Doa Bapa Kami Tidak Diubah

Sumber: Pixabay


Beberapa hari ini beredar kabar bahwa Paus Fransiskus mengubah Doa Bapa Kami. Banyak netizen media sosial membagikan berbagai berita yang intinya menuduh bahwa tindakan Paus tidak tepat. Tindakan tersebut banyak dilakukan oleh sebagian orang yang memang tidak begitu senanga dengan iman Katolik. Berita tersebut mereka jadikan sebagai bahan untuk menyerang umat Katolik. Meskipun pada kenyataannya mereka tidak membaca isi dari berita yang mereka bagikan. Tak dipungkiri banyak juga umat Katolik yang bertanya-tanya tentang berita tersebut. Bagaimana seharusnya kita menjelaskan? Setidaknya kita perlu menjelaskan beberapa hal:

Pertama. Paus Fransiskus menyetujui perubahan terjemahan Misale (Buku Misa) bahasa Italia, antara lain terjemahan Doa Bapa Kami dan Kemuliaan. Oleh sebab itu, tidak benar bahwa Paus mengubah Doa Bapa Kami dalam bahasa asli, Yunani atau Latin. Doa Bapa Bapa Kami dalam bahasa asli tidak pernah diubah, tetap seperti apa adanya.

Kedua, perubahan terjemahan adalah hal yang wajar. Bahkan Lembaga Alkitab Indonesia telah merevisi beberapa kali terjemahan Alkitab, misalnya Alkitab Terjemahan Lama (TL), Alkitab Terjemahan Baru (TB), Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) atau Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK), Alkitab Terjemahan Baru versi 2. Perlu diketahui yang direvisi bukan bahasa asli dari Alkitab melainkan terjemahan dari Alkitab. Revisi diadakan untuk menyesuaikan dengan perkembangan bahasa. Demikian pula yang terjadi dengan Doa Bapa Kami dalam bahasa Italia, bukan direvisi bahasa asli Alkitabnya, melainkan direvisi bahasa terjemahannya agar sesuai dengan perkembangan bahasa.

Ketiga, revisi terjemahan diperlukan karena  terjemahan pada masa lampau memiliki kata/kalimat yang sulit dipahami pada masa kini, dalam terjemahan dalam bahasa Indonesia misalnya ada beberapa kalimat yang pada masa kini agaknya tidak dimengerti oleh banyak orang; fasik, bertarak dan lain sebagainya. Bisa juga ada kata yang maknanya bergeser, misalnya perkasa dan lain sebagainya.

Keempat, perubahan terjemahan yang dilakukan pada terjemahan Misale (Buku Misa) bahasa Italia tidak berdampak terhadap Misale (Buku Misa) di Indonesia. Dengan kata lain, perubahan terjemahan itu hanya berlaku di Italia.

Kelima, kalimat yang direvisi dari terjemahan lama adalah ‘dan jangan masukkan kami ke dalam pencobaan’ menjadi ‘dan jangan biarkan kami jatuh ke dalam pencobaan’. Dua terjemahan ini sama sekali tidak saling bertentangan, maka tidak ada yang perlu dipersoalkan.





EmoticonEmoticon