Gereja St. Yoseph Matraman, Saksi Sejarah

Gereja St. Yoseph Matraman
Cahayakristus7.blogspot.com - Jakarta - Gereja St. Yoseph, yang terletak di Jalan Matraman Raya, Nomor 127, Jakarta Timur, salah satu gereja tua di Provinsi DKI Jakarta. Pada 22 Juni 2018, gereja ini genap berusia 109 tahun. Kisah pembangunan gereja berawal dari pembelian sebidang tanah di tepi Matramanweg pada 13 Desember 1906. Pada 28 Desember 1906, di lokasi ini terlebih dulu dibentuk stasi (wilayah pra-otonomi dalam pelayanan umat Katolik-Red) oleh pastor PJ Hoevenaars, SJ, dari Gereja Katedral. Registrum Baptismale I, Ecclesia Catholicae quae est in Meester Cornelis in Insula Java, tercatat bahwa baptisan pertama dilaksanakan pada 22 Juni 1909. Christina Wilhelmina Cornelia, lahir pada 14 Mei 1909, adalah anak pertama –berdarah Belanda- yang dibaptis di gereja ini. Pastor Johanes Djawa, SVD (Pastor Kepala Paroki 1989-1999) menetapkan tanggal pembaptisan tersebut sebagai penanda kelahiranGereja St. Yoseph, Paroki Matraman.

Rencana pembangunan gedung dimulai pada 8 April 1923, dengan nilai bangunan 70.000 gulden. Maka pada 9 September 1923 dilaksanakan peletakkan batu pertama, sedangkan pembangunan fisik memakan waktu 7 bulan. Pada waktu itu tender dimenangkan oleh Algemeen Ingenieurs Architecten Bureau (Biro AIA). Arsitek ditangani oleh Ir Frans Johan Lauwrens Ghijsels (1882-1947). Pria kelahiran Tulung Agung, 8 September 1882. Ia seorang arsitek yang cukup popular. Ia pernah menjadi arsitek untuk membangun gedung-gedung di Batavia antara lain bangunan Stasiun Kota, Vrijmetselaarslogre, sekarang Gedung Bappenas. Demi mengenang jasanya maka nama arsitek ini diabadikan pada prasasti di lantai Gereja Santo Yoseph, pasca renovasi tahun 2002, tepat pada posisi altar lama. Kemudian gedung diberkati oleh Pemberkatan gedung dilakukan Mgr Van Velsen, SJ, pada 6 April 1924.


Pada awalnya Gereja ini hanya menampung 400 orang umat, dari sekitar 1.052 orang umat pada waktu itu. Maka pada tahun 1970 gereja diperluas ke bagian kiri dan menyatu dengan rumah para pastor SVD (Societas Verbi Divini). Kemudian perluasan ini diberkati Pastor C Van Iersel, SVD. Perluasan ini membentuk huruf ‘L’ sehingga dapat menampung 800 orang. Kemudian Pastor Jan Lali, SVD, menjadi pastor kepala paroki pertama yang pribumi di gereja ini (1974-1979). Realisasi pembangunan fisik dimulai 2001 dengan arsitek Ir Erawan Kartawidjaja. Setelah melalui proses konsultasi dengan Dinas Museum dan Pemugaran DKI, keluarlah IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) kedua pada 9 Juli 2001. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 2001, pada masa Pastor Johanes Madiaadnyana, SVD. Selama 30 tahun umat gereja ini didominasi orang Belanda. Sementara itu, pada tahun 1921 jumlah umat mencapai 1.052 orang, dan sempat berkembang pesat hingga 13.000 orang pada tahun 1985. Namun karena pemekaran wilayah pelayanan umat ini pun tersebar, hingga tahun 2018 umat mencapai 5.517 orang.


Penulis: Silvester Detianus Gea

Referensi

2. Nani Bl. de Rozari dan A. J. S. Tjokrowardojo. 2006. Di Bawah Lindungan Santo Yoseph-Refleksi Perjalanan Umat Paroki Matraman 1909-2006. Jakarta: Paroki Matraman.

1 comments:


EmoticonEmoticon