falco / Pixabay |
Dalam berbagai kesempatan saya diskusi dengan orang-orang yang sangat tidak suka dengan iman Katolik. Berbagai cara mereka gunakan untuk membantah iman Katolik, mulai dari mencomot-comot ayat hingga menuduh tanpa dasar. Namun ketika cara mereka saya ikuti, sehingga tuduhan mereka terjawab, mereka tidak mampu menerima dan tetap menuduh Katolik sesat. Salah satu hal yang sering mereka serang adalah keberadaan Maria, ibu Yesus yang dihormati (devosi) oleh umat Katolik. Mereka seringkali salah paham tentang devosi, namun ketika diberi penjelasan tetap saja tidak mau menerima. Saya sebagai seorang Katolik memiliki tanggungjawab untuk menjelaskan iman saya dengan lemah lembut (bdk. 1 Pet. 3:15-16). Biasanya mereka mengutip ayat berikut dan menyimpulkan bahwa Yesus tidak mengakui ibu-Nya.
Pertama, Ketika
Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya
berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Lalu seseorang berkata kepada-Nya,
“Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui
Engkau.” Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu
kepada-Nya, “Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?” Lalu kata-Nya, sambil
menunjuk ke arah murid-murid-Nya, “Inilah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab
siapa saja yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku
laki-laki, saudara-Ku perempuan dan ibu-Ku” (Mat 12:46-50).
Menurut
mereka, Yesus pada ayat itu menyangkal atau tidak mengakui ibu-Nya. Tentu
tafsiran mereka ini sangatlah keliru karena tidak melihat dan membaca pula
bagaimana pribadi Bunda Maria. Jawaban yang diberikan Yesus merupakan majas
retorik yang sesungguhnya tidak perlu dijawab. Bahkan yang mendengarkan Yesus
juga tidak menjawab pertanyaan Yesus. Majas retorik adalah sebuah kalimat tanya
yang tidak memerlukan jawaban, karena tujuan kalimat itu adalah menegaskan,
menyindir dan membangkitkan pola pikir. Yesus pada perikop itu tidak bermaksud
menyangkal ibu-Nya, melainkan menegaskan bahwa yang mau mengikuti Dia harus
seperti Maria, ibu-Nya yang melakukan kehendak Allah (baca Luk. 1:26-66,
2:29-35). Dengan demikian terjawab sudah bahwa Yesus tidak menyangkal ibu-Nya
pada ayat di atas.
Kedua,
“Ketika
Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak
dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau
dan susu yang telah menyusui Engkau. Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia
ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya. (Luk.
11:27-28)
Lagi-lagi
mereka mengutip ayat untuk menunjukkan bahwa Yesus menyangkal ibu-Nya. Namun
tipu muslihat mereka dengan sederhana dapat dibongkar. Ayat di atas sama sekali
tidak berisi penyangkalan melainkan penegasan. Buktinya, Maria dalam Nyanyian
Pujiannya (lihat Luk 1:46-56) mengatakan bahwa ….., sesungguhnya segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia….”. Selain itu, Maria juga seorang yang
mendengarkan dan memelihara Firman Allah (baca Luk. 1:26-37, 2:51). Dengan
demikian terjawab bahwa Yesus tidak menyangkal ibu-Nya pada ayat di atas.
Ketiga,
Dan
ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya:
"Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
2:49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu
tahu, bahwa “Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Lukas 2:48-49).
Tuduhan
terhadap ayat di atas agak sedikit berbeda. Mereka menuduh bahwa Yesus melawan
kepada orangtuanya. Namun tuduhan ini pun tidak benar dan justru menunjukkan ketidaktahuan
mereka. Yesus pada ayat itu memakai majas retorik, sehingga kedua orangtuanya
tidak menjawab, karena itu bukan pertanyaan yang membutuhkan jawaban.
Pertanyaan itu adalah penegasan yang mengarah kepada hal yang lebih dalam. Setidaknya
Bunda Maria baru mengerti jawaban atas pertanyaan di atas, setelah ia mengikuti
karya Yesus dari awal hingga akhir. Selain itu, ayat berikut setidaknya
menunjukkan apa yang ditegaskan oleh Yesus, “Cinta untuk Rumah-Mu menghanguskan
Aku (bdk. Mazmur 69:9, Yoh. 2:17).” Dengan demikian terjawab bahwa Yesus pada
ayat di atas tidak pernah melawan orangtuanya. Oleh sebab itu, saran terindah
bagi mereka yang menuduh adalah pelajari iman Katolik dengan hati jernih.
1 comments:
SokaBet: Slingo & Bingo | Thakasino 11bet 11bet 11bet 11bet 432Free spins slots | Shootercasino
EmoticonEmoticon