Dia Yang Terlupakan


Nancy J. Duff dalam buku Blessed One-Terberkatilah Engkau-Perspektif Gereja Protestan tentang Maria berkata: “…umat Protestan praktis selama ini telah mengabaikan diri Maria. Umat Protestan selalu mengulang peneguhan iman mereka bahwa Yesus “dilahirkan oleh anak dara Maria”, kadang juga menyanyikan Ave Maria pada upacara perkawinan dan secara berkala mengakui Maria pada hari raya Natal, namun mereka jarang menganggap penting sosok Maria untuk maksud kontemplasi di dalam puji-pujian maupun pembentukan kerohanian. Umat Protestan selama ini banyak mencurahkan perhatian mereka terhadap kontroversi atas doktrin mengenai kelahiran Yesus dari seorang Perawan, tetapi jarang menyebut Perawan itu (Maria) di dalam khotbah, madah maupun doa.

Bunda Maria adalah figur yang selalu ditampilkan ketika perayaan natal tiba. Ada suatu keanehan jika denominasi Kristen tertentu mengabaikan siapa yang melahirkan Sang Juruselamat. Bayangkan jika ibu anda tidak diakui oleh orang yang anda cintai, apa yang anda lakukan? Tentu saja anda merasa kecewa. Terlepas dari ketuhanan Yesus, ia juga manusia yang pernah hidup dan diasuh orang tuanya (bdk. Luk. 2:51). Melupakan historis bahwa Maria sungguh-sungguh melahirkan Yesus di Betlehem membawa dampak buruk. Salah satu dampak buruk adalah menuduh umat Katolik menyembah Maria.

Apakah tuduhan mereka benar? Tidak! Lalu mengapa Maria begitu popular dalam iman Katolik? Adakah dasar Alkitabnya? Ya, ada! Iman Katolik bukanlah iman yang buta akan Alkitab. Namun dalam iman Katolik ada 2 pilar yakni Alkitab dan Tradisi Suci Para Rasul serta Magisterium sebagai penopang dan penjaga ajaran. Mengapa Maria Bunda Yesus sangat dihormati dan dikagumi oleh umat Katolik? Artikel ini akan membahas dari perspektif Alkitab dan sudut pandang beberapa teolog Protestan, bagaimana Maria mempunyai peran besar dalam karya keselamatan.

Joel B. Green dalam buku Blessed One-Terberkatilah Engkau-Perspektif Gereja Protestan tentang Maria mengutip Thomas D’Sa: “Maria dengan demikian menyatakan dirinya sebagai tokoh kontra yang melawan kultur yang didominasi oleh kaum pria dan dengan demikian menjalani hidupnya dengan berpatokan pada berbagai pola dan irama yang berasal pada karya penyelamatan Allah”. Telah kita ketahui bersama bahwa manusia pertama yang jatuh dalam dosa adalah Hawa (Kej. 3:6-7). Maria membuka harapan baru dan mengangkat derajat kaum Hawa yang telah jatuh karena dosa. Keturunan Hawa, yakni Maria. Maria inilah yang akan melahirkan Yesus yang akan meremukkan kepala Iblis (Kej. 3:15). Maria meremukkan iblis karena ketaatannya pada rencana Allah, demikian pula Yesus meremukkan iblis karena ketaatan-Nya pada Bapa. Maria adalah perawan yang suci dan telah ditetapkan oleh Allah sebagai Bunda Yesus. Maria terpilih dari antara perempuan, karena Ia seorang yang taat dan patuh pada kehendak Allah (Yes. 7:14, Mat. 1:23).

Ketika malaikat Gabriel datang ke rumah maria, ia menyampaikan salam. Malaikat Gabriel berkata: Salam, hai engkau yang dikarunia, Tuhan menyertai engkau (Luk. 1:28). Maria terkejut ketika mendengar salam dari malaikat Gabriel. Maria sendiri bertanya dalam hatinya mengapa malaikat Gabriel memberi salam yang sangat mulia itu (Luk.1:29). Sebab sepatutnya Maria-lah yang memberi penghormatan kepada malaikat Gabriel. Namun, malaikat Gabriel menyahut bahwa Maria beroleh dan akan rahmat untuk mengandung seorang anak laki-laki (bdk. Luk. 1:30-31).

Ketaatan dan kepatuhan Maria kepada Allah amat terbukti dalam reaksinya menanggapi kabar dari malaikat Gabriel. Maria berkata: sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu (Luk. 1:38). Maria menerima kabar dari malaikat Gabriel dengan penuh kegembiraan. Kegembiraan itu terlihat ketika Maria mengunjungi Elisabet. Ketika Maria memberi salam kepada Elisabet, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabeth penuh dengan Roh Kudus (Bdk. Luk. 1:39-41). Maria memberikan salam kepada Elisabet.

Maria penuh dengan Roh Kudus, maka Elisabet berseru dengan suara nyaring: Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? (Luk. 1:42-43). Lalu Maria melantunkan pujian: jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku. Sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.

Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus (Luk. 1:46-49).

Maria memadahkan pujian kepada Tuhan karena rahmat yang dilimpahkan padanya. Bunda Maria disebut berbahagia oleh segala keturunan (Bdk. Luk. 1:50-53). Maria adalah teladan bagi kaum beriman Katolik. Karena keteladanan Maria, karya keselamatan dapat terlaksana. Maria patut diberi penghormatan yang istimewa. Maria membuktikan kepatuhan dan ketaatannya kepada Allah melalui tindakan dan perbuatan. Maria tidak menolak rencana Allah dalam hidupnya, meskipun berat. Maka, bunda Maria menjadi tanda besar yang patut diteladani oleh umat beriman (Why. 12:1-6).

Maria adalah seorang ibu yang bertanggungjawab terhadap anaknya. Tindakan itu terlihat ketika Yesus ketinggalan di Yerusalem (Bdk. Luk. 2:41-44). Maria penuh tanggungjawab terhadap anaknya. Meskipun jarak Yerusalem dan Nazaret cukup jauh, namun Maria berusaha kembali lagi ke Bait Allah. Maria rela berkorban demi anaknya Bahkan Simeon berkata, bahwa suatu pedang akan menembus jiwa Maria. Jiwa Maria bagai ditembus pedang, ketika menyaksikan Putranya sengsara (Mat. 27:27-31, Mrk. 15:16-20, Yoh. 19:2-3), disalibkan ( Mat. 27:32-44, Mrk. 15:21-32, Luk. 23:26,33-43, Yoh. 19:17-24) dan wafat ( Mat. 27:45-56, Mrk. 15:33-41, Luk. 23:44-49, Yoh. 19:28-30) dikuburkan (Mat. 27:-61, Mrk. 15:42-47, Luk. 23:50-56, Yoh. 19:38-42), bangkit ( Mat. 28:1-10, Mrk. 16:1-8, Luk. 24:1-12, Yoh. 20:1-10).

Bunda Maria mengandung dari Roh Kudus. Bunda Maria melahirkan seorang anak laki-laki yang menyelamatkan umatnya dari dosa mereka. Bunda Maria menggenapi nubuat dalam Kitab Yesaya. Bunda Maria melahirkan seorang penyelamat yang menyertai umat-Nya (bdk. Mat. 1:18-25). Ketika penyingkiran ke Mesir, Bunda Maria penuh tanggugjawab untuk membawa anaknya. Bunda Maria tidak melepas tanggungjawabnya sebagai ibu Yesus (Mat 2:13-15). Begitu pula ketika kembali dari Mesir, bunda Maria penuh tanggungjawab untuk mengurus anaknya. Bunda Maria memberikan teladan yang baik bagi para ibu (Mat. 1:19-23).

Selain itu, Bunda Maria, seorang yang peduli dan solider terhadap kepentingan orang lain. Ketika dalam perkawinan di Kana yang di Galilea kehabisan anggur. Bunda Maria memberitahukan kepada Yesus, bahwa tuan rumah kehabisan anggur. Bunda Maria mengatakan kepada para pelayan; buatlah apa yang dikatakan Yesus kepadamu. Maka, Yesus pun melakukan mukjizat mengubah air menjadi anggur (Yoh. 2:1-11). Kepedulian dan solidaritas bunda Maria patut diteladani oleh umat beriman. Bunda Maria tidak melihat siapa yang dibantu. Tetapi bunda Maria turut peduli dan solider dengan apa yang dialami oleh tuan rumah. Kepedulian dan solidaritas bunda Maria, akhirnya membuat pesta semakin meriah dan tuan rumah merasa bahagia.

Yesus telah memberikan tanggungjawab kepada para rasul untuk menjaga Bunda-Nya. Yesus memberi tanggugjawab besar itu, ketika Ia akan wafat di atas kayu salib. Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya, Maria isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya:”Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya:”INILAH IBUMU!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya (Yoh. 19:25-27). Setelah Yesus naik ke surga, bunda Maria tinggal bersama para rasul. Mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, bersama dengan ibu Yesus (Kis. 1:6-14).




Daftar Pustaka:
- Alkitab. Lembaga Alkitab Indonesia, 2012.
- Beverly Roberts Gaventa, dkk. 2006. Blessed One Terberkatilah Engkau-erspektif Gereja Protestan Tentang Maria, Medan: Bina Media Perintis.


Penulis Silvester Detianus Gea


EmoticonEmoticon