Kalau orang memperhatikan Kitab Suci Katolik dan Kitab Suci
Protestan, tampak ada perbedaan yang mencolok, yakni adanya kitab-kitab
yang disebut Deuterokanonika. Mengapa ada perbedaan ini? ada yang
menuduh orang Katolik telah menambah jumlah Kitab Suci sendiri. Tetapi,
tuduhan ini sama sekali tidak benar dan bahkan tuduhan seperti itu
menunjukkan bahwa orang yang menyampaikannya tidak mengetahui sejarah
terbentuknya Kitab Suci. Perbedaan ini sebenarnya memiliki latar
belakang dalam sejarah Agama Yahudi.
Perlu diingat bahwa sejak zaman pembungan Babilonia (abad VI sebelum
Masehi) tidak semua orang Yahudi tinggal di tanah Palestina, namun
diberbagai tempat seperti di Mesir, Yunani, Roma, Babilonia, dan
sebagainya. Orang Yahudi di Palestina memiliki daftar Kitab Suci sendiri
dan orang Yahudi di luar Palestina memiliki daftar sendiri. Pada tahun
100 Masehi orang Yahudi yang tinggal di Palestina menetapkan daftar
kitab-kitab yang diterima sebagai kitab suci. Daftar ini mulanya hanya
berlaku di Palestina dan baru kemudian diterima oleh semua orang Yahudi.
Daftar Kitab Suci yang dipakai oleh orang Yahudi di luar Palestina lebih luas daripada yang dipakai di dalam negeri Palestina, karena mencakup juga kitab-kitab yang sekarang digolongkan sebagai kitab-kitab Deuterokanonika. Umat Kristiani mengikuti daftar Kitab Suci yang berlaku di antara orang Yahudi di luar Palestina. Karena itu, orang-orang Kristiani tetap mengakui kitab-kitab yang tidak diterima oleh orang-orang Yahudi.
Mengenai Perjanjian Lama, Gereja-gereja Protestan yang memisahkan
diri dari Gereja Katolik, menyesuaikan diri dengan daftar Kitab Suci
Yahudi, sehingga muncul perbedaan.
Kanon Perjanjian Lama
Kanon Yahudi / 24 Kitab
Torah
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
Nebi’im (Para Nabi)
6. Yosua
7. Hakim-hakim
8. Samuel (1 dan 2)
9. Raja-raja (1 dan 2)
10. Yesaya
11. Yeremia
12. Yehezkiel
13. 12 Nabi Keci
– Hosea
– Yoel
– Amos
– Obaja
– Yunus
– Mikha
– Nahum
– Habakuk
– Zefanya
– Hagai
– Zakharia
– Maleakhi
Ketubim (Tulisan-tulisan)
14. Mazmur
15. Amsal
16. Ayub
17. Kidung Agung
18. Rut
19. Ratapan
20. Pengkhotbah
21. Ester (17-21:5 gulungan)
22. Daniel
23. Ezra
24. Nehemia
25. Tawarikh (1 dan 2)
Kanon Protestan/39 Kitab
Pentateukh
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
Kitab-kitab Sejarah
6. Yosua
7. Hakim-hakim
8. Rut
9. 1 Samuel
10. 2 Samuel
11. 1 Raja-raja
12. 2 Raja-raja
13. 1 Tawarikh
14. 2 Tawarikh
15. Ezra
16. Nehemia
17. Ester
Kebijaksanaan dan Nyanyian
18. Ayub
19. Mazmur
20. Amsal
21. Pengkhotbah
22. Kidung Agung
Kitab Para Nabi
23. Yesaya
24. Yeremia
25. Ratapan
26. Yehezkiel
27. Daniel
28. Hosea
29. Yoel
30. Amos
31. Obaja
32. Yunus
33. Mikha
34. Nahum
35. Habakuk
36. Zefanya
37. Hagai
38. Zakharia
39. maleakhi
Kanon Katolik/ 46 Kitab
Pentateukh
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
Kitab-kitab Sejarah
6. Yosua
7. Hakim-hakim
8. Rut
9. 1 Samuel
10. 2 Samuel
11. 1 Raja-raja
12. 2 Raja-raja
13. 1 Tawarikh
14. 2 Tawarikh
15. Ezra
16. Nehemia
17. Tobit
18. Yudit
19. Ester + Tambahan
20. 1 Makabe
21. 2 Makabe
Kebijaksanaan dan Nyanyian
22. Ayub
23. Mazmur
24. Amsal
25. Pengkhotbah
26. Kidung Agung
27. Kebijaksanaan Salomo
28. Sirakh
Kitab Para Nabi
29. Yesaya
30. Yeremia
31. Ratapan
32. Barukh (surat Yeremia=6)
33. Yehezkiel
34. Daniel +(3:24-90,13;14)
35. Hosea
36. Yoel
37. Amos
38. Obaja
39. Yunus
40. Mikha
41. Nahum
42. Habakuk
43. Zefanya
44. Hagai
45. Zakharia
46. Maleakhi
Ortodoks: 3, 4 Makabe dan Mzm 151.
Silvester Detianus Gea
Penulis telah menyelesaikan Strata I di Universitas Atma Jaya-Jakarta, pada Program Studi Ilmu Pendidikan Teologi. Penulis pernah memposting tulisan yang sama dalam website: https://mengenalimankatolik.wordpress.com/2014/07/27/deuterokanonika/
EmoticonEmoticon