Sekilas judul artikel ini sangat
kontroversial karena Yesus diimani oleh umat Kristiani sebagai Allah Putra.
Seperti diketahui, tidak ada dalam Alkitab pula perkataan Yesus yang mengatakan
‘Aku Bukan Allah, Jangan Sembah Aku.’ Sesungguhnya judul di atas adalah sebuah
tantangan bagi sekelompok orang yang mengatakan Yesus bukan Allah. Jika Yesus
bukan Allah, mampukah mereka membuktikan perkataan Yesus yang mengatakan ‘Aku
Bukan Allah’?. Rasa-rasanya tidak ada dalam Alkitab perkataan semacam itu.
Belakangan ini, banyak tulisan-tulisan yang bertebaran di media sosial yang
mengulang argument Zakir Naik yang menanyakan tentang ke-Allah-an Yesus. Namun,
argument tersebut tergolong cacat nalar, karna pembuat pernyataan ketika ditanya
balik pasti tidak mampu menjawab.
Pernyataan Zakir Naik kurang lebih begini “Tunjukkan kepadaku dimana
dalam Bible Yesus mengatakan ‘Akulah Allah dan Sembahlah Aku.’ Benarkah umat
Kristiani tidak dapat menjawab pernyataan itu?. Rasa-rasanya Zakir Naik salah
kaprah, karena selama ini dia hanya debat satu arah dan bahkan membungkam lawan
untuk membatasi pembicaraan. Hal ini tentu tidak fair. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini, tim JalaPress.com memberikan sedikit siraman Rohani untuk
pengagum Zakir Naik dan penyebar tulisan dari pernyataan Zakir Naik.
Benarkah Yesus Bukan Allah?
Perlu diketahui bahwa Alkitab tidak mencatat secara langsung perkataan
Yesus yang mengatakan ‘Akulah Allah dan Sembahlah Aku.’ Namun, hal ini bukanlah
landasan untuk menyimpulkan bahwa Yesus Allah atau bukan. Sebab kesimpulan
sesuatu bukan sekedar mencomot ayat lepas lalu mencocok-cocokkan atau
mengkontradiksikannya. Seperti dikatakan pada pengantar diawal Yesus tidak
pernah berkata ‘Aku Bukan Allah, Jangan Sembah Aku.’ Dan sudah tentu jika
pertanyaan sebaliknya diberikan kepada pembuat pernyataan pasti tidak mampu
menunjukkan pula dimana Yesus pernah berkata ‘Aku Bukan Allah, Jangan Sembah
Aku.’ Sebaliknya, malah kita dapat menunjukkan bahwa dalam berbagai ayat Yesus
tidak melarang siapapun yang menyembahnya. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan
mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya
serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan
takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke
Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” Ketika melihat Dia mereka
menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan
berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman.”(Mat. 28:9-10, 17-20).
Sebelum naik ke surga,
Yesus pernah berkata ‘karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam NAMA Bapa dan Anak dan Roh Kudus (πορευθέντες οὖν μαθητεύσατε πάντα τὰ ἔθνη, βαπτίζοντες αὐτοὺς εἰς τὸ ὄνομα τοῦ πατρὸς καὶ τοῦυἱοῦ καὶ τοῦ ἁγίου πνεύματος,). Kata Nama (ὄνομα) berasal
dari bahasa Yunani ‘ONOMA’ yang merupakan jenis tunggal. Meskipun pada ayat itu
kita melihat ada tiga nama, yakni Bapa, Anak/Putra dan Roh Kudus. Namun kata ‘ONOMA’
menggunakan bentuk tunggal. Bahkan dalam bahasa Inggris ‘ONOMA’ diterjemahkan
menjadi name (tunggal) dan bukan names (Jamak). Selain itu dalam terjemahan
bahasa Indonesia juga digunakan kata nama bukan nama-nama. Dengan demikian ayat
itu menunjukkan bahwa Bapa, Anak (Putra) dan Roh Kudus adalah satu hakekat.
Penggunaan kata ‘ONOMA’ ditunjukkan kepada Bapa, Anak (Putra) dan Roh Kudus, hal
itu menunjukkan bahwa ada kesejajaran dalam hakekat keilahian. Dengan demikian,
Yesus mengajarkan bahwa ia sejajar dengan Bapa.
Selain itu, Yesus juga mengajarkan bahwa ia dapat membangkitkan orang
mati dan menghidupkan siapa saja yang ia kehendaki, sama seperti Bapa. "Sebab sama seperti
Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak
menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya." (Yohanes 5:21). Yesus
menempatkan diri sebagai pemilik kehidupan manusia. Ia memiliki kuasa eksklusif
atas kehidupan manusia. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Allah. Kuasa serupa tidak diberikan kepada para nabi, terutama kuasa yang sama
dengan kuasa Allah yang diberikan kepada Yesus. Yesus satu-satunya yang
menyamakan kuasanya dengan Allah, sehingga dapat menghidupkan orang mati sesuai
kehendak hatinya. Ingat, Yesus berkata, ‘KUASANYA SAMA SEPERTI BAPA.’ Oleh sebab
itu, ia memiliki kuasa yang hakiki yang hanya dimiliki secara eksklusif oleh
Allah sendiri. Maka Yesus adalah Allah!.
Perkataan Yesus lainnya yang mencengangkan adalah Ia mengajarkan agar
semua orang menghormati dirinya sama seperti semua orang menghormati Allah. ‘Supaya
semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa
tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus
Dia." (Yohanes 5:23). Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus menyetarakan
dirinya dengan Allah. Ia meminta kepada semua orang agar menghormati dirinya
sama seperti semua orang menghormati Allah. Jelas! Tidak ada para nabi yang
meminta agar mereka dihormati seperti menghormati Allah. Hanya Yesus
satu-satunya yang dihormati sama dengan menghormati Allah. Maka Yesus adalah
Allah!.
Tindakan Yesus yang lebih spektakuler adalah mengubah hukum-hukum
Allah dalam Perjanjian Lama, bahkan ia menyimpulkan menjadi dua hukum utama dan
terutama yaitu “mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama” (baca Mat. 5:21-48).
Kiranya jelas bahwa Yesus mengutip ulang ayat-ayat Perjanjian Lama dan mengubah
hukum-hukum itu menjadi hukum ‘baru.’ Hanya Allah satu-satunya yang dapat
mengubah hukum-hukum dan ketetapan. Tidak ada para nabi yang mampu mempunyai
kuasa untuk mengubah hal itu. Maka Yesus satu-satunya yang dapat mengubah
hukum-hukum karena ia adalah Allah.
Yesus Diangkat Menjadi Tuhan Pada Konsili Nicaea 325?
What?
Sebagian orang mungkin masih ragu
menerima bukti di atas, karena ada tuduhan bahwa Yesus diangkat jadi Tuhan pada
konsili Nicea. Eitts, mereka terdiri dari dua kelompok, pertama kelompok yang
mengatakan bahwa Rasul Paulus menuhankan Yesus, kedua, kelompok yang mengatakan
konsili Nicaea mengangkat Yesus menjadi Tuhan. Dan ternyata tidak ada yang
benar dari kedua pernyataan kelompok itu. Malahan pernyataan mereka menunjukkan
kedangkalan pengetahuan mereka. Sejak kapan Yesus jadi Tuhan?. Injil Yohanes
ayat 8: 58 menunjukkan bahwa Yesus telah ada sejak semula bahkan sebelum
Abraham ada. Yohanes 8:58 ειπεν αυτοις ο ιησους αμην αμην λεγω υμιν πριν αβρααμ γενεσθαι εγω ειμι (Eipen autois
ho lesous amen amen lego humim prin Abraam Genesthai Ego Eimi:Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada). Ketika kita membaca ayat ini dalam bahasa
Yunani, mungkin kita akan tercengang karena kata Amen, Amen
(sungguh/sesungguhnya) diucapkan oleh Yesus pada kalimat depan. Padahal ketika
anda dan saya berdoa kata Amen/Amin selalu berada dibagian terakhir. Secara
sederhana menunjukkan bahwa Yesus tidak sama dengan manusia seperti kita.
Selain itu, Yesus mengatakan bahwa dirinya telah ada sebelum Abraham jadi. Hal
ini menunjukkan maksud yang dalam tentang keberadaan Yesus sebelum datang ke
dalam dunia. Ternyata ucapan Yesus tersebut bukanlah ucapan kosong. Dalam doa
Yesus untuk murid-muridnya, ia meminta agar Bapa mempermuliakan diri-Nya
seperti kemuliaan yang ada pada-Nya sebelum dunia ada (Bdk. Yoh. 17:5). Bahkan,
lagi-lagi Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah yang dapat memberikan
memberikan kehidupan yang kekal (bdk. Yoh. 17:2)
Selain itu, Yoh. 1:1
juga memberikan gambaran siapa Yesus, Ἐν ἀρ¦χῇ ἦν ὁ λό¦γος, καὶ ὁ λό¦γος
ἦν πρὸς τὸν θε¦όν, καὶ θε¦ὸς ἦν ὁ λό¦γος (En arkhe en ho logos, Kai ho logos en pros ton theos). Ayat ini meneguhkan kesatuan hakekat
Allah dan Yesus. Perkataan ini pula bukanlah perkataan kosong, melainkan
perkataan yang sungguh-sungguh diteguhkan oleh Yesus. Dalam Yohanes Yoh. 8:42, Yesus berkata bahwa
ia keluar dan datang dari Allah. ‘….Sebab Aku keluar dan datang dari Allah…
Mungkin mereka masih belum yakin. So, kita
bisa berikan ayat Yoh. 13:13-14, υμεις φωνειτε με ο διδασκαλος και ο
κυριος και καλως λεγετε ειμι γαρ ει ουν εγω ενιψα υμων τους ποδας ο κυριος και
ο διδασκαλος και υμεις οφειλετε αλληλων νιπτειν τους ποδας (Kamu
menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan
Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka
kamupun wajib saling membasuh kakimu).
Para ‘penuduh’ sontak
akan mengatakan bahwa Kurios (κυριος) dalam bahasa inggris diterjemahkan ‘Lord
atau master’, oleh sebab itu mereka akan mengatakan itu bukan Tuhan tetapi
Tuan. So mudah saja menjawabnya, coba tunjukkan pengertian Tuhan dan Tuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tuan adalah majikan, kepala, pemilik, yang
empunya, orang tempat mengabdi, sebagai lawan dari kata hamba. Sementara
itu Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, di sembah oleh manusia sebagai
yang Mahakuasa, Mahaperkasa. Dua kata ‘tuan dan Tuhan’ mempunyai persamaan yang
hakiki yaitu tempat mengabdi, lawan dari hamba, pemilik/Mahakuasa, yang
empuya/Mahaperkasa. Maka sesungguhnya, memakai kata Tuhan ataupun Tuan
makna dan maksud yang mau disampaikan adalah sama, bahwa Yesus adalah Tuhan.
oleh sebab itu Yesus adalah Allah dan konsili Nicaea tidak pernah mengangkat
Yesus jadi Tuhan. Ketuhanan/Ke-Allah-an Yesus bersumber dari kesaksian Alkitab.
Meskipun demikian, jangan lupa bahwa Gereja Katolik tidak menyangkal
kemanusiaan Yesus sebagai nabi dari Nazaret. Gereja Katolik mengakui kedua
kodrat Yesus sebagai Allah dan manusia. So, sekarang teguhkan imanmu, abaikan
angin lalu dan berita dari kabar burung yang mengatakan Yesus bukan Allah.