapat ditemukan bahwa rombongan Yoyarib berada pada urutan pertama dan rombongan Abia berada pada urutan ke delapan. Oleh sebab itu, Zakharia mendapat penampakan malaikat yang mewartakan kelahiran Yohanes Pembaptis terjadi pada pada tanggal 29 September-5 Oktober. Dengan demikian Elisabeth mulai mengandung pada 29 September-5 Oktober.
Menurut St. Yohanes Krisostomus, peristiwa Kabar Sukacita (Malaikat Gabriel mengunjungi Maria) terjadi pada bulan purnama yakni pada tanggal 14 Nisan, yang sepadan dengan 25 Maret. Oleh sebab itu, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Kabar Sukacita pada tanggal 25 Maret. St. Yohanes Krisostomus (347-407) dalam In Diem Natalem menjelaskan tentang peristiwa kelahiran Yesus yang terjadi pada 25 Desember. Dengan demikian tidak benar bahwa perayaan Natal adaptasi ritus ‘kafir’ atau pagan. Bukan pula perayaan atau pemujaan kepada Dewa Matahari, Dewa Zeus dan dewa-dewa sejenisnya yang sering menjadi bahan dari orang-orang dangkal.
Penulis: Silvester Detianus Gea
Sumber
- Joseph F. Kelly, The Origins of Christmas, Collegeville, MN : the Liturgical Press, 2004, hlm. 56-57.
- Adolf Adam, The Liturgical Year : Its History and Its Meaning after the Reform of the Liturgy, Collegeville, MN : The Liturgical Press, 1990, hlm.15.
- http :// unamsanctamcatholicam. Blogspot.tw/2011/12/ what-day-was-jesus-really-born-on. Html.
EmoticonEmoticon