Doa untuk Arwah


Pada peringatan arwah tahun lalu, saya sudah mendoakan novena untuk orangtua saya. Apakah tahun ini harus didoakan lagi? bagaimana jika mereka sudah menikmati kebahagiaan kekal? Apakah berada di Api Penyucian itu gembira atau sedih, karena saya beberapa kali mimpi orangtua saya tersenyum?


Vincentia Natalia Lourdes, Parepare [Penanya]

Pertama, doa kita untuk para arwah bertujuan untuk meringankan sisa hukuman dosa yang masih harus dijalani di Api Penyucian oleh para arwah. Pada masa yang lalu, ada teolog-teolog yang berbicara tentang “lamanya” masa penyucian yang harus dijalani, bahkan ada yang berkata, bahwa masa itu berlangsung puluhan tahun. tetapi penetapan lamanya waktu di Api Penyucian yang demikian itu, dirasakan kurang tepat karena sesudah kematian, para arwah tidak tergantung lagi pada ruang dan waktu.

Meskipun tidak bisa ditetapkan dalam kategori waktu seperti yang kita lakukan di dunia ini, tetapi intensitas pemurnian itu pasti berkaitan juga dengan intensitas dosa yang dilakukan semama masih di dunia. Semakin mendalam dan mengakar dosa-dosa yang dilakukan, semakin intensif pula pemurnian yang harus dijalani. Hati yang mengeras bahkan membatu, tertutup rapat, tentu harus dilunakkan dan dibuka, agar dapat terbuka menikmati kasih Allah yang melimpah di surga.

Kedua, apa peran doa-doa kita untuk arwah? Doa-doa kita berguna untuk memperlancar proses “melunakkan” dan “membuka” hati itu. Jika hati kita diibaratkan sebuah pintu, maka doa-doa kita berguna untuk melumasi engsel daun pintu itu sehingga dapat membuka hati selebar mungkin, untuk menerima cinta Allah. Jika doa diibaratkan pelumas, maka tambahan pelumas akan “mempercepat” terbukanya daun pintu hati para arwah.

Ketiga, bagaimana jika mereka sudah berbahagia di surga? Allah yang tidak hidup dalam waktu tetapi dalam kekekalan, melihat doa-doa kita, termasuk doa-doa yang mungkin masih akan didoakan pada waktu yang akan datang. Maka, Allah menerapkan semua doa termasuk Misa yang kita persembahkan itu untuk arwah yang bersangkutan. Semua doa kita itu akan diperhitungkan oleh Allah, dalam proses proses penyempurnaan arwah tersebut dalam kasih. Kita yang masih hidup di dunia dan terkurung dalam waktu, tidak perlu dibingungkan oleh bagaimana keadaan sebenarnya arwah tersebut. Kita mendoakan terus sampai kita sendiri dipanggil Tuhan.

Keempat, perlu diingatkan bahwa mereka yang berada di Api Penyucian ialah mereka yang sudah dipastikan untuk masuk ke surge dan menikmati kebahagiaan kekal dalam persekutuan dengan Allah Tritunggal Mahakudus, tetapi belum sungguh murni sehingga perlu penyucian. Jadi, keadaan di Api Penyucian bukanlah keadaan menakutkan dan menyedihkan, melainkan keadaan mulai menikmati kebahagiaan. Jika dibandingkan, kebahagiaan mereka hanyalah kalah sedikit, dibandingkan dengan kebahagiaan orang-orang kudus yang sudah ada di surge, karena para arwah di Api Penyucian ini dimurnikan oleh api cinta kasih Allah dan mereka tahu bahwa “tak lama lagi” mereka akan bersatu dengan Allah, Sang Kasih Abadi. Jadi, bisa dikatakan bahwa para arwah, pastilah menyambut gembira untuk masuk ke dalam Api Penyucian.

Ajaran tentang Api Penyucian adalah ajaran yang indah tentang harapan dan solidaritas Kristiani. Ajaran ini mengingatkan kita bahwa relasi kita dengan sesama, tidak diputuskan oleh kematian. Solidaritas yang telah kita tunjukkan selama hidup di dunia ini, lebih dibutuhkan lagi, ketika saudara itu sudah beralih kea lam sana. Kita yang masih berjuang di dunia ini bisa membantu mereka melalui doa dan tindakan-tindakan kasih.

Disunting oleh Silvester Detianus Gea

Konsultasi Iman “Majalah Hidup-Mingguan Katolik, 45 tahun ke 71- 05 November 2017” hlm. 18, oleh Petrus Maria Handoko CM, Imam Kongregasi Misi, Doktor Teologi Dogmatik Universitas Gregoriana Roma.


EmoticonEmoticon