Shodanco Soeprijadi








Shodanco Soeprijadi adalah seorang Katolik yang bernama lengkap Fransiskus Xaverius Soeprijadi. Tetapi coba anda cek di wikipedia, identitas beliau diubah dengan keyakinan lain. Suntingan saya pada web wikipedia masih belum ditampilkan mengenai beberapa tokoh yang datanya tidak valid dan terjadi kekeliruan.

Membiarkan pemalsuan juga termasuk kejahatan. Penulis Baskara T. Wardaya, SJ, dalam bukunya yang berjudul "Mencari Supriyadi: Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno, menjelaskan bahwa F.X. Soeprijadi atau EYD: F.X. Supriyadi adalah seorang Katolik. Demikian pula dalam buku yang ditulis oleh Didi Junaedi, yang berjudul "Pahlawan-Pahlawan Indonesia Sepanjang Masa,' menjelaskan kekatolikkan Supriyadi.

Dalam buku kami "Mengenal Tokoh Katolik Indonesia:Dari Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional Hingga Pejabat Negara, kami kembali menegaskan dan meluruskan isi dari website-website yang keliru, dan tentu menjadi konsumsi banyak orang yang melek teknologi.

Bukti Kekatolikan W.R. Soepratm









SMK KATOLIK W. R. SOEPRATMAN 020 SAMARINDA

Sekolah Katolik di Mahakam Ulu berdiri pada bulan Juli tahun 1911 di Kampung Laham hasil kerjasama para misionaris dengan kepala kampung Laham dan Long Hubung. Pada tahun 1926 didirikan sekolah Katolik di Tering dan Long Pahangai. Selanjutnya pada tahun 1938 berdiri sekolah Katolik di Mamahak Besar, Barong Tongkoq, Juaq Asa dan Melapeh. Semua sekolah yang berdiri  setingkat sekolah rakyat, yang ditempuh selama 4 tahun.

Pada tahun 1933 di Tering berdiri sekolah rakyat, yang ditempuh selama 6 tahun yang berasrama. Kemudian SMA Katolik di Samarinda berdiri tahun 1963. Kemudian berdiri  SDK, SMPK, TK dan SPGK. Periode pendirian sekolah-sekolah katolik di Samarinda tersebut terjadi selama kurun waktu 1960-1970.

Tepatnya SMA Katolik mulai beroperasi pada  1 Agustus 1963. Seluruhan sekolah katolik di wilayah Keuskupan Samarinda di kelola oleh Yayasan Pendidikan "Pembangun Rakyat" yang berdomisili di Samarinda.

Lembaga pendidikan SMA ini dikukuhkan kembali dengan di keluarkan SK. No. 1445/A-2/1979 tertanggal 30 Agustus 1979. Perkembangan status sekolah dimulai dari tingkat terdaftar, berbantuan, diakui dan terakhir disamakan.

Berikut Urutan Kepala Sekolah ( nama dan tahun menjabatnya) :

1. Pastor Lucky, MSF tahun 1963 – 1964.

2. Pastor Hendrowarsito, MSF tahun 1964 – 1965.

3. B. Maryanto, BA tahun 1965 – 1966 (s/d. pertengahan tahun ajaran).

4. Y. Soekarno, BA tahun 1965 – 1966 (s/d. akhir tahun ajaran).

5. Al. Nereng, BA tahun 1966 – 1969.

6. P. Lasdi Harsosusanto, BA tahun 1969 – 1973.

7. Y. Sumarman, BA tahun 1974 – 1977.

8. D. Jenau Abeh, BA tahun 1978 – 1984.

9. Drs. Yully Redzie tahun 1984 – 1990.

10. Drs. P. Lasdi Harsosusanto tahun 1991 – 2002.

11. Dra. Agnes Husun tahun 2002 – 2010.

12. Rita Tipung Uvat, S.Pd tahun 2010.

Disunting dengan seperlunya oleh Silvester Detianus Gea

Sumber: http://www.smaksoepratman.sch.id/html/profil.php?id=profil&kode=12&profil=Sejarah%20Singkat

Gereja, Apakah itu?





Saya seorang Kristen Katolik. Seorang Kristen Protestan mengatakan kepada saya bahwa orang-orang Gereja (g=menunjuk pada bangunan, sementara G=menunjuk pada Umat)tidak cukup membantu untuk menjelaskan apa arti Gereja. Bisakah kamu membantuku? Apa itu Gereja?
Menjawab:
Anda benar sejauh pemikiran anda.
Konsili Vatikan II, dalam Dokumen Lumen Gentium , menyatakan Gereja adalah umat Allah. Protestan melihat paham ini sebagai cukup banyak dan rumit .
Mereka memahami gereja sebagai nama untuk tubuh struktur-kurang dari orang-orang yang mengikuti Kristus dan percaya keilahian-Nya sebagai Pribadi kedua dari Tritunggal Kudus, menunjukkan ungkapan Alkitab sendiri.
Sementara Gereja Katolik, memahami Gereja dalam konteks struktur hirarki, dengan kewenangan yang pasti diberikan kepadanya oleh Yesus melalui pribadi Petrus dan penerusnya. Kita melihat dalam Alkitab banyak bukti bahwa Yesus memberikan perhatian pribadi kepada para rasul, mempersiapkan mereka untuk memimpin setelah Dia tidak lagi bersama mereka. "Siapapun yang mendengarkan kamu mendengarkan Aku; siapa saja yang menolak kamu menolak Aku, dan mereka yang menolak Aku, menolak Dia yang mengutus Aku "(Luk 10:16).
Tidak ada alasan bagi Yesus untuk mempersiapkan Para Rasul hanya untuk seumur hidup mereka, tanpa penerusnya. Bapa Gereja awal menjelaskan ini. Gereja Perdana tidak memiliki pemahaman sebagaimana Protestan mulai dari paham Sakramen, Struktur tubuh yang tidak memiliki hirarki dan lain sebagainya.
Gereja Perdana mempunyai hirarki terstruktur dan sakramental. Kanon Perjanjian Baru, yang juga Protestan pakai untuk mendasarkan iman mereka, adalah produk dari Gereja Katolik . (Lihat "Masalah dengan Primitivisme," Batu ini , November-Desember 2010.)

Sumber:
hsttps://www.catholic.com/qa/i-am-catholic-a-protestant-told-me-that-the-people-are-the-church-but-im-pretty-sure-that-is-not#at_pco=smlrebh-1.0&at_si=58c860f3b319ce4b&at_ab=per-2&at_pos=0&at_tot=3
Diterjemahkan oleh Silvester Detianus Gea

Mengkritisi Ajaran Saksi Yehuwa










Pada hari raya ketiga malaikat Michael, Gabriel, dan Raphael, kita patut meninjau kembali pertanyaan ini:

Apakah benar ajaran Saksi-Saksi Yehuwa yang percaya bahwa malaikat Michael dan Yesus adalah oknum yang sama?

Saksi-saksi Yehuwa tentu berkata: ya. Saksi-Saksi Yehuwa mempertahankan bahwa Yesus adalah malaikat Michael sebelum kedatangannya di Bumi: menurut mereka "Bukti Alkitab menunjukkan bahwa nama Michael disebut Anak Allah sebelum ia meninggalkan surga untuk menjadi Yesus Kristus dan juga setelah kembali" ( Bantuan untuk Memahami Alkitab , Menara Pengawal Bible & Tract Society, 1971, 1152).

Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan kepercayaan yang keliru melalui tafsir dari dua ayat Alkitab:Daniel 10:13, 21, di mana dalam ayat itu disebutkan bahwa Michael sebagai "pemimpin besar," dan I Tesalonika 4:16, di mana Tuhan Yesus digambarkan sebagai turun dari surga diiringi suara malaikat ini.

The Jehovah Weaknes sendiri dalam Alkitab Edisi Terjemahan Dunia Baru (Alkitab ala SSY), menerjemahkan sebagai berikut: "Tuan sendiri akan turun dari surga dengan seruan yang kuat, dengan suara penghulu malaikat."

Menurut JWs, Michael adalah satu-satunya malaikat selain Gabriel yang disebutkan dalam Alkitab. (Malaikat Raphael disebutkan dalam kitab Tobit, tetapi karena Saksi-Saksi Yehuwa muncul dari Protestan, mereka menggunakan Alkitab versi Protestan, yang kitabnya dihilang tahun 1827 pada edisi terbitan penerbit Inggris)

Karena Tuhan Yesus turun dari surga "dengan suara penghulu malaikat ini," Menurut JWs bagian ini sebagai "menunjukkan bahwa Yesus, sebagai penghulu malaikat. ( Bantuan untuk Memahami Alkitab , 1152).

Sementara ada beberapa masalah penalaran dalam baris ini, ada dua titik yang menunjukkan dengan mudah mengungkapkan kesalahan penafsiran saksi-saksi Yehuwa.

Pertama, fakta bahwa Tuhan Yesus turun "dengan suara penghulu malaikat" tidak berarti bahwa itu adalah suara Yesus sendiri yang dibicarakan. Bagian ini hanya mengatakan bahwa suara seorang malaikat akan menemani turunnya Tuhan dari surga. Seumpama suara jurusita ketika hakim masuk ke dalam ruangan.( dengan reflek "Semua berdiri!). Maka suara itu adalah bukan suara hakim (analogi sederhana)

Kedua, Ibrani 1: 5 mengatakan, " sebagai contoh, kepada siapakah dari antara para malaikat Ia pernah mengatakan:" Engkaulah Putraku; Aku, Aku, hari ini, Aku telah menjadi Bapakmu"? (Terjemahan Dunia Baru Alkitab ala SSY). Jawaban untuk pertanyaan itu adalah, tentu saja, "tidak ada." Tidak ada malaikat yang Allah katakan sebagai Putra/Anak, maka Yesus bukan malaikat Michael.

Dengan demikian, jika Tuhan tidak pernah menyebut malaikat sebagai Anak-Nya, maka Michael - yang adalah seorang malaikat - tidak bisa menjadi Anak (tidak sama dengan Yesus).Fakta bahwa Michael adalah malaikat tidak mengubah apa pun, karena ia masih seorang malaikat. Seorang malaikat tetaplah seorang malaikat, walaupun Ia mempunyai tatanan sbagai penghulu malaikat, - berarti hanya "penguasa" dalam situasi dan konteksnya sebagai malaikat/penghulu malaikat."

Sumber: https://www.catholic.com/…/a-jehovahs-witness-identity-cris…


Sejarah Perang Salib






Perang Salib, satu di antara dua hal yang paling sering dipakai untuk menyerang Gereja Katolik. Satu hal yang lain ada Inkuisisi. Sering penyerang mengutip fakta sejarah separuh-separuh, sedang mereka yang diserang tidak tahu fakta sejarah sama sekali. Mari kita kali ini melihat masalah Perang Salib secara umum.

Sebenarnya Perang Salib itu apa?
Perang Salib sering digambarkan sebagai usaha orang Kristen Eropa untuk menduduki tanah Islam, yaitu Timur Tengah. Orang Islam sendiri digambarkan sebagai pihak yang cinta damai. Ini adalah gambaran yang salah. Secara historis, sebagian daerah Timur Tengah adalah tanah Kristen. Meski propaganda Islam mengatakan bahwa agama Islam adalah agama damai, kenyataannya tidak demikian. Islam berkembang melalui peperangan. Pada saat kelahiran Islam pada abad ketujuh, Muhammad memimpin perang di Jazirah Arab. Pasukan Arab Islam menghadapi dua kerajaan besar dunia waktu itu yang saling berperang, Byzantium dan Persia. Byzantium didominasi oleh Kristen sedang Persia oleh Zoroaster.


Kerajaan Persia berhasil ditaklukkan dan terserap ke dominasi Islam.(1) Zoroaster sekarang tinggal dijalankan oleh sejumlah kecil keluarga. Sekarang tujuan invasi Islam tinggl satu yaitu Byzantium. Seluruh tentara Byzantium di Timur Tengah dikalahkan oleh tentara Arab Islam pada 636 dan Yerusalem jatuh pada tahun 638.(2)

Invasi Islam

Pada abad kedelapan, bangsa Arab, sambil membawa Islam, telah menaklukkan seluruh Afrika Utara, yang sebelumnya didiami orang Kristen.(1) Penduduk Afrika Utara, bangsa Berber, yang sebelumnya Kristen sekarang menjadi Islam. Bahkan tentara Berber Islam pada tahun 711 telah mendarat di daratan Spanyol atas nama Kekhalifahan Umayyad (Arab) dan menghancurkan pasukan Kristen Visigoth. Pada tahun 712 mereka telah mencapai jantung Semenanjung Iberia. Pada tahun 730, tentara Berber Islam (ditambah tentara Arab Islam yang datang belakangan) ini telah memasuki jantung Perancis. Mereka akhirnya dapat ditahan oleh Charles Martel di Pertempuran Tours (Poitiers) pada tahun 732.(2)


Kisah penaklukan dunia oleh bangsa Islam tidak berhenti di sana. Pada abad kedelapan, bangsa Islam telah menguasai Sisilia (bagian Italia sekarang) dan beberapa pulau Mediterania.(2) Pada abad kesebelas, dunia Islam dipimpin oleh bangsa Turki (Kekhalifahan Ottoman),(2) yang telah menaklukkan Asia Kecil (Republik Turki sekarang), yang juga merupakan daerah Kristen. Semua daerah Kristen ini (kecuali Spanyol dan Perancis) adalah wilayah Byzantium dulunya. Kerajaan Byzantium yang dulunya luas sekarang hanya tersisa sedikit.

Bahkan Kerajaan Byzantium sekarang menghadapi masalah besar yaitu tentara Islam yang berkemah di luar ibukota Constantinople. Penguasa Constantinople meminta bantuan kepada kerajaan Eropa lainnya. Paus Urban II menjawab pada Konsili Clermont 1095 dengan meminta para ksatria Eropa untuk membantu Byzantium. Ini lah yang menjadi Perang Salib. Perang salib bukanlah usaha Paus yang gila kuasa untuk menyerang kaum lemah lembut cinta damai. Perang Salib adalah usaha bangsa Kristen Eropa untuk bertahan dari gempuran Islam, yang dalam 400 tahun telah berhasil menguasai 2/3 tanah Kristen dan mengeringkan 3/5 Patriarchate (Alexandria, Antiokhia, Yerusalem).(1)


Tentara Salib sendiri sering digambarkan sebagai tentara yang haus kekayaan, ketenaran dan popularitas. Para pemimpin Tentara Salib katanya adalah anak bangsawan kedua atau ketiga, yang tidak memiliki tanah dan kuasa karena mereka bukan ahli waris. Tujuan mereka bergabung dengan Tentara Salib adalah demi mendapatkan gelar, kuasa, kekayaan dan tanah. Kenyataannya berbeda jauh. Pemimpin Tentara Salib adalah para raja suatu kerajaan atau putra mahkota. Tujuan mereka bersifat spiritual. Mereka bergabung dengan Tentara Salib sebagai tanda penitensi dan peziarahan. Gereja Katolik sendiri memberikan para Tentara Salib indulgensi peziarah. Banyak di antara mereka rela menggadaikan tanah milik mereka demi membiayai pengadaan pasukan dan artileri yang tidak sedikit. Banyak di antara mereka akhirnya pulang dalam keadaan miskin.(1)

Tujuan Perang Salib ada dua. Pertama membantu Gereja Timur menangkal serangan Islam, sebagaimana yang mereka minta. Kedua, menguasai Yerusalem lagi yang telah ditaklukkan oleh Islam sehingga orang Kristen dapat berziarah dengan aman.(1) Ketika berada di bawah kekuasaan tentara Arab Islam, bangsa Kristen tetap diberi kebebasan menjalankan ziarah ke Yerusalem (kecuali saat kekuasaan Kalifah Hakim si Gila, yang menghancurkan gereja dan menganiaya orang Yahudi dan Kristen). Hal ini berbeda saat dunia Islam dipimpin oleh bangsa Turki (Kekhalifahan Ottoman). Mereka menutup kota Yerusalem. Orang Kristen dilarang berziarah.(2) Tentara Salib tidak pernah berniat menduduki Jazirah Arab, rumah kelahiran Islam. Ini menandakan bahwa Perang Salib murni bersifat bertahan.(3)


Perang Salib adalah perang. Ini bearti pasti ada pembunuhan dan aneka tindakan brutal lainnya. Meski bukan tujuan utama, Tentara Salib tidak menolak jarahan tetapi penjarahan adalah suatu tindakan lazim dalam perang meski sampai kini. Perang Salib juga tidak ditujukan untuk menyerang kaum Yahudi meski pada kenyataannya beberapa daerah Yahudi diserang. Atas kejadian, ini Paus, para uskup dan pengkhotbah (mis. St. Bernard) jelas-jelas mengutuknya. Korban di pihak Yahudi dapat dianggap sebagai “collateral damage” yang pasti terjadi di setiap perang.(1)

Episode Perang Salib
Setelah membersihkan benak dari berbagai mitos tidak benar akan Perang Salib, mari kita sekarang melihat episode Perang Salib itu sendiri.

Perang Salib Pertama
Pada 1071, tentara Byzantium berhasil dikalahkan oleh tentara Turki Islam di Manzikert, dekar Armenia. Ini bearti seluruh wilayah Byzantium di Asia Kecil terbuka tanpa pertahanan. Dengan cepat tentara Turki Islam ini berkemah di Nicea, dekat Constantinople, ibukota Byzantium. Kaisar Byzantium, Alexius Comnenus, memohon bantuan kepada Paus. Sialnya Paus saat itu, Gregorius VII, meski sempat berpikiran untuk memimpin langsung bala bantuan ke Byzantium, sedang ribut dengan Kaisar Romawi Suci, Henry IV, dan invasi Normandia oleh Robert Guiscard.(2)



Permohonan putus asa Byzantium ini baru mendapatkan perhatian yang memadai oleh Paus berikutnya, Paus Urban II. Pada musim semi 1095, paus mengizinkan utusan Byzantium untuk menyampaikan permohonan mereka di Konsili Piacenza. Paus Urban II memberi hukuman bagi bangsawan yang enggan membantu. Kemudian Paus, pada 27 November 1095, memberikan khotbah pada Konsili Clermont. Reaksi para pendengar sungguh mengagetkan.(2)

Serendak seluruh peserta Konsili merespon positif. Mereka mengambil salib merah sebagai lambang tentara. Dalam beberapa jam, seluruh kain berwarna merah lenyap dari kota karena dipotong menjadi lambang salib dan dijahit ke pakaian para kesatria.(3) Petani pun merespon seruan ini. Ribuan petani dan kesatria tak berpengalaman berjalan kaki dari Eropa ke Timur Tengah dan memasuki daerah musuh tanpa garis komando yang jelas, tanpa pemimpin tunggal, tanpa logistik, tanpa taktik yang rinci. Mereka hanya ingin menolong Gereja Timur dan membebaskan Yerusalem. Alhasil, dengan mudahnya mereka dikalahkan. Tentara yang dibangun atas spontanitas ini disebut Tentara Salib Petani (Peasant Crusade) atau Tentara Salib Rakyat (Peoples’ Crusade). Karena tidak memiliki pemimpin, Tentara Salib ini bergerak tidak terpimpin. Beberapa kelompok, sedihnya, menyerang kaum Yahudi.(3) Para baron Frankis menghimpun kekuatan dan memimpin Tentara Salib dengan lebih persiapan yang lebih baik pada tahun 1096. Saat ini tidak ada raja yang ikut. Tentara Salib kali ini dipimpin oleh Bohemond of Taranto, Raymond of Tolouse, Hugh of Vermandois, Godfrey of Bouillon, Balwin of Bologne, Robert of Flanders, dan Robert of Normandy. Paus Urban II juga mengirimkan utusannya, Uskup Le Puy, Mgr. Adhemar, yang akan berperan menjada keharmonisan para pemimpin ini. (2,3)
Tentara ini mencapai Constantinople pada April 1907. Pada Juni 1097 mereka berhasil mengembalikan Nicea (kota dekat Constantinople) ke tangan orang Kristen. Pada tanggal 1 Juli 1907, Tentara Salib menyerang Dorylaeum. Pada Oktober 1907, Tentara Salib mencapai Antiokhia dan mengepungnya. Pada tahun 1908 Antiokhia dibebaskan. Meski sempat dikempung balik, Tentara Salib berhasil menghalau tentara Turki Islam pada tanggal 28 Juni 1098. Para pemimpin setuju untuk beristirahat hingga tanggal 1 November 1098. Pada bulan Agustus, Uskup Adhmar meninggal tanpa meninggalkan pengganti. Sekarang para pemimpin kehilangan pemersatu. Bohemond enggan berangkat dan ingin menguasai Antiokhia sendirian. Raymond of Tolouse tetap ingin menyerang Yerusalem. Para tentara mendung Raymond bahkan mengancam akan merubuhkan tembok kota bila mereka diperintah untuk tinggal di Antiokhia.(3) Pada tanggal 13 Januari 1099, Raymond memimpin Tentara Salib menuju Yerusalem. Pada tanggal 7 Juni, Tentara Salib berhasil melihat Yerusalem dari Mountjoy, tempat para peziarah menatap Yerusalem pertama kali dalam peziarahan mereka. Saat ini ditandai dengan air mata haru dan ucapan syukur sambil berlutut oleh para tentara kepada Tuhan karena telah menyertai peziarahan mereka.(3)

Pengepungan Yerusalem lebih sulit daripada Antiokhia. Di tengah keputus-asaan, seseorang dari tentara mengatakan bahwa ia mendapat mimpi dari Uskup Adhemar yang meminta mereka mengitari tembok Yerusalem di siang hari terik dengan telanjang kaki, berpuasa dan memohon kepada Tuhan. Para tentara mendapatkan semangat mereka lagi dan benar-benar melakukan permintaan Uskup Adhemar. Pada tanggal 15 Juni 1099, Tentara Salib mulai menyerang kota Yerusalem lagi. Godfrey of Bouillon bahkan melakukannya sambil memanggul salib. Tentara Godfrey berhasil masuk dan membuka Gerbang St. Stefanus. Tetapi Yerusalem baru jatuh setelah tentara Raymond ikut masuk ke Yerusalem. (3)


Pada Juli 1099, Yerusalem berhasil dibebaskan. Terjadi Penjarahan dan pembunuhan orang tidak berdosa (The Sack of Jerusalem). Baik Raymond maupun Godfrey tidak terlibat dan tidak menyetujui tindakan ini. Banyak pihak menyalahkan Tentara Salib akan Penjarahan Yerusalem ini, bahkan menambahkan pembantaian menyebabkan banjir darah hingga setinggi mata kaki. Pembantaian dan penjarahan kota taklukan adalah sesuatu yang biasa pada perang terutama perang zaman dahulu. Meski ini terlihat brutal dari kacamata modern, ini adalah sesuatu yang lazim bagi Abad Pertengahan. Mengenai darah setinggi mata kaki, hal itu jelas tidak mungkin. Dengan luas kota Yerusalem, dibutuhkan banyak sekali korban untuk bisa menggenangi seluruh kota dengan darah hingga setinggi mata kaki. Jumlah penduduk di sekitar Yerusalem saat itu pun tidak akan mencukupi.(4) Kerajaan Salib di Timur Tengah didirikan. Raymond dan Godfrey menolak mahkota Yerusalem dengan alasan mereka tidak mau mengenakan mahkota emas sementara Tuhan Yesus mengenakan mahkota duri. Godfrey setuju untuk menjaga Yerusalem. Dia menggunakan gelar “Pembela Makam Suci” (Defender of the Holy Sepulcher). Kebanyakan dari tentara berziarah ke Makam Suci, menuntaskan sumpah mereka dan kembali ke Eropa.(3) Sebenarnya istilah “perang salib” adalah istilah modern. Orang yang terlibat dalam “perang salib” itu sendiri menggunakan istilah “ziarah”.(2)

Tentara Salib berhasil membangun Kerajaan Salib, yang dibagi menjadi empat wilayah County of Edessa, Principality of Antiochia, County of Tripoly, dan Kingdom of Jerusalem.(2) Untuk menjamin keamanan Yerusalem, ordo militer Kesatria St John (Knight of St. John, atau Hospitaller) didirikan. Sayangnya kejayaan ini tidak bertahan lama.(3)



Perang Salib Kedua
Pada 24 Desember 1144, County of Edessa jatuh ke tangan Turki dan Kurdi, yang dipimpin oleh Zengi.(1,3) Bangsa Eropa merasa perlunya Perang Salib baru. Raja Perancis, Louis VII of France dan Raja Jerman, Conrad III, memimpin Perang Salib Kedua yang gagal ini. Parahnya lagi, Tentara Salib menyerang Damaskus, kota yang awalnya merupakan sekutu Tentara Salib. Kegagalan yang kontras dengan Perang Salib Pertama ini membuat bangsa Eropa merasa diri dihukum Tuhan. Akibatnya, banyak gerakan awam bangkit memperbaiki kehidupan religius masyarakat Eropa saat itu. Kaum awam pun ikut berperan dengan puasa dan doa. Namun Tuhan berkata lain. Di pihak Islam bangkit Saladin, pemimpin hebat dari suku Kurdi, yang berhasil mempersatukan dunia Islam melawan kerajaan Kristen Eropa yang terpecah-pecah. Pada 1187, sultan yang gemar menyerukan jihad terhadap orang Kristen ini menang mutlak di Pertempuran Hattin. Sejak saat itu, satu per satu kota Kerajaan Salib jatuh ke tangan tentara Islam, termasuk Yerusalem pada tanggal 2 Oktober 1187. Kejadian inilah yang diangkat ke layar lebar dalam “Kingdom of Heaven”. Hanya tersisa beberapa pelabuhan yang dikuasai Tentara Salib. Relik Salib Suci diambil oleh tentara Islam.(1)



Perang Salib Ketiga
Kekalahan tragis ini memancing Perang Salib Ketiga, yang dipimpin oleh Kaisar Jerman Frederik I Barbarossa, Raja Perancis Philip II Agustus, dan Raja Inggris Richard I Lionheart. Kaisar Barbarossa tenggelam saat berusaha menyembragi sungai dengan kuda lengkap dengan baju zirahnya. Tentara Jerman pulang. Raja Phillip II juga pulang setelah berhasil mengalahkan kota Acre. Perang Salib Ketiga sekarang menjadi tanggung jawab penuh Raja Richard. (1)



Raja Richard I Lionheart adalah petarung unggul, ahli taktik yang berpengalaman dan pemimpin yang hebat, bahkan dihormati oleh Sultan Saladin. Sebenarnya kedua pemimpin ini saling menghormati dan saling mengakui. Raja Richard berhasil mengusai seluruh pantai Timur Tengah, tetapi tidak berhasil menguasai Yerusalem. Richard kemudian mengadakan gencatan senjata dengan Saladin dan kembali ke Eropa. Saladin berjanji akan mengizinkan peziarah memasuki Yerusalem selama mereka tidak bersenjata. (1)


Perang Salib Keempat (1201-1204)

Perang Salib Keempat, meski lebih dipersiapkan dan lebih heboh, tetap gagal bahkan berakibat pahit, yaitu penjarahan Constantinople. (1) Mengapa Perang Salib Keempat ini begitu bodoh, silakan lihat di sini.


Perang Salib Kelima (1217-1221)
Paus Innocent III berniat membentuk Tentara Salib kelima tetapi meninggal seblum menyelesaikannya (1217). Perang Salib kelima ini ditujukan ke Mesir tetapi gagal juga. (3)


Perang Salib Keenam dan Ketujuh
Raja Perancis, St. Louis IX memimpin dua Perang salib dalam hidupnya. Yang pertama berhasil menguasai Damietta di Mesir, namun tentara Islam berhasil merebutnya kembali. Usaha kedua dihabiskan oleh St. Louis IX terutama untuk memperkuat pertahanan tanpa berhasil menguasai Yerusalem. Pada 1290, beliau berusaha menyerang Tunis namun meninggal dalam perjalanan karena sakit dan usia tua. Pada tahun 1291, tentara Islam berhasil mengusir Tentara Salib, Kerajaan salib lenyap dari peta. (1,3)

Mengapa Perang Salib gagal?
Pada zaman Perang Salib, tentara Islam tumbuh menjadi kekuasaan adidaya dunia. Mereka mengusai perdagangan dan ilmu pengetahuan. Salah satu hal penting lainnya adalah tentara Islam lebih bersatu dibandingkan kerajaan Eropa. (1)

Sementara pihak lain menuding kelemahan iman bangsa Kristen Eropa, (1) saya ingin melihat dari sudut yang lebih duniawi. Tentara Salib berasal dari Eropa, menempuh perjalanan jauh hingga ke Timur Tengah. Saat itu, transportasi tidak sebagus sekarang. Korban jatuh dengan cepat selama perjalanan, entah karena kelelahan atau kecapaian. Medan pertempuran juga berbeda. Medan Eropa berupa hutan di mana kuda adalah suatu keuntungan sementara di Timur Tengah, medan perang berupa padang pasir panas di mana unta adalah keuntungan. Belum lagi peristiwa bodoh tenggelamnya Kaisar Barbarossa. Ini menandakan Tentara Salib tidak menguasai medan dengan baik. Sistem logistik belum berkembang. Tentara Salib bertempur dengan baju zirah yang cocok di udara sejuk Eropa tetapi baju perang tentara Islam yang simpel terbukti lebih cocok untuk udara gurun. Sering terjadi perdebatan kekuasaan antara pemimpin Tentara Salib yang baru datang dengan penguasa Kerajaan Salib yang sudah ada duluan. Ini disebabkan karena kerajaan Kristen Eropa bukan suatu kerajaan tunggal sehingga persaingan kuasa terjadi. Belum lagi, kudeta dan perang yang terjadi di daerah asal sementara sang raja berperang di Timur Tengah. Semua hal ini menyebabkan kekalahan Tentara Salib.


Pada tahun 1480, Sultan Mehmet II menguasai Otranto dan berniat menguasai Roma. Sultan ini meninggal tiba-tiba dan rencananya pun ikut meninggal bersama dengannya. Pada 1529, Sultan Sulaiman The Magnificent mengepung Wina tetapi gagal merebutnya karena tidak membawa artileri yang memadai lantaran hujan lebat.(1) Saya akan membahas kisah heroik martir Otranto di sini. Sementara itu Renaissance merebak di Eropa. Sekarang Eropa berkembang pesat, kekuatan ekonomi tentara Islam berhasil diimbangi. Ancaman invasi Islam ditundukkan di Pertempuran Lepanto tahun 1571. Sejak saat itu, tidak ada lagi usaha signifikan dari Islam untuk menduduki Eropa. Saya akan menulis artikel terpisah mengenai Pertempuran Lepanto. Di Eropa sendiri terjadi perubahan. Reformasi Protestan terjadi. Mereka menyangkal keutamaan Paus dan doktrin indulgensi. Ini menyebabkan mimpi Perang salib terkubur dan tak pernah dipikirkan lagi. (1). Istilah Perang Salib sendiri sering dipakai untuk hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan Timur Tengah. Contohnya Reconquista Spanyol sering disebut Perang Salib. Inkuisisi Abad Pertengahan terhadap kaum Cathar juga disebut Perang Salib. Perlawanan terhadap ajaran Jan Hus sekitar 1415 juga sering disebut Perang Salib. Ada pula Perang Salib yang berhubungan dengan Timur Tengah tetapi tidak termasuk dalam ketujuh rangkaian di atas misalnya Perang Salib Alexandria 1365, Perang Salib Nikopolis 1396 dan Perang Salib Varna 1444.(2)


Sekarang mengapa kaum Islam jengkel bila Perang Salib disinggung-singggung? Bukannya mereka yang menang? Sebenarnya orang Islam bergembira akan kemenangan mereka hingga abad ke-19, saat kolonialisme Eropa. Pada sejarawan saat itu mendengung-dengungkan Perang Salib sebagai kolonialisme Eropa pertama. Karena kolonialisme dibenci dan menimbulkan sakit hati, Perang Salib pun dibenci dan menimbulkan sakit hati. Yang tidak dimengerti adalah Perang Salib adalah usaha bertahan bangsa Eropa Kristen dari ancaman orang Muslim yang merebut wilayah mereka, seperti yang dijelaskan di atas. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan kolonialisme.(5) Juga tidak perlu terburu-buru meminta maaf kepada orang Islam mengenai Perang Salib. Toh mereka juga yang cari gara-gara duluan. Orang yang meminta maaf perlu mengerti akan hal apa yang dia mintai maaf. Perang Salib bukanlah kesalahan bangsa Kristen Eropa. Tidak perlu kita sekarang meminta para leluhur Kristen Eropa dikutuk. Perang Salib adalah bagian dari persaingan antara dua agama besar yaitu Kristen dan Islam. Persiangan ini telah bermula sejak abad ketujuh hingga sekarang. Perang Salib hanyalah letupan dari sesuatu yang mendidih di bawah permukaan. Meminta maaf atas Perang Salib memang suatu langkah yang mungkin dapat dipuji tetapi tidak akan dihargai oleh orang Islam. Lebih baik bila fakta sejarah mengenai Perang Salib tidak dilihat dalam kerangka benar-salah melainkan sebagai suatu fakta sejarah yang telah terjadi.(6)

Kesimpulan
Perang Salib adalah usaha bangsa Kristen Eropa untuk membebaskan Timur Tengah dari cengkraman Islam. Para Tentara Salib adalah orang-orang saleh yang rela menanggung derita perang demi tujuan mulia. Meski kenyataannya Perang Salib tidak sukses besar, ini tidak bearti Tuhan meninggalkan Gereja Katolik. Tuhan dapat membawa kebaikan dari sesuatu yang nampaknya tidak baik. Perang Salib bukanlah kesalahan sejarah. Perang Salib adalah peristiwa Abad Pertengahan sehingga analisis mengenainya harus menggunakan kacamata Abad Pertengahan, bukan kacamata zaman modern. Perang Salib memang harus terjadi. Deus Vult.


Sumber: http://katolisitas-indonesia.blogspot.co.id/2012/11/perang-salib-inikah-sejarah-kelam_8.html