Ajaran Sesat Gnostisisme



A. LATAR BELAKANG

Di dalam kekristenan, gerakan Gnostik muncul pertama kali sebagai sebuah sekolah pemikiran. Pada akhir abad ke II, semua Gnostik melepaskan diri dari Gereja Universal. Dalam Perjanjian Baru yang disusun seperti surat 1 Yohanes dan surat-surat Pastoral Paulus, bentuk-bentuk ajaran sesat dimunculkan yang serupa dengan sistem-sistem ajaran Gnostik. Para Gnostis memanfaatkan karya-karya Yahudi, Kristen, dan Kafir, untuk kemudian disintesiskan, dan akhirnya sampai pada pokok penganjaran, bahwa keselamatan itu dicapai manakala unsur rohani, yang suci, dalam diri manusia terbebaskan dari unsur materi, yang sifatnya selalu jahat.

B. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk mempelajari aliran Gnostisisme pada akhir abad II yang menyebabkan permasalahan yang panjang dalam Gereja. Dengan mempelajari aliran Gnostisisme, diharapkan dapat menemukan hal-hal positif dan negatif guna memperbaiki masa depan. Memperbaiki masa depan untuk umat beriman agar dapat mengetahui kaidah ajaran Kristen yang sejati dan menghayatinya dengan sepenuh hati.

C. METODE

Dalam penulisan makalah ini saya memakai metode sumber bacaan, dari buku-buku sejarah Gereja. Dari buku-buku itu, saya mencoba merumuskan ajaran-ajaran Gnostisisme. Dengan demikian sejarah Gnostisisme yang terjadi beberapa abad silam dapat dipelajari dengan mudah.

D. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Gnostisisme?
2. Beberapa tokoh Gnostik dan ajarannya yang bertentangan dengan iman Kristen.
3. Tanggapan Gereja terhadap ajaran Gnostik.
4. Tanggapan saya.

E. PENGERTIAN GNOSTISISME

Apakah Gnostisisme itu ?. Kata Gnostisisme berasal dari bahasa Yunani: gnōsis, yang artinya : Pengetahuan. Gnostisisme adalah suatu paham atau aliran tentang penyelamatan melalui pengetahuan. Pada akhir abad ke II, penganut Gnostik mengutip “kata-kata Yesus dalam Injil yang dipakai umat Kristiani” demi mendukung ajaran-ajaran mereka. Tokoh-tokoh Gnostik mengarang “injil-injil” baru, antara lain “Injil Thomas” yang mengajarkan ajaran dualistik : materi bertentangan dengan Roh, dan alam semesta merupakan suatu wujud yang buruk dari Pencipta. Gnostisisme menyangkal wahyu objektif yang terpenuhi pada zaman para rasul. Gnostisisme menolak kenyataan bahwa Kristus telah menetapkan kuasa mengajar dalam gereja-Nya, untuk menafsirkan dengan tepat arti sabda Allah yang diwahyukan.

F. BEBERAPA TOKOH GNOSTISISME DAN AJARANNYA

a. Valentinus

Menurut Valentinus, Dunia yang penuh penderitaan, diciptakan oleh Allah yang jahat. Allah adalah terang, dikelilingi oleh malaikat-malaikat yang rohani murni. Tetapi ada malaikat yang ingin mengenal hakekat Allah yang Tertinggi itu. Malaikat itu tidak dapat mengenal hakekat Allah, sehingga dalam dirinya timbul rasa sedih dan gelisah.

Kesedihan dan kegelisahan itu dibuang keluar dari dunia terang, maka terbentuklah materi (zat jasmani). Dari materi itu Allah menciptakan dunia. Dunia itu menjadi penjara bagi percikan-percikan terang yang ikut terbuang dari dunia atas. Allah yang jahat itu adalah Allah Bangsa Israel.
Allah dalam Perjanjian Lama adalah Allah yang jahat. Allah yang maha baik itu diperkenalkan oleh Kristus. Kristus adalah salah seorang dari roh-roh yang hidup dalam dunia terang, tetapi Ia turun dari dunia atas untuk menembus percikan-percikan terang yang telah menjadi roh orang-orang tertentu yang terkurung dalam tubuh.

Kristus mengajar kepada roh-roh itu tentang asal-usul mereka dan tentang jalan untuk kembali ke dunia terang. Kristus sendiri tidak mempunyai tubuh manusia. Tubuhnya yang dipercakapkan dalam Injil hanyalah semu, sehingga pura-pura saja Ia mati di atas kayu salib. Kristus menebus kita bukan dengan jalan kematian dan kebangkitan, Keselamatan itu diperoleh dengan jalan mengingkari tubuh kita (askese) dan memiliki pengetahuan rahasia tentang jalan ke dunia terang.

b. Basilides ( kira-kira 150 ses. Masehi)

Menurut Basilides, bukan Yesus yang menderita sengsara dan disalibkan, melainkan Simon dari Cyrene. Wajah simon telah diubah oleh Allah, agar orang mengira bahwa dialah Yesus, sehingga Simon disalibkan karena kekhilafan dan kekeliruan. Padahal Yesus sendiri memakai rupa simon, berdiri di dekat situ sambil menertawakan mereka. Yesus tidak bersifat jasmani, maka Ia sanggup memakai rupa Simon. Kemudian Yesus naik kepada Allah sambil menertawakan mereka. Maka seharusnya orang-orang tidak percaya kepada yang disalibkan, melainkan kepada Dia yang datang dalam rupa manusia yaitu Yesus yang dianggap disalibkan. Kalau seseorang percaya kepada dia yang disalibkan itu, maka ia masih seorang budak.

"Bapa Gereja memberikan seperti Polikarpus (lahir tahun 69-155) yang adalah saksi mata dan murid Rasul Yohanes berkata : “ Barangsiapa tidak mengakui bahwa Kristus telah datang dalam daging, maka ia adalah antikristus; dan barangsiapa tidak mengakui rahasia salib, maka ia adalah jahat dan ia yang berpegang pada firman Tuhan menurut keinginannya sendiri. Barangsiapa berkata bahwa tidak ada kebangkitan dan penghakiman, maka ia adalah anak sulung iblis “.

c. Beberapa contoh perkataan-perkataan Yesus dalam Injil Thomas yang digunakan dalam ajaran Gnostik antara lain :

(1) Inilah kata-kata rahasia, yang diucapkan oleh Yesus yang hidup itu dan yang dituliskan oleh Didymus Yudas Thomas.
(50) Yesus berkata : kalau mereka berkata kepada kamu : dari manakah asalmu?. Katakanlah kepada mereka : kami berasal dari terang……kami adalah anak-anak dan orang-orang pilihan Sang Bapa yang hidup itu.
(56) Yesus berkata : Siapakah yang telah mengenal dunia, ia telah menemukan mayat…
(62) Yesus berkata : Aku mengatakan rahasia-Ku kepada mereka yang layak bagi rahasia-rahasiaKu. Apa yang dilakukan oleh tangan kananmu, biarlah jangan diketahui oleh tangan kirimu, apa yang dilakukan.
(79) seorang perempuan dari antara orang banyak itu berkata kepadaNya : berbahagialah rahim yang telah mengandung Engkau dan buah dada yang telah memberi Engkau minum. Berbahagialah mereka yang telah mendengarkan firman. Sebab akan tiba masanya kamu akan berkata : berbahagialah rahim yang tidak mengandung dan buah dada yang tidak pernah menyusui.

Ayat-ayat ini, sekilas hampir sama dengan Injil Asli yang kita pakai. Tetapi perlu diketahui penganut Gnostisisme mengganti sebagian besar kata-kata itu untuk membenarkan ajaran mereka. Lebih dari itu mereka ingin mengacaukan iman Kristiani pada zaman itu. Mereka mengakui nama injil mereka adalah Injil Thomas. Semua yang mereka lakukan adalah untuk mengacaukan iman Kristiani. Gereja telah lebih dahulu mengetahui mana ajaran yang benar dari para rasul, yang lahir sebelum tokoh Gnostik ada.

d. Ajaran-ajaran Gnostik yang bertentangan dengan iman Kristiani adalah :

– Perjanjian Baru dipisahkan dari Perjanjian Lama, dengan demikian maknanya diputarbalikkan.
– Allah Pencipta tidak sama dengan Allah Bapa Yesus Kristus. Materi (zat jasmani) bukanlah ciptaan Allah yang baik melainkan dianggap jahat menurut hakekatnya.
– Kehidupan jasmani manusia bukanlah sesuatu yang pada hakekatnya baik,dan menggembirakan, melainkan perkara yang menyedihkan dan patut diingkari.
– Daging tidak akan bangkit dan tidak akan ada dunia yang baru, sebab seluruh materi akan binasa kelak.
– Dalam hal kelakuan orang, tekanan diberikan kepada perjuangan melawan tabiat jasmani kita.
– Yesus tidak disalib, melainkan diangkat oleh Allah Bapa ke Surga.
Bagi Gereja, Gnostik merupakan tantangan yang berat, karena bertolak belakang dengan azas-azas iman Kristen. Salah seorang Teolog yang paling keras melawan Gnostik ialah uskup Ireneus dari Lyon. Uskup Ireneus menulis karya :” Penyingkapan kedok dan sanggahan terhadap pengetahuan yang pura-pura” (kira-kira 180 sesudah Masehi).

G. TANGGAPAN GEREJA

Untuk melawan ajaran Gnostik, Gereja membentuk kaidah ajaran Kristiani, yakni :
1. Pembentukan “Kanon Kitab Suci”. Gereja sudah mempunyai PL sebagai ukuran bagi kepercayaan dan kehidupan anggota-anggotanya. Di samping itu ada 4 Injil-injil dan surat-surat. Gereja menentukan, kitab manakah yang boleh dianggap benar-benar berasal dari murid Tuhan.
2. “Pengakuan Iman”. Pengakuan yang tertua mengenai Kristus : “Yesus adalah Tuhan” (1 Kor. 12:3; Roma 1:3; Filipi 2:5-11). Kemudian pengakuan ini berkembang menjadi suatu pengakuan iman yang lengkap : “Syahadat Para Rasul”.

3. “Uskup”. Uskup-uskup dipandang selaku pengganti rasul-rasul. Uskup-uskup ini meneruskan ajaran yang mereka terima dari Kristus sendiri. Dengan demikian ajaran-ajaran bidaah/bidat khususnya Gnostik dapat dibantah, sehingga jemaat mempunyai pegangan yang teguh.
Akhirnya, 4 kitab Injil, surat-surat Rasul Paulus, Kisah Para Rasul, surat kepada orang Ibrani dan Wahyu kepada Yohanes mendapat Kanon (Tongkat/ Pedoman) selaku kitab yang asli. Setelah terbentuk Kanon Alkitab yang sah, maka lebih jelas batas antara Gereja dan Gnostik.

H. PENDAPAT SAYA

Ilmu pengetahuan yang berkembang pesat membuat banyak orang terlena, sehingga melupakan hal-hal hakiki kerohanian. Banyak orang cenderung menjadikan ilmu pengetahuan sebagai dewa. Ilmu pengetahuan dijadikan argumen untuk mengatakan bahwa mereka menolak Tuhan. Pengetahuan tentang Tuhan membuat mereka puas diri dan tidak peduli lagi kegiatan-kegiatan kerohanian. Praktek kehidupan terfokus pada ilmu pengetahuan saja. Sehingga menyebabkan banyak orang yang tidak mau menderita untuk memperoleh apa yang diinginkan. Penderitaan dianggap sebagai hukuman dari Tuhan, sehingga selalu lari dari kenyataan hidup. Tuhan dipandang sebagai hakim yang menghukum manusia melalui penderitaan. Akhirnya banyak orang mempertanyaan, siapakah yang menciptakan dunia yang kejam ini?. Ajaran Gnostik menjawab sesuai situasi dengan keyakinan mereka, meskipun bertentangan dengan iman Kristiani. Iman Kristiani mengajarkan bahwa Tuhan itu maha baik adanya.
Ilmu pengetahuan sesungguhnya dapat membawa pembaharuan dalam kehidupan kita. Kita dapat menjadi manusia yang bijaksana dalam menjalani hidup. Hidup dapat menjadi bermakna dan berarti apabila ilmu itu dibagikan kepada orang lain. Orang lain yang menerimanya dapat menata masa depan. Ajaran Gnostik, dapat memberikan inspirasi yang baik bagi setiap orang beriman agar tidak menjadikan ilmu pengetahuan sebagai dewa dan menganggap penderitaan sebagai hal negatif. Mengapa ? karena Yesus sendiri dimuliakan melalui sengsara, wafat dan kebangkitannya. Penderitaan dan ilmu pengetahuan sesungguhnya merupakan bagian dari kehidupan. Penderitaan dan ilmu pengetahuan seharusnya membuat setiap orang beriman sadar akan makna hidup yang di anugrahkan Tuhan.

Jadi, kesimpulannya adalah ajaran ini, ajaran manusia bukan dari ajaran Tuhan. Yesus disalibkan, wafat, dan dimakamkan dan bangkit pada hari yang ketiga (Hari minggu).

Sumber:
Eddy Kristiyanto, Visi Historis Komprehensif. 2003 Yogyakarta : Kanisius.
End, van den, Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1986.
Heuken, A. 1991. Ensiklopedia Gereja jilid I A-G. Jakarta : Yayasan cipta loka cakara.

Penulis telah menyelesaikan Strata I di Universitas Atma Jaya-Jakarta, pada Program Studi Ilmu Pendidikan Teologi (Sekarang Pendidikan Keagamaan Katolik). Penulis pernah memposting tulisan yang sama di website:  https://mengenalimankatolik.wordpress.com/2014/07/27/ajaran-sesat-gnostisisme/


EmoticonEmoticon