Rasul Petrus Paus Pertama



Banyak orang mengutip tulisan St. Irenaeus yang kemudian gagal untuk memahaminya. Kegagalan itu akhirnya menimbulkan kesimpulan bahwa Linus adalah Paus pertama Katolik Roma.

Berikut kutipan tulisan St. Irenaeus yang dimuat oleh www.newadvent.org

“blessed apostles, then, having founded and built up the Church, committed into the hands of Linus the office of the episcopate. Of this Linus, Paul makes mention in the Epistles to Timothy. To him succeeded Anacletus; and after him, in the third place from the apostles, Clement was allotted the bishopric.”


Bagaimana menjelaskan isi kutipan di atas?
Nama Linus disebut dalam surat 2 Tim. 4:21, di mana surat itu dikirim oleh Rasul Paulus kepada Timotius. Dengan demikian kita tahu bahwa Linus berada di wilayah di mana Timotius berada dan bukan di Roma. Tulisan St. Irenaeus di atas menjelaskan kepada kita bahwa setelah Rasul-Rasul yang terberkati (Petrus dan Paulus) membangun Gereja, mereka memberikan kepada Linus tugas penggembalaan.

Dalam hal ini yang dimaksud adalah ketika Petrus akan meninggalkan kota Roma untuk menghadiri sidang Yerusalem. Linus sebagai Uskup pertama yang ditahbiskan oleh Rasul Paulus menggantikan Petrus untuk sementara. Ketika Petrus selesai mengikuti sidang Yerusalem, maka ia kembali ke Roma. Petrus menjadi Uskup sekaligus Paus hingga tahun 67. Pada masa penganiayaan di bawah kepemimpinan Kaisar Nero, Rasul Petrus dan Paulus yang bersama di Roma mengalami kemartiran/dibunuh karena tidak meninggalkan iman mereka. Selama Petrus memimpin, Linus menjadi asisten Rasul Petrus. Setelah Petrus wafat, maka Linus menggantikan penggembalan yang diemban Petrus.

Bukti-bukti lain yang mengatakan Petrus sebagai Uskup sekaligus Paus pertama Katolik Roma ditulis oleh beberapa Bapa Gereja:

1. St. Klemens dari Roma, dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus (96): ((1 Klemens 5: 1-6. Klemens adalah murid rasul Petrus dan ditahbiskan oleh Petrus, mengisahkan peran Petrus dan kematiannya))
“…. Perhatikanlah teladan yang luhur dari generasi kita sendiri… Pilar yang terbaik [yaitu Gereja Roma] telah dianiaya…. Mari memusatkan mata hati kita kepada Rasul-rasul yang baik itu: Petrus, yang menderita… tidak hanya mengalami satu atau dua kali tetapi banyak kesulitan, dan karenanya pergi ke tempat kemuliaan yang sesuai…. Paulus menunjukkan jalan kepada penghargaan atas ketahanan [iman]… telah beralih dari dunia ini ke tempat yang suci… Terhadap kedua orang ini yang telah hidup dalam kekudusan harus ditambahkan banyak sekali orang yang menderita penganiayaan… yang menjadi contoh yang bersinar di tengah-tengah kita.”

Kesaksian St. Klemens ini penting, karena St. Klemens adalah Paus yang ketiga setelah Rasul Petrus. Urutan Paus: Petrus (sampai 67), Linus (67-79, lih. 2 Tim 4:21), Anacletus (79-85) dan Klemens (85-96). ((Urutan ini diketahui dari tulisan St. Irenaeus, dalam Against Heresies, 3,3,3, ANF, 1:416))

2. St. Ignatius dari Antiokhia (35-107), Uskup Antiokhia, yang adalah murid Rasul Yohanes, dan kemungkinan juga adalah murid rasul Petrus, karena Petruspun pernah tinggal di Antiokhia. Sebelum wafatnya sebagai martir di Roma, ia menulis 7 surat yaitu kepada gereja- gereja di Ephesus, Magnesia, Tralles, Philadelphia, Smyrna, kepada Polycarpus, dan juga gereja Roma. Topik suratnya antara lain mengenai kelahiran Yesus, hirarki, Ekaristi, Kehadiran Yesus yang nyata dalam Ekaristi.

3. Eusebius, (260- 340) Uskup Caesarea dan Bapa Sejarah Gereja.
“Tahun kedua dari duaratus lima olympiad: Rasul Petrus, setelah mendirikan Gereja di Antiokhia, dikirim ke Roma, di mana ia tinggal sebagai uskup di kota tersebut, berkhotbah selama dua puluh lima tahun… Tahun ketiga dari duaratus lima olympiad: Markus Penginjil, interpreter Rasul Petrus mengabarkan Kristus ke Mesir dan Alexandria…. Tahun keempat dari duaratus sebelas olympiad: Nero adalah yang pertama… mengadakan penganiayaan umat Kristen, yang karenanya Petrus dan Paulus wafat dengan mulia di Roma.” ((Eusebius, The Chronicle42, 43, 68, Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1: 291))

“Di jaman Claudius [Kaisar Roma, 41-54 AD], penyelenggaraan alam semesta…. membawa kepada Roma seorang rasul yang terkuat dan terbesar, yang dipilih untuk menjadi juru bicara dari rasul-rasul yang lain, yaitu Rasul Petrus… ” ((Eusebius, History of the Church, 2, 14, 6, Williamson trans, 49))

“Para pendengar Petrus di Roma yang yakin akan terang agama yang sejati, tidak puas dengan mendengarkan ajaran lisan tentang pesan ilahi, mereka memohon dengan secala cara untuk mempengaruhi Markus (yang Injilnya kita punyai sekarang), kerena ia adalah murid Petrus, untuk meninggalkan kepada mereka ringkasan tertulis tentang perintah-perintah yang telah mereka terima secara lisan,……dan oleh karena itu [ia] bertanggungjawab menuliskan apa yang kita kenal sebagai Injil Markus….. Klemens mengutip kisah ini dalam Outline buku VI, dan dikonfirmasi oleh Uskup Papias dari Hierapolis…, bahwa Markus disebut oleh Petrus di suratnya yang pertama, yang dikatakannya ditulis di Roma itu sendiri, seperti yang diindikasikan olehnya ketika ia menyebutkan kota itu secara figuratif sebagai Babilon.” ((Eusebius, History of the Church, 2, 15, Williamson trans, 49)).

4. Doktrin Addai (Dokumen gereja Siria 400).
“[…. Aggai yang mentahbiskan imam-imam di Siria, dibunuh sebagai martir pada saat mengajar di gereja oleh anak Abgar. Penerusnya, Palut, diharuskan ke Antiokhia untuk menerima konsekrasi episkopal, yang diterimanya dari Uskup Serapion, Uskup Antiokhia] yang juga menerima penumpangan tangan dari Zephyrinus, Uskup dari kota Roma dari penerusan penumpangan tangan dari imamat Simon Petrus (Kepha), yang diterimanya dari Tuhan kita, ia [Petrus] yang menjadi Uskup di Roma selama 25 tahun pada masa Kaisar Nero yang bertahta di sana selama 13 tahun lamanya.” ((Doctrine of Addai di Actholic Encyclopedia (New York: Robert Appleton Co., 1909), 5:88.)) [disadur dari katolisitas].


Disunting oleh Silvester Detianus Gea

Alumnus Universitas Atma Jaya Jakarta
Jurusan Ilmu Pendidikan Teologi-Sekarang, Pendidikan Keagamaan Katolik.


EmoticonEmoticon