Dalam kunjungannya di gereja Gethsemani, St. Birgitta mengalami penampakan Bunda Maria. Ia bersaksi bahwa Bunda Maria menampakkan diri, menyatakan kebangkitan dan pengangkatannya ke surga pada hari ke-3. Adapun Gereja Gereja Makam Maria di Yerusalem tersembunyi dibawah tanah. Makam itu terletak di lembah Kidron dekat Gereja Segala Bangsa dan Taman Gethsemani. Sebuah Gereja bundar yang dibangun d ata makam Bunda Maria ditemukan sekitar tahun 455. Pada awalnya Gereja itu dibangun kembali oleh Mauritius Tiberius (582 - 602) namun dihancurkan orang-orang Persia tahun 614. Namun Gereja tersebut dibangun kembali oleh seorang peziarah Armenia Arculf pada tahun 680. Adapun bangunan Gereja yang dibangun kembali terdiri dari dua tingkat. Pada tingkat atas ada 4 altar dan pada bagian bawah mempunyai altar pada ujung timur. Sementara itu, makam Bunda Maria terletak di sebelah kanan. Prajurit Perang salib dikemudian hari hanya menemukan reruntuhan. Kemudian mereka membangun kembali pada tahun 1130 ditambah dengan biara Benediktin.
Ketika prajurit perang salib kalah
tahun 1187, Sultan Saladin menghancurkan seluruh bangunan gereja bagian atas. Namun
demikian Biarawan Fransiskan memelihara dan merestorasi hingga diambil alih
oleh Ortodox Yunani pada tahun 1757. Konon, nabi Muhammad melihat sinar
memancar dari makam ini saat Isra Mi’raj ke Yerusalem. Selain itu Khalifah Umar
pernah berdoa di Gethsemani. Ada sebuah Mihrab menghadap Mekkah untuk tempat
shalat dipahat pada tembok batu di sebelah selatan. Kini, yang tersisa dari
gereja atas hanya lapangan dengan portal dan gerbang lengkung ditunjang 8 kolom
marmer, yang diperkirakan berasal dari tahun 1130. Apabila turun 7 tangga ke
dalam terdapat 48 anak tangga lebar dimana terdapat makam Ratu Melisande. Pada
anak tangga ke-20 menuju gereja bawah sebagian besar gua dalam batu dan
terlihat arsitektur Byzantin abad ke-5. Selain itu terdapat salib dengan palang yang tidak sama. Pada
pusat palang sebelah timur memiliki panjang 52 kaki dengan lebar 50 kaki.
Disinilah terdapat makam Bunda Maria yang kosong sejak abad pertama. Pada sisi
yang menghadap ke pintu barat ada 3 lubang dibuat pada batu makam.[1]
Paus Pius XII (1 November 1950)
melalui Munificentissimus Deus dogma mengatakan:…”Setelah menyelesaikan
tugasnya di dunia, Perawan Maria diangkat jiwa dan raganya dalam kemuliaan
suraga.” Kiranya semakin jelas bagi kita bahwa baik pandangan bahwa Bunda Maria
pernah dimakamkan atau langsung diangkat ke surga dapat diterima. Yesus sendiri
berkata:…Aku akan datang kembali dan membawa kamu ketempat_Ku, supaya di tempat
di mana Aku berada, kamu pun berada (bdk. Yoh. 14:3.” Wahyu 12:1-6 merupakan
gambaran keberadaan Bunda Maria di surga. Isi perikop itu menggambarkan masa
lampau yang dialami oleh Bunda Maria, St. Yusuf dan Yesus. Lebih dari itu kita
bisa melihat ayat 5 yang menggambarkan Bunda Maria yang melahirkan gembala
segala bangsa. Tidak ada gembala segala bangsa selain Yesus dan tidak ada
perempuan lain yang melahirkan gembala segala bangsa selain Bunda Maria. Selain
itu Wahyu 12 merupakan gambaran masa depan kebangkitan yang dialami oleh
murid-murid Yesus yang setia.
Dokumen Liber Requiei Mariae (Buku
perihal beristirahatnya Bunda Maria) menegaskan kepercayaan pengangkatan Bunda
Maria ke surga telah ada sejak abad ke-3 dan ke-4. Tradisi menjelaskan bahwa
semua rasul hadir ketika Bunda Maria wafat. Sementara Rasul Thomas hadir 3 hari
kemudian karena ia berada di India. Ketika Bunda Maria dimakamkan, seorang
Yahudi menghalangi. Ia menghalangi dengan memegang keranda tempat Bunda Maria.
Maka terjadilah mukjizat, kedua tangan orang itu lepas dari tubuhnya. Tangan
orang tersebut melekat kembali berkat doa para rasul dan pertobatannya. Dokumen
“The Passing of Mary” (Kepergian Maria) yang dianggap berasal dari Yusuf dari
Arimathe memberi informasi bahwa Rasul Thomas saksi pengangkatan Bunda Maria.
Rasul Thomas menyaksikan Bunda Maria menjatuhkan tali ikat pinggangnya dari
langit sebagai bukti. Akhirnya, atas permintaan Thomas, makam Bunda Maria
dibuka dan ternyata makam ini kosong.
Penulis: Silvester Detianus Gea
[1]
Ansano Widagdyo - Ratu Damai IV
EmoticonEmoticon