Penghormatan Istimewa (Hiperdulia) Kepada Santa Maria


 Foto Silvester Detianus Gea.

"Untuk menyelamatkan jiwa-jiwa para pendosa, Allah berkehendak membentuk devosi kepada Hatiku Yang Tak Bernoda di dunia ini."

-Santa Perawan Maria, Fatima, 13 Juli 1917-

DASAR ALKITABIAH

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Luk 1:28,35)

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:38)

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? (Luk 1:43)

Tetapi Ia menjawab mereka: "IbuKu dan saudara-saudaraKu ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." (Luk 8:21)

Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibuNya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. (Luk 2:51-52)

Ketika Yesus melihat ibuNya dan murid yang dikasihiNya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibuNya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kataNya kepada murid-muridNya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yoh 19:26-27)

Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (Gal 4:4)

AJARAN GEREJA: MAGISTERIUM

Karena Maria dipilih menjadi bunda Penebus, "maka ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang sekian luhur" (LG 56). Waktu pewartaan, malaikat menyalaminya sebagai "penuh rahmat" (Luk 1:28). Supaya dapat memberikan persetujuan imannya kepada pernyataan panggilannya, ia harus dipenuhi seluruhnya oleh rahmat Allah.
-Katekismus Gereja Katolik 490-

Dalam perkembangan sejarah, Gereja menjadi sadar bahwa Maria, "dipenuhi dengan rahmat" oleh Allah (Luk 1:28), sudah ditebus sejak ia dikandung. Dan itu diakui oleh dogma "Maria Dikandung tanpa Noda Dosa", yang diumumkan pada tahun 1854 oleh Paus Pius IX: ... bahwa perawan tersuci Maria sejak saat pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal" (DS 2803).
-Katekismus Gereja Katolik 491-

Bapa-bapa Gereja Timur menamakan Bunda Allah "Yang suci sempurna" [panhagia]: mereka memuji dia sebagai yang "bersih dari segala noda dosa, seolah-olah dibentuk oleh Roh Kudus dan dijadikan makhluk baru" (LG 56). Karena rahmat Allah, Maria bebas dari setiap dosa pribadi selama hidupnya.
-Katekismus Gereja Katolik 493-

Adapun dalam tata rahmat itu peran Maria sebagai Bunda tiada hentinya terus berlangsung, sejak persetujuan yang dengan setia diberikannya pada saat Warta Gembira, dan yang tanpa ragu-ragu dipertahankannya di bawah salib, hingga penyempurnaan kekal semua para terpilih. Sebab sesudah diangkat ke surga, ia tidak meninggalkan peran yang membawa keselamatan itu, melainkan dengan aneka perantaraannya ia terus-menerus memperolehkan bagi kita karunia-karunia yang menghantar kepada keselamatan kekal... Oleh karena itu di dalam Gereja santa Perawan disapa dengan gelar: pengacara, pembantu, penolong, dan perantara" (LG 62).
-Katekismus Gereja Katolik 969-

Adapun peran keibuan Maria terhadap umat manusia sedikit pun tidak menyuramkan atau mengurangi pengantaraan Kristus yang tunggal itu, melainkan justru menunjukkan kekuatannya. Sebab segala pengaruh santa Perawan Maria yang menyelamatkan manusia... berasal dari kelimpahan pahala Kristus. Pengaruh itu bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya" (LG 60). "Sebab tiada makhluk satu pun yang pernah dapat disejajarkan dengan Sabda yang menjelma dan Penebus kita. Namun seperti imamat Kristus secara berbeda-beda ikut dihayati oleh para pelayan (imam) maupun oleh umat beriman, dan seperti satu kebaikan Allah dengan cara yang berbeda-beda pula terpancarkan secara nyata dalam makhluk-makhluk, begitu pula satu-satunya pengantaraan Penebus tidak meniadakan, melainkan membangkitkan pada makhluk-makhluk aneka bentuk kerja sama yang berasal dari satu-satunya sumber" (LG 62).
-Katekismus Gereja Katolik 970-

Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia" (Luk 1:48). "Penghormatan Gereja untuk Perawan Maria tersuci termasuk dalam inti ibadat Kristen" (MC 56). "Tepatlah bahwa ia dihormati oleh Gereja dengan kebaktian istimewa. Memang sejak zaman kuno santa Perawan dihormati dengan gelar 'Bunda Allah'; dan dalam segala bahaya dan kebutuhan mereka umat beriman sambil berdoa mencari perlindungannya... Kebaktian Umat Allah terhadap Maria... meskipun bersifat istimewa, namun secara hakiki berbeda dengan bakti sembah sujud, yang dipersembahkan kepada Sabda yang menjelma seperti juga kepada Bapa dan Roh Kudus, lagi pula sangat mendukungnya" (LG 66). Ia mendapat ungkapannya dalam pesta-pesta liturgi yang dikhususkan untuk Bunda Allah Bdk. SC 103. dan dalam doa marian - seperti doa rosario, yang merupakan "ringkasan seluruh Injil" Bdk. MC 42..
-Katekismus Gereja Katolik 971-

Dalam Injil-injil Maria dinamakan "Bunda Yesus" (Yoh 2:1; 19:25). Oleh dorongan Roh Kudus, maka sebelum kelahiran Puteranya ia sudah dihormati sebagai "Bunda Tuhan Ku" (Luk 1:43). la, yang dikandungnya melalui Roh Kudus sebagai manusia dan yang dengan sesungguhnya telah menjadi Puteranya menurut daging, sungguh benar Putera Bapa yang abadi, Pribadi kedua Tritunggal Mahakudus. Gereja mengakui bahwa Maria dengan sesungguhnya Bunda Allah, [Theotokos, Yang melahirkan Allah].
-Katekismus Gereja Katolik 495 -

TRADISI SUCI

St. Irenaeus (180)
“Ikatan ketidaktaatan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria. Apa yang terikat oleh ketidakpercayaan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria."

Perawan yang tak berdosa, tidak bernoda, tanpa cacat, tanpa tersentuh, tanpa cela, kudus dalam tubuh dan jiwa, seperti bunga lili yang mekar di antara semak duri …. Bahkan sebelum kelahiran Kristus, ia telah dikuduskan bagi Allah … Murid yang kudus, … bijaksana di dalam pikiranmu, bersatu dengan Tuhan di dalam hatimu, perkataanmu layak dipuji, tetapi terlebih lagi perbuatanmu…. (Theodotus, Homily 6:11 dalam Fr. Luigi Gambero, Mary and the Fathers of the Church, p. 268)

Germanus dari Konstantinopel (683)
Engkau adalah ia, …. yang nampak dalam kecantikan, dan tubuhmu yang perawan adalah semuanya kudus, murni, keseluruhannya adalah tempat tinggal Allah, sehingga karena itu dibebaskan dari penguraian menjadi debu. Meskipun masih manusia, tubuhmu diubah ke dalam kehidupan surgawi yang tidak dapat musnah, sungguh hidup dan mulia, tidak rusak dan mengambil bagian dalam kehidupan yang sempurna

Yohanes Damaskinus (697)
Adalah layak bahwa ia, yang tetap perawan pada saat melahirkan, tetap menjaga tubuhnya dari kerusakan bahkan setelah kematiannya. Adalah layak bahwa dia, yang telah menggendong Sang Pencipta sebagai anak di dadanya, dapat tinggal di dalam tabernakel ilahi. Adalah layak bahwa mempelai, yang diambil Bapa kepada-Nya, dapat hidup dalam istana ilahi. Adalah layak bahwa ia, yang telah memandang Putera-Nya di salib dan yang telah menerima di dalam hatinya pedang duka cita yang tidak dialaminya pada saat melahirkan-Nya, dapat memandang Dia saat Dia duduk di sisi Bapa. Adalah layak bahwa Bunda Tuhan memiliki apa yang dimiliki oleh Putera-nya, dan bahwa ia layak dihormati oleh setiap mahluk ciptaan sebagai Ibu dan hamba Tuhan.

Origen (244)
Bunda Perawan dari Putera Tunggal Allah disebut sebagai Maria, yang layak bagi Tuhan, yang tidak bernoda, hanya satu-satunya.

Efraim (361)
Engkau sendiri dan Bunda-Mu adalah yang terindah daripada semua yang lain, sebab tak ada cacat cela di dalamMu dan noda pada Bunda Mu....

Ireneus (125-202)
Perawan Maria, yang taat kepada Sabda-Nya menerima Kabar Gembira dari malaikat Gabriel bahwa Yesus akan melahirkan Tuhan.

Sirilius dari Alexandria (376-444)
Bunda Maria, Bunda Allah...., bait Allah yang kudus yang di dalamnya Tuhan sendiri dikandung... Sebab jika Tuhan Yesus adalah Allah, bagaimana mungkin Bunda Maria yang mengandungNya tidak disebut sebagai Bunda Allah?

REFLEKSI TEOLOGIS

Sebagai ibu sejati, Maria tidak pernah memandang kemuliaannya sebagai miliknya sendiri. Sebab ia menegaskan, ia hanya melakukan kehendak Allah, " Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:38). Bahkan ketika menyadari karunia-karunianya yang lebih besar, ia mengakui bahwa semua itu adalah karunia, " sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia" (Luk 1:48). Dari pihaknya, jiwa Maria "memuliakan" bukan dirinya sendiri, melainkan "Tuhan" (Luk 1:46).
-Scott Hahn, Hail Holy Queen: The Mother of God in the Word of God-

Penghormatan istimewa (hiperdulia) Gereja Katolik kepada Bunda Maria didasarkan sedikitnya empat alasan :
1. Allah telah terlebih dahulu menghormati Maria dengan memilihnya menjadi ibu bagi PuteraNya, Yesus Kristus (bdk Luk 1:28,36)
2. Bunda Maria bekerja sama dengan rahmat Allah secara sempurna (bdk Luk 1:38)
3. Gereja meneladani dan mengikuti teladan Yesus Kristus yang menghormati Bunda-Nya (bdk Luk 2:51-52).
4. Gereja menghormati pesan Kristus yang terakhir, untuk menerima bundaNya, Bunda Maria sebagai Bunda umat beriman (bdk Yoh 19:26-27)

Prinsipnya, Maria bukan hanya sekedar ‘alat’ saja yang sama dengan para nabi atau para pengkhotbah jaman sekarang. Karena harus diakui, ia adalah seorang yang dipilih sejak semula untuk melahirkan Tuhan Yesus. Jadi beberapa alasan Gereja Katolik menghormati Maria secara khusus dapat kita lihat sebagai berikut:

1. Maria adalah Tabut Perjanjian Baru, yang merupakan pemenuhan dan penyempurnaan tabut Perjanjian Lama. Alkitab menyebutkan bahwa tabut Perjanjian Lama yang berisi Kitab Taurat Musa, dua loh batu kesepuluh Perintah Allah, roti manna dan tongkat Harun; sangat dikuduskan Allah. Semua itu diperintahkan Allah untuk diletakkan di tempat yang disebut sebagai tempat Mahakudus dalam kemah/ bait Allah, dan hanya imam agung yang dapat masuk ke tempat tersebut. Jika imam itu masuk ke sana dalam keadaan tidak kudus maka ia akan mati (Im 22:9). Hal ini dijabarkan dengan sangat mendetail dalam Kitab Perjanjian Lama. Kita membaca Kitab Perjanjian Lama, yang menjabarkan betapa Allah begitu sangat spesifik mensyaratkan bagaimana tabut Perjanjian Lama harus dibuat (Kel 25-31), berapa ukurannya, bahannya, seniman yang membuatnya (Kel 31:1-6), dst . Belum lagi pada waktu tabut perjanjian itu hilang dan kemudian diketemukan pada jaman raja Daud, maka ketika orang yang menopang tabut itu secara tak sengaja menyentuh tabut itu, langsung ia dihukum mati oleh Tuhan, sebab orang itu tidak kudus (2 Sam 6:6-7).Nah, sekarang Maria adalah Tabut Perjanjian Baru. Ia mengandung Sabda yang menjadi manusia (Yoh1:14). Kristuslah Sabda kasih Allah yang tidak lagi tertulis di atas batu, melainkan Sabda yang menjadi daging. Ialah Roti hidup (Yoh 6:35) yang melebihi roti manna. Dengan demikian, tidak mungkin Bunda Maria itu sama seperti orang biasa, Ia pasti dikuduskan Allah yang dengan kekudusan yang lebih sempurna dengan tabut Perjanjian Lama yang berisi ‘benda mati’. Maria dikuduskan oleh karunia rahmat Allah, dan memang demikianlah halnya, seperti yang kita ketahui dalam sapaan malaikat Gabriel saat menyampaikan kabar gembira kepada Maria, “Salam, hai engkau yang dikaruniai (Hail, full of grace)…. engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah… Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Maha Tinggi akan menaugi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah (Luk 1:28, 30, 35).Jadi, jika kita semua mau jujur, seperti apapun orang yang dipakai Tuhan, apakah itu nabi terbesarGoa pengkhotbah manapun yang melakukan mukjizat, atau yang mendapatkan penglihatan ke neraka dan surga sekalipun, tidak ada yang dapat melebihi Maria, yang mengandung Tuhan Yesus, Sang Allah Putera yang menjelma menjadi manusia. Mereka yang menjadi alat Tuhan (entah itu nabi, pengkhotbah, dst) ‘hanya mengandung’ Kristus secara spiritual, namun tidak juga secara jasmani rohani seperti Bunda Maria, sebagai ibu-Nya.

2. Maria adalah ‘murid’ Yesus yang pertama, yang dengan ketaatan dan kesediaannya menjadi ibu Yesus, melaksanakan kehendak Bapa. Mat 12:48-50 yang mengatakan, “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku? (Who is my mother, and who is my brethern/ brothers?) … Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-ku perempuan, dialah ibu-Ku,” malah sebenarnya bermaksud memuji Maria sebagai “yang melakukan kehendak Bapa.” Di sini kita ketahui Yesus mempunyai dua maksud, bahwa: Yang pertama, Ia lebih mementingkan hubungan yang bukan sekedar hubungan darah, melainkan hubungan spiritual yang melebihi hubungan darah. Kedua, Ia juga memuji Maria, sebagai ibu-Nya yang mentaati kehendak Bapa; sebab Ia menggunakan kata tunggal “Ibu (mother)”, bukan seperti kata jamak kepada saudara-saudara-Nya (brethern/brothers). Jika posisi Maria tidak istimewa, atau sama dengan semua perempuan lain yang melakukan kehendak Bapa, maka Ia akan mengatakan, “Siapa ibu-ibu-Ku?” (‘My mothers‘)

3. Keistimewaan Maria juga dilihat dari perannya untuk membawa orang lebih dekat kepada Yesus. Pada peristiwa perkawinan di Kana, saat Bunda Maria mengatakan pada Yesus bahwa mereka kehabisan anggur, dan Yesus sepertinya awalnya tidak bermaksud mengadakan mukjizat, namun oleh permohonan Maria, Yesus melakukannya juga (Yoh 2:1-11). Perkataan Yesus kepada Maria pada saat itu diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Indonesia sebagai, “Mau apakah engkau daripadaKu, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Sedangkan pada Jerusalem Bible yang diakui oleh semua orang Kristen, kalimat sesungguhnya adalah, “Woman, why have you turn to Me? My hour has not yet come.” Jadi seharusnya bukan ‘ibu’, tetapi ‘perempuan’. Sapaan ini tentu bukan sapaan lazim seorang anak kepada ibunya. Namun, kata ‘perempuan’/ ‘woman’ di sini adalah untuk menunjukkan bahwa Maria adalah seorang ‘perempuan’ yang dijanjikan oleh Allah sejak semula untuk mengandung Yesus yang akan mengalahkan Iblis (Kej 3:15); dan Maria adalah seorang ‘perempuan’ yang dipercayakan Yesus sebelum wafat-Nya di kayu salib kepada murid yang dikasihi-Nya (Yoh 19:26). Maria adalah ‘perempuan’ yang disebutkan di dalam kitab Wahyu (Why 12). Maka jika Yesus adalah Adam yang baru; Maria adalah Hawa yang baru, yang dipercayakan Kristus menjadi ibu para murid yang dikasihi-Nya, yaitu sebagai Bunda Gereja.

4. Gereja Katolik sangat berhati-hati untuk menyatakan penampakan Bunda Maria di suatu tempat itu termasuk yang otentik (sungguh terjadi) atau tidak. Penampakan di Lourdes (1858) misalnya membutuhkan waktu empat tahun baru diakui oleh pihak Gereja setempat (1864), setelah memang terjadi banyak mukjizat di tempat itu. Pada penampakan ini, Bunda Maria menyatakan dirinya sebagai “Immaculate Conception” (Perawan yang dikandung tidak bernoda), kepada Bernadette Soubirous, seorang gadis desa yang buta huruf. Ini merupakan konfirmasi dari doktrin Maria yang dikandung tidak bernoda, yang dikeluarkan Gereja Katolik oleh Bapa Paus Pius IX pada tahun 1854. Lebih lanjut mengenai makna doktrin ini telah saya tuliskan di artikel Maria dikandung tanpa noda: apa maksudnya? (silakan klik).Penghormatan kepada Maria tidak pernah menjadi lebih utama dari pada penghormatan kepada Yesus. Karena Gereja Katolik selalu melihat Bunda Maria sebagai Bunda yang menghantar kita kepada Yesus. Hal ini sesuai dengan sikap Maria yang selalu mengarahkan kita kepada Yesus Puteranya, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu.” (Yoh 2:5).Jika Samuel pernah mengunjungi Lourdes, anda akan melihat bahwa ada banyak bukti mukjizat kesembuhan yang sangat luar biasa terjadi di sana, (dokumennya dapat dilihat oleh para turis) yang telah dikonfirmasi oleh pihak dokter sebagai sesuatu ‘mukjizat’ yang tidak dapat dijelaskan secara medis (karena tempat berziarah berdekatan dengan rumah sakit yang dapat menguji kesembuhan tersebut, sehingga bukan rekayasa). Ini tentunya suatu kenyataan yang cukup menguatkan; bandingkan dengan menjamurnya video kesembuhan para pengkhotbah ternama di u-tube yang ternyata merupakan rekayasa. Sekarang tinggal berpulang kepada penilaian kita, manakah yang dapat kita katakan sebagai buah pekerjaan Tuhan, mana yang bukan. Sebab, memang saya juga setuju bahwa Iblis juga dapat melaksanakan hal yang dashyat (2 Kor 11:14).
-Stefanus Tay dan Inggrid Listiati Tay, katolisitas.org-

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:38)

"Simpul ketidaktaatan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria. Hal-hal yang diikat oleh perawan Hawa dengan ketidakpercayaannya, dilepaskan oleh Maria dengan imannya."
-Santo Ireneus-

"Semua Bapa Gereja dengan jelas menguraikan amanat yang dibawa oleh Hawa Baru (Maria), yakni: patuh kepada Allah, yang adalah Putranya, mempelainya, Bapanya. Para penyair abad pertengahan meringkasnya secara indah dengan menampilkan salam Malaikat Gabriel AVE (salam dalam bahasa Latin) sebagai kebalikan dari nama EVA (nama Hawa dalam bahasa Latin). Demikianlah juga, kecenderungan berontak yang diwariskan Hawa kepada anak-anaknya -kepada Anda dan saya- dibalik, dan diganti dengan kesediaan untuk patuh, yang diteladankan Maria kepada kita."
-Scott Hahn, Hail Holy Queen: The Mother of God in the Word of God-

Santa Perawan Maria dari Fatima
Doakanlah kami.
Amin.



Disunting oleh Silvester Detianus Gea


EmoticonEmoticon